1

Rambut ‘Balon’ Bantu Hambat Pertumbuhan Kanker Remaja 14 Tahun Ini

Kabar6-Seorang remaja 14 tahun bernama Jessica Brett, divonis menderita kanker terminal, yaitu tingkat paling parah dari penyakit kanker dan tidak bisa disembuhkan. Karena itulah, Jessica harus menjalani perawatan khusus.

Sebuah prosedur khusus, melansir Telegraph, dilakukan oleh dokter untuk menghambat pertumbuhan kanker, yaitu menanamkan semacam balon di kulit kepala Jessica untuk menghambat pertumbuhan kanker. Butuh waktu lebih dari enam bulan untuk melakukan perawatan terhadap Jessica hingga kondisinya membaik.

Menurut dokter, memasang balon di kulit kepala Jessica adalah prosedur terbaru yang bisa membantu Jessica melawan keganasan kanker.

Meskipun rambut di kepalanya terlihat cukup unik, Jessica tidak malu dengan tampilan tersebut. Ibunda Jessica yang bernama Becky (39), mengatakan bahwa putrinya adalah seorang anak yang penuh percaya diri dan memiliki semangat tinggi untuk sembuh dari kanker yang dideritanya.

“Jessica tampak seperti ia punya roti di atas kepala, namun ia menyukainya. Orang-orang nampaknya juga suka dengan gaya rambut yang unik tersebut,” ujar Becky.

Ditambahkan Becky, meskipun dilanda masa-masa sulit karena menderita kanker, Jessica tidak pernah mengeluh dan selalu tersenyum.

Bahkan, remaja itu merelakan rambutnya yang panjang dipotong saat menjalani kemoterapi. ** Baca juga: WHO Prediksi Vaksin COVID-19 Baru akan Rilis Akhir 2021 Mendatang

Jessica memotong pendek rambutnya dengan gaya rambut balon yang cukup unik dan menarik.(ilj/bbs)




Orang yang Rutin Konsumsi Teh Pagi Hari Berisiko Lebih Rendah Alami Glaukoma di Usia Tua

Kabar6-Tidak hanya menyegarkan, mengonsumsi teh hangat sehari sekali di pagi hari terbukti bisa menurunkan risiko glaukoma di usia tua. Penelitian yang diterbitkan oleh British Journal of Oftalmologi ini menemukan bahwa seseorang yang tidak terbiasa minum teh di pagi hari mudah terserang glaukoma. Sebaliknya, orang yang rutin minum teh berisiko lebih rendah mengalami penyakit mata itu.

Dalam penelitian ini, seperti dilansir Zeenews, peneliti melihat data dari nasional kesehatan dan gizi pemeriksaan survei di Amerika Serikat. Ini merupakan perwakilan survei tahunan yang melibatkan sekira 10 ribu responden yang meliputi wawancara, pemeriksaan fisik dan sampel darah. Survei ini juga termasuk tes mata untuk glaukoma.

Ada sekira 1,678 responden yang mengikuti tes. Sebanyak 84 orang dewasa telah ditemukan telah mengembangkan risikonya. Mereka mendapatkan pertanyaan tentang seberapa sering dan berapa banyak mereka mengonsumsi minuman berkafein, termasuk minum teh.

Hasilnya, sebanyak 74 persen orang yang tidak minum teh cenderung memiliki glaukoma. Menurut peneliti, teh mengandung antioksidan dan anti-inflamasi dan neuroprotektif bahan kimia. Teh dikaitkan menurunkan kondisi serius seperti jantung, kanker dan diabetes.

Hal ini juga terkait dengan risiko glaukoma khususnya pada penderita diabetes. Selain rutin mengonsumsi teh hangat di pagi hari, Anne Coleman dari University of California Los Angeles menjelaskan, perubahan gaya hidup juga dapat mencegah terjadinya glaukoma. “Penelitian sebelumnya telah menyarankan bahwa oksidasi dan neurodegeneration mungkin terlibat dalam pengembangan glaukoma,” jelas Anne. ** Baca juga: Tidak Disarankan Tidur dengan Lampu Menyala

Yuk, rutin konsumsi secangkir teh di pagi hari.(ilj/bbs)