Sejak Selesai Dibangun, Hotel Ini Tidak Pernah Memiliki Tamu

Kabar6-Sebuah hotel bernama Grande Hotel San Calogero memiliki kisah yang tak biasa. Bagaimana tidak, sejak dibangun lebih dari 60 tahun yang lalu, dan baru dibuka pertama kali pada 1980, tidak sekalipun hotel ini memiliki tamu.

Meskipun sudah direnovasi maupun dibuka dua kali, hotel ini tetap saja tidak mampu mengundang masyarakat sekitar untuk bermalam. Apa yang sebenarnya telah terjadi?

Dikisahkan, proyek pembangunan hotel ini awalnya dikembangkan oleh wilayah Sisilia untuk mempromosikan keindahan daerah sekitar Sciacca, Sisilia selatan, yang sudah terkenal sejak dulu. Seperti dilansir Dailymail, konstruksi hotel dengan 300 kamar ini dimulai pada 1954. Hampir 30 tahun kemudian, yakni awal 1980-an, hotel itu nyaris selesai dibangun.

Nah, sebelum hotel ini diresmikan ternyata timbul masalah. Tidak ada kesepakatan mengenai perusahaan mana yang akan mengelola hotel selama sepuluh tahun mendatang. Lalu pada 1993, hotel ini sekali lagi siap untuk dibuka, bahkan sudah diresmikan. Tapi ternyata masih saja ada hambatan.

Setelah 40 tahun pembangunan, baru disadari bahwa hotel ini ternyata tanpa sistem drainase yang terhubung dengan benar. Selanjutnya hotel ini diresmikan kembali pada 1998, namun segera ditutup.

Pada tahun 2000, ada perusahaan lain yang akan mengelola Grande Hotel San Calogero. Rencana pun disusun untuk akhirnya menghubungkan sistem drainase hotel ke kota. Namun entah mengapa pekerjaan itu tidak pernah dimulai hingga sekarang. ** Baca juga: Pengadilan Italia Izinkan Nicola Bayar Tunjangan untuk Mantan Istri dengan Pizza

Sungguh membingungkan.(ilj/bbs)




Wow, Mendatang Akan Ada Hotel Mewah di Luar Angkasa

Kabar6-Sebuah terobosan baru dibuat oleh lima mahasiswa pascasarjana Institut Teknologi Massachusetts, Amerika Serikat, dengan membangun stasiun luar angkasa yang mana setengah dari strukturnya berfungsi sebagai hotel mewah. Sementara sebagian lainnya khusus untuk astronot NASA yang sedang menjalankan misi penelitian luar angkasa.

Hotel mewah yang diberi nama Manage, Reconfigurable, In-space Nodal Assembly (MARINA) ini, dilansir qz.com, memenangkan kompetisi perancangan Revolutionary Aerospace Systems Concepts milik NASA. Rancangan konseptual berasal dari lima mahasiswa pascasarjana MIT tersebut.

Matt Moraguez, mahasiswa pascasarjana Department of Aeronautics and Astronautics MIT yang memimpin proposal tersebut mengungkapkan, MARINA memiliki desain modular, dengan antarmuka standar yang dapat menghubungkan satu titik struktur ke struktur lainnya. Standarisasi ini akan memungkinkan perusahaan lain untuk membuat produk dan layanan serupa bagi orang-orang yang ingin tinggal di MARINA.

Modularitas juga memungkinkan MARINA untuk mengubah struktur yang terhubung tadi menjadi kendaraan yang bisa mengangkut orang ke Mars.

“Penyewa kapal induk MARINA, akan mendapatkan layanan hotel dengan delapan kamar, lengkap dengan bar, restoran, dan gym. Ini akan merealisasikan liburan ruang angkasa yang luar biasa,” ujar Valentina Sumini yang turut berkontribusi dalam proyek tersebut. ** Baca juga: Metode Diet Unik dari Tiongkok, Berjalan Membawa Beton di Atas Kepala

Disebutkan, ide ini datang karena manusia benar-benar ingin ‘kongkow’ di luar angkasa. Sayangnya, tim tidak memberikan perkiraan biaya menginap di hotel masa depan itu.(ilj/bbs)




Omzet Hotel di Tangsel Tekor 20 Persen

Kabar6-Ketua Perhimpunan Hotel Restauran Indonesia (PHRI) Kota Tangsel, Gusri Effendi, menilai larangan rapat bagi instansi pemerintah cukup memukul sektor bisnis perhotelan.

 

 

Tak tanggung-tanggung, pascaditerapkannya larangan tersebut, terjadi pengurangan omset hingga 20 persen.

 

“Siapa bilang tidak ada pengaruh dari larangan instansi pemerintah rapat di hotel. Buktinya, kita tekor (merugi-red) hingga 20 persen. Ini hitung-hitungan hingga Februari ini, angkanya bisa naik kalau kebijakan ini tidak diubah,” katanya.

 

Gusri mengatakan, sudah berkomunikasi dengan PHRI pusat dan daerah lain, untuk mendesak pemerintah pusat agar mengkaji ulang larangan tersebut.

 

Hasilnya, dalam waktu dekat ini akan ada rapat dengan Kemenpan-RB guna menindaklanjuti larangan tersebut. ** Baca juga: Kelulusan Sertifikasi Barjas di Pemkot Tangsel Rendah

 

“Rapat Pemkot kan rutin. Kalau dilarang ada berapa omset yang hilang gara-gara kebijakan tersebut,” ungkapnya.

 

Meski ada pengurangan 20 persen, Gusri tetap optimistis bisnis hotel di Kota Tangsel tetap menggeliat.

 

Apalagi, ke depannya bakal banyak investor yang menanamkan modal di daerah bekas pemekaran Kabupaten Tangerang ini.

 

Otomatis bila kota sudah menggeliat akan dibarengi dengan pertumbuhan hotel dan tempat wisata lainnya.(yud)