1

Heboh, Temuan Jejak Kaki Berukuran Sangat Besar di Pantai Inggris

Kabar6-Penemuan jejak kaki berukuran besar di sebuah pantai wilayah Devon, Inggris, oleh sekelompok orang membuat heboh warga sekitar. Sejumlah netizen mengira itu adalah jejak kaki makhluk yang dikenal dengan nama Bigfoot.

Menurut kelompok tersebut, melansir Nottinghampost, jejak itu berasal dari kawasan hutan terdekat dan mengikuti jalur pantai sekira 20 meter, kemudian kembali ke kawasan hutan. “Jejaknya sangat besar. Aku ukuran (kaki) 11 dan itu setengah ukuran lebih besar. Jelas sekali bahwa jejak kakinya sempurna dengan setiap jejak seperti yang Anda lihat pada gambar yang diambil,” kata salah seorang dari kelompok tadi.

Sebelumnya, terdapat beberapa laporan mengenai penemuan jejak kaki berukuran raksasa di Inggris yang diyakini sebagai Bigfoot. Beberapa ahli menyatakan, makhluk besar berbulu yang disebutkan dalam cerita rakyat ada di Inggris. Pada 2023, para arkeolog dari University of Bradford melakukan penelitian baru yang menggunakan teknologi laser canggih untuk mempelajari sosok tersebut.

Hasil penelitian mereka menunjukkan, raksasa itu kemungkinan besar dibuat pada abad ke-11 atau ke-12, jauh lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya.

Para peneliti menggunakan laser untuk menciptakan citra 3D dari sosok tersebut. Mereka kemudian membandingkan citra tersebut dengan citra dari patung-patung dan artefak lainnya dari periode tersebut.

Hasilnya, raksasa itu memiliki kemiripan yang kuat dengan figur-figur pagan yang dibuat pada masa itu.(ilj/bbs)




Tertua dalam Sejarah, Temuan Jejak Kaki Manusia Berusia 153 Ribu Tahun Di Afsel

Kabar6-Tim arkeolog menemukan jejak kaki Homo sapiens tertua di dunia, yang diperkirakan berusia sekira 153 ribu tahun, dan telah teridentifikasi di Taman Nasional Garden Route, Afrika Selatan (Afsel).

Ada sebanyak tujuk jejak kaki peninggalan manusia purba yang disebut ichnosites hominin. Melansir Scinews, para peneliti menjelaskan bahwa mereka menggunakan optically-stimulated luminescence (OSL) untuk mengetahui sejak kapan jejak tersebut terbentuk. Disebutkan, jejak kaki semacam ini sangat penting untuk catatan arkeologi. Tidak hanya berguna memberi informasi mobilitas manusia, tapi juga untuk mengetahui beberapa kegiatan yang mereka lakukan.

Melalui penemuan ini, para peneliti mengerahui bukti awal perilaku manusia modern seperti penggunaan perhiasan, pengembangan alat-alat batu, pemanenan kerang, dan situs perlindungan batu. ** Baca juga: Wanita Asal Wales Tato Sekujur Tubuhnya, Ingin Pecahkan Rekor Sebagai ‘Ibu Paling Bertato di Dunia’

Metode OSL digunakan peneliti untuk menentukan penanggalan jejak kaki itu. Metode ini memperkirakan masa yang telah berlalu sejak butiran kuarsa atau feldspar di dalam atau di dekat jalur fosil terakhir kali terpapar sinar Matahari.

Ketika permukaan tempat manusia berjalan dengan cepat terkubur, maka OSL dapat mengetahui tanggalnya. Berdasarkan hasil studi, diketahui bahwa sampel dari situs Taman Nasional Garden Route berasal dari 153 ribu tahun yang lalu.

Meski ada jejak hominin lain yang lebih tua, temuan di taman nasional tersebut merupakan peninggalan jejak paling tua yang dibuat Homo sapiens. Para peneliti sendiri terkejut ketika melihat situa jejak kaki berusia 153 ribu tahun. Padahal kebanyakan sampel yang diperiksa oleh mereka rata-rata berusia 70 ribu hingga 130 ribu tahun.

Dengan adanya penemuan ini, peneliti makin terpacu untuk menemukan jejak hominin lainnya yang berpotensi lebih tua dari temuan kali ini. Mereka pun optomis masih banyak peninggalan lain yang memberikan petunjuk baru keberadaan manusia purba di kawasan tersebut.(ilj/bbs)




‘Jejak Kaki Iblis’ Berusia 385 Ribu Tahun di Italia Ungkap Fakta Mencengangkan

Kabar6-Bekas jejak kaki purba yang dikenal dengan ‘jejak kaki iblis’, berada pada sisi gunung api yang telah punah, membuat banyak orang di Italia selatan bertanya-tanya sekaligus ketakutan.

Jejak kaki tersebut, melansir Sciencealert, ditemukan di semak-semak yang dulunya sebuah gunung api, Roccamonfina di Campania, yang terbengkalai selama 50 ribu tahun. Ada tiga jejak kaki dan panjangnya 22 cm dan lebar 11 cm. Kondisi jejak kaki ini masih terlihat jelas dan diperkirakan berusia 385 ribu tahun. Warga lokal menyebutnya ‘Ciampate del Diavolo or Devil’s Trail’.

Ada asumsi yang menyatakan jejak kaki itu muncul ketika lereng Roccamonfina mencair, dan diasumsikan hanya setan yang bisa berjalan di atas lava dan batu yang membara. Legenda lokal menyebut itu jejak kaki iblis ketika berjalan dari Neraka melalui gunung berapi ke Bumi.

Namun pada 2003, penelitian ilmuwan dari Universitas Padua membuktikan jejak kaki itu bukan ditinggalkan iblis, tapi manusia awal. Tim yang dipimpin Adolfo Panarello, mengidentifikasi jejak kaki itu milik hominid, jejak hominid paling tua di luar Afrika.

Diperkirakan jejak kaki itu muncul ketika manusia awal berjalan di atas aliran piroklastik yang mendingin dan cetakan ini kemudian ditutupi oleh debu vulkanik hingga terungkap pada abad ke-17. Jejak tangan juga ditemukan di antara jejak kaki dan ini menunjukkan bahwa itu dibuat oleh hominid, yang mencoba menyeimbangkan diri saat berjalan di lereng.

Menurut laporan, jejak tersebut ‘mendahului kemunculan Homo sapiens’ yang secara anatomi adalah manusia modern. Meskipun jejak kaki tersebut berasal dari manusia purba, tidak ada kesepakatan mengenai spesies mana yang membuatnya. Mereka bisa saja merupakan jejak dari Homo heidelbergensis (hominid punah yang ditemukan di dekat Heidelberg, Jerman), Neanderthal, Denisovan atau yang lainnya.

Ada juga penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi manusia purba mana yang meninggalkan hehak tersebut. Mereka mampu mengidentifikasi 14 tangan dan jejak kaki baru. Secara total, peneliti meneliti lebih dari 80 jejak.

“Mereka dapat mengidentifikasi setidaknya lima individu berbeda, termasuk satu dengan kaki agak besar yang diidentifikasi sebagai pria dewasa,” demikian menurut laporan.

Jejak kaki itu mirip dengan kaki orang yang terkubut di Sima de Los Huesos di Spanyol, dua yang penuh dengan fosil Neanderthal awal. ** Baca juga: Masih Utuh, Anak Panah Berusia 1.300 Tahun yang Tertimbun Lapisan Es di Norwegia

Namun ada temuan misterius lainnya. Jejak kaki terakhir yang ditemukan di Italia itu mengindikasikan pemilik kaki tidak berlari menjauh dari gunung api tapi berlari mendekatinya.

Artinya, mereka tidak lari untuk menyelamatkan diri tapi membahayakan diri mereka dan mereka kemungkinan mengunjungi gunung api itu hanya beberapa jam sebelum erupsi.(ilj/bbs)




Temuan Jejak Kaki Titanosaurus Berusia 168 Juta Tahun pada Atap Gua di Prancis

Kabar6-Ahli paleontologi, Jean-David Moreau, dari Universitas Burgundy–Franche-Comté dan rekan-rekannya menemukan jejak kaki raksasa dinosaurus pada atap gua Castelbouc, daerah Lozere, Prancis selatan.

Jejak kaki yang ditemukan sekira 499 meter di bawah tanah itu, melansir Iflscience, kemungkinan milik spesies titanosaurus dan berasal dari 166 juta sampai 168 juta tahun lalu pada Periode Jurassic Pertengahan. Titanosaurus merupakan kelompok dinosaurus berleher panjang, sauropoda mirip kadal.

Spesies ini bisa ditemukan di sejumlah wilayah dunia saat ini seperti Afrika, Amerika, Eropa, dan Australia. Di antara titanosaurus yang merupakan hewan darat terbesar yang pernah ada, seperti Patagotitan, panjangnya bisa mencapai 36 meter dan beratnya 69 ton.

Beberapa dari 38 jejak kaki yang ditemukan di Prancis panjangnya sekira 1,2 meter. ** Baca juga: Wanita Zimbabwe Dihukum 6 Bulan Penjara Karena Diam-diam Punya Dua Suami

Jejak kaki ini kemungkinan besar dibuat oleh tiga dinosaurus pada saat daerah itu berada di permukaan, membentuk garis pantai berlumpur yang dilalui makhluk raksasa itu. Seiring waktu, situs itu terkubur oleh proses geologis, dengan jejak menjadi cetakan di atap gua yang berada setengah kilometer di bawah tanah.

Jejak kaki ini pertama kali dilihat saat ekspedisi gua pada Desember 2015 oleh penulis makalah. Untuk menemukan jejak kaki ini, para ilmuwan harus menyusuri sebuah labirin sempit yang sering tergenang air. Jejak kaki itu berada di ruang dengan panjang sekira 73 meter, lebar 20 meter, dan tinggi 10 meter.(ilj/bbs)




Jejak Kaki Dinosaurus Berusia 100 Juta Tahun Ditemukan Pengunjung Sebuah Restoran di Tiongkok

Kabar6-Seorang pengunjung restoran di barat daya Tiongkok melihat satu set jejak kaki yang ternyata milik dinosaurus di lantai batu halaman tempat mereka makan.

Otoritas setempat pun dipanggil untuk mengamati dan mengidentifikasi temuan itu. Melansir npr, ahli paleontologi ternyata menemukan lagi satu set jejak kaki baru di tempat kejadian. Para ahli mengatakan, jejak kaki tersebut milik dua dinosaurus yang berjalan di planet ini sekira 100 juta tahun lalu.

Ahli Paleontologi, Lida Xing, mengatakan bahwa timnya menggunakan pemindai 3D untuk mengonfirmasi bahwa jejak itu ditinggalkan oleh sauropoda, yaitu pemakan tumbuhan dengan kepala kecil dan leher panjang.

Jenis dinosaurus itu juga punya ekor dan mereka cukup mengerikan. “Semua dinosaurus ini menetas dari telur seukuran jeruk bali. Jadi mereka seperti popcorn bagi karnivora pada masanya,” kata Riley Black, ahli paleontologi dan penulis sains.

Meskipun waktu bagi sauropoda untuk berjalan di Bumi mungkin sudah lama berlalu, penemuan ini menunjukkan waktu yang menarik untuk penelitian paleontologi.

“Saya akan mengatakan bahwa saat ini, Tiongkok, khususnya yang berkaitan dengan jejak kaki dinosaurus, sedang mengalami kebangkitan fosil. Banyak tempat baru dan menarik sedang ditemukan,” kata Scott Persons, ahli paleontologi di College of Charleston.

Persons telah bekerja dengan para ilmuwan Tiongkok yang membuat penemuan ini, meskipun dia tidak terlibat dalam penemuan khusus tersebut. ** Baca juga: Arkeolog Temukan Kondom yang Diyakini Milik Firaun Tutankhamun

“Harus saya katakan, saya belum pernah ke restoran dan menemukan jejak dinosaurus,” ungkap Persons.(ilj/bbs)




Balita di Wales Tak Sengaja Temukan Jejak Kaki Dinosaurus Berusia 220 Juta Tahun

Kabar6-Secara tidak sengaja, seorang bocah berusia empat tahun bernama Lily Wilder, menemukan jejak kaki dinosaurus saat berjalan-jalan bersama ayahnya di sebuah pantari di Wales.

Temuan berharga ini, melansir Smithsonianmag, membantu para ilmuwan untuk mempelajari bagaimana kira-kira dinosaurus ini hidup di masa silam. Para ilmuwan percaya, jejak kaki berumur 220 juta tahun yang ditemukan oleh Lily di Bendricks Bay, Barry, dapat membantu kita lebih memahami bagaimana dinosaurus berjalan.

Tidak dapat ditentukan dengan tepat jenis dinosaurus apa yang meninggalkan cetakan, tetapi panjangnya 10 cm dan kemungkinan besar berasal dari ‘hewan ramping’ 75 cm, yang berjalan dengan kedua kaki belakangnya dan berburu hewan kecil dan serangga.

Kurator paleontologi National Museum Wales Cindy Howells menggambarkannya sebagai spesimen terbaik yang pernah ditemukan di pantai ini.

Spesimen yang ditemukan di Teluk Bendricks di masa lalu diperkirakan berasal dari lebih banyak reptil jenis buaya daripada dinosaurus, dengan pantai yang digambarkan oleh Asosiasi Ahli Geologi Kelompok Wales Selatan sebagai ‘situs terbaik di Inggris untuk jejak dinosaurus Trias’.

“Lily dan Richard (ayahnya) yang menemukan jejak kaki itu,” kata ibu Sally Wilder. “Lily melihatnya ketika mereka berjalan dan berkata ‘lihat ayah’. Ketika Richard pulang dan menunjukkan foto itu, saya pikir itu tampak luar biasa.”

Ditambahkan, “Richard pikir itu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Aku berhubungan dengan para ahli yang mengambilnya dari sana.” ** Baca juga: Australia Gunakan Drone untuk Awasi Koala Liar yang Mulai Punah

Izin khusus telah diterima dari Natural Resources Wales untuk secara resmi menghapus jejak kaki tersebut, dengan fosil yang diekstraksi dan dibawa ke Museum Nasional Cardiff, di mana ia akan diawetkan.

“Pengawetan yang spektakuler dapat membantu para ilmuwan menetapkan lebih banyak tentang struktur sebenarnya dari kaki mereka karena pengawetan cukup jelas untuk menunjukkan bantalan individu dan bahkan jejak cakar,” demikian pernyataan National Museum Wales.(ilj/bbs)




Ditemukan Jejak Buaya Raksasa Berumur 120 Juta Tahun di Korea Selatan

Kabar6-Para ilmuwan menemukan tengkorak besar buaya yang memiliki rahang kuat, penuh dengan gigi tajam. Buaya raksasa itu memiliki tinggi 3,9 meter dengan berat setengah ton, dan hidup 120 juta tahun lalu.

Hal yang mencengangkan, melansir theconversation, hewan buas purba ini disebut berjalan tegak dengan dua kaki seperti manusia. “Itu buaya raksasa. Tidak ada yang mengharapkan buaya yang berjalan di atas dua kaki sebesar itu,” ujar Profesor Martin Lockley, dari University of Colorado Denver.

Diungkapkan, “Tapi, seperti dinosaurus karnivora, mereka juga bisa berburu di perairan dangkal. Mereka mungkin makan apa pun yang tersedia. Mereka berasal dari sekira 110 hingga 120 juta tahun yang lalu. Saya tidak ingin bertemu dengan satu binatang ini. Beratnya mencapai 500 kg dan mungkin tidak memiliki selera humor.”

Buaya yang diidentifikasi dari hampir 110 inci jejak kaki selama penggalian dekat Kota Sacheon di Korea Selatan itu dberu nama Batrachopus grandis. “Temuan ini mengejutkan kami,” kata Profesor Kyung Soo Kim, ketua tim dari Universitas Pendidikan Nasional Chinju, Korea Selatan.

Jejak itu ditemukan saat mereka berpatroli di tepi danau dangkal. “Mereka mengindikasikan panjangnya sekira empat meter. Jejak jalurnya sempit, dan seluruhnya dibuat oleh dua kaki belakang. Ada jejak tumit dan kaki yang jelas di beberapa area,” terang Profesor Lockley.

Detail luar biasa jejak itu memungkinkan rekonstruksi yang dihasilkan komputer. Reptil itu termasuk kelompok batrachopodid, yaitu nenek moyang buaya yang ada pada saat ini. Namun penampakannya tidak seperti buaya pada saat ini.

Buaya purba itu bukan binatang berkaki empat, melainkan berkeliaran dengan dua kaki di iklim sub-tropis yang hangat. Mereka hidup terutama di tanah. Tetapi juga berkelana ke air untuk berburu ikan dan hewan lainnya. ** Baca juga: Kurang Lahan, Singapura Mulai Membangun Kota Bawah Tanah

“Buaya biasa berjalan dalam posisi jongkok dan membuat jalur jejak yang lebar. Ketika dikombinasikan dengan tidak adanya tanda-tanda ekor, menjadi jelas bahwa makhluk-makhluk ini bergerak dengan dua kaki. Mereka bergerak dengan cara yang sama seperti banyak dinosaurus, tetapi jejak kakinya tidak mirip dinosaurus,” terang Profesor Kim.(ilj/bbs)




Ditemukan Jejak Kaki Manusia Berusia 120 Ribu Tahun Jadi yang Pertama di Jazirah Arab

Kabar6-Jejak kaki manusia purba berusia 120 ribu tahun berhasil ditemukan, dan menjadi yang pertama di Jazirah Arab. Penemuan ini diungkap oleh Komisi Warisan Arab Saudi usai melakukan penggalian bersama tim lokal dan internasional di daerah tersebut.

Penemuan jejak kaki manusia ini menjadi hal baru yang memberikan gambaran langka mengenai kondisi kehidupan manusia purba serta perjalanannya di masa itu.

Tim peneliti, melansir skynews, mengidentifikasi jejak kaki manusia, 107 ekor unta, 43 gajah dan jejak hewan-hewan lainnya yang berasal dari spesies ibex dan sapi, di lokasi yang sama. Hal ini mengindikasi kehidupan hewan-hewan purba yang biasanya berkelompok.

Ilmuwan percaya jika penemuan ini dapat membantu memahami perjalanan nenek moyang dari peradaban kuno ke hunian manusia saat ini. Dari penelitian ini terungkap, daerah Arab Saudi pada masa jejak kaki manusia berusia 120 ribu tahun lalu berbentuk padang rumput semi kering yang mirip dengan sabana di Afrika saat ini.

Berdasarkan cetakan jejak kaki manusia yang berusia 120 ribu tahun ini, diidentifikasi sebagai hominin berdasarkan orientasi yang sama serta jarak dan ukuran yang tidak jauh berbeda.

Para ilmuwan percaya, jejak kaki tersebut sama dengan milik manusia modern dan bukan Neanderthal. Pendapat ini diambil berdasarkan perkiraan tinggi dan massa cetakan jejak kaki tersebut. ** Baca juga: NASA Ungkap Keinginan Buka Tambang di Bulan

Bersama dengan penemuan jejak kaki manusia tadi, para ilmuwan juga menemukan 233 fosil, dipercaya merupakan karnivora yang sama dengan di sabana Afrika saat ini.(ilj/bbs)




Ada Jejak Buaya Raksasa Berumur 120 Juta Tahun di Korsel

Kabar6-Para ilmuwan menemukan jejak kaki seekor buaya raksasa sepanjang 3,9 meter dengan berat setengah ton, yang hidup 120 juta tahun lalu.

Buaya ini berjalan tegak dengan dua kaki. Tengkorak besar binatang buas tersebut memiliki rahang yang kuat, penuh dengan gigi tajam.

Buaya yang dinamai Batrachopus grandis itu, melansir Dailymail, berjalan di atas dua kaki seperti manusia. “Itu buaya raksasa. Tidak ada yang mengharapkan buaya yang berjalan di atas dua kaki sebesar itu. Tapi, seperti dinosaurus karnivora, mereka juga bisa berburu di perairan dangkal. Mereka mungkin makan apa pun yang tersedia,” terang Profesor Martin Lockley, dari University of Colorado Denver.

Ditambahkan, “Mereka berasal dari sekira 110 hingga 120 juta tahun yang lalu. Saya tidak ingin bertemu dengan satu binatang ini. Beratnya mencapai 500 kg dan mungkin tidak memiliki selera humor.”

Batrachopus grandis diidentifikasi dari hampir 110 inci jejak kaki yang digali selama penggalian dekat Kota Sacheon di Korea Selatan. “Temuan ini mengejutkan kami,” kata Prof Kyung Soo Kim, ketua tim dari Universitas Pendidikan Nasional Chinju, Korea Selatan.

Jejak itu ditemukan saat mereka berpatroli di tepi danau dangkal. Ditambahkan Prof Lockley, “Mereka mengindikasikan panjangnya sekira empat meter. Jejak jalurnya sempit, dan seluruhnya dibuat oleh dua kaki belakang. Ada jejak tumit dan kaki yang jelas di beberapa area.”

Detail luar biasa jejak itu memungkinkan rekonstruksi yang dihasilkan komputer. Reptil itu termasuk kelompok batrachopodid, nenek moyang buaya yang ada pada saat ini.

Tapi penampakannya tidak seperti buaya pada saat ini. Buaya purba itu bukan binatang berkaki empat, melainkan berkeliaran dengan dua kaki di iklim sub-tropis yang hangat.

Buaya raksasa itu hidup terutama di tanah. Tetapi juga berkelana ke air untuk berburu ikan dan hewan lainnya. “Buaya biasa berjalan dalam posisi jongkok dan membuat jalur jejak yang lebar,” kata Prof Kim. ** Baca juga: NASA Jelaskan Penemuan Mirip Tulang Manusia di Mars

“Ketika dikombinasikan dengan tidak adanya tanda-tanda ekor, menjadi jelas bahwa makhluk-makhluk ini bergerak dengan dua kaki,” ujar Prof. “Mereka bergerak dengan cara yang sama seperti banyak dinosaurus, tetapi jejak kakinya tidak mirip dinosaurus.”(ilj/bbs)




Masih Misterius, Jejak Manusia Raksasa Yetti yang Ditemukan di India

Kabar6-Hingga kini masih banyak kelompok masyarakat percaya terhadap keberadaan makhluk-makhluk misterius yang masih bertahan dan bersembunyi di sekitar manusia. Bahkan, sebagian orang mengaku pernah melihat jejak makhluk-makhluk tersebut.

Yetti dikenal sebagai makhluk mitologi yang mendiami kawasan pegunungan Himalaya. Dan hingga kini masih menyimpan berbagai misteri yang belum terpecahkan.

Makhluk tersebut menjadi legenda dalam cerita rakyat Nepal. Selama berabad-abad, Yetti selalu diceritakan turun temurun sehingga banyak orang di sekitar Himalaya mempercayainya.

Kini, sekelompok tim ekspedisi dari Angkatan Darat India, melansir gulfnews, mengklaim telah menemukan jejak Yetti di dekat Kamp Pangkalan Makalu, perbatasan antara Nepal dan Tiongkok. Mereka bahkan memposting gambar jejak kaki pada akun Twitter resmi, sehingga kabar keberadaan makhluk ini sangat meyakinkan. Alhasil, tagar #Yetti bahkan menjadi trending topik tertinggi kedua di India.

“Untuk pertama kalinya, Tim Ekspedisi Mountaineering #IndianArmy telah menemukan Jejak Kaki Misterius dari binatang buas “Yetti” berukuran 32 x 15 inci dekat dengan Makalu Base Camp pada 09 April 2019,” demikian cuit Angkatan Darat India melalui akun Twitternya.

Ukuran jejak kaki yang sangat besar dan terletak di pedalaman Himalaya semakin meyakinkan bahwa benar itu adalah jejak kaki Yetti. Bukti jejak kaki itu berukuran 32×15 inci atau 81×38 cm, cukup besar untuk meyakinkan publik bahwa itu adalah jejak kaki Yeti.

“Namun salah satu netizen menyeletuk dan menganggap ada sebuah kejanggalan di dalam jejak kaki Yeti. Jejak kaki menunjukkan bahwa Yeti ini berkaki satu, sepertinya dia kehilangan kakinya karena serangan udara Balakote,” tulis @shahfaesal.

Lebih dari 4.500 netizen ikut menyetujui pendapat tersebut. Sebagian netizen menjadi skeptis dengan penemuan itu dan merasa bahwa Yetti hanya makhluk mitologi yang tidak pernah ada.

Bahkan akun resmi militer India juga mendapatkan troll dari netizen. Namun sebagian justru yakin bahwa itu adalah bukti yang nyata dari keberadaan Yetti.

Pada 2014 lalu, peneliti menganalisis DNA mitokondria yang berasal dari dua sampel dari Himalaya. Satu sampel dari Ladakh, India, dan yang lainnya dari Bhutan, yang dilaporkan terdapat keberadaan Yetti. ** Baca juga: Titanoboa, Ular Terbesar di Dunia

Hasilnya cukup mengejutkan, ternyata sampel peneliti itu berkaitan dengan beruang misterius yang masih merupakan kerabat genetik leluhur beruang purba kutub.(ilj/bbs)