1

Bolehkah Makan Siang Dilakukan Sambil Bekerja?

Kabar6-Setumpuk pekerjaan yang harus segera diselesaikan membuat banyak orang memilih untuk makan siang sembari menyicil sejumlah tugas di meja kerja. Namun tahukah Anda, kebiasaan ini apabila dilakukan secara terus menerus akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan?

Ada sejumlah efek buruk, melansir alodokter, yang bisa terjadi jika Anda sering makan siang sambil lanjut bekerja. Apa sajakah itu?

1. Otak tidak beristirahat
Bekerja selama kurang lebih delapan jam setiap harinya tentu bisa membuat otak terasa penat dan penuh. Jam makan siang merupakan saat yang tepat untuk sejenak mengistirahatkan otak. Nah, jika saat makan siang pun Anda masih terus melakukan pekerjaan, otak bisa kelelahan karena tidak mendapat waktu untuk beristirahat.

2. Makanan jadi tidak higienis
Jika makan siang di meja kantor sambil bekerja, tangan tidak hanya memegang makanan saja, tapi juga memegang keyboard, mouse, pulpen, atau alat kerja lain.

Akibatnya, kuman-kuman yang mungkin ada di meja kantor atau peralatan kerja bisa masuk bersama makanan, terlebih jika Anda sering lupa membersihkan meja kantor. Hal ini bisa menyebabkan Anda rentan terkena masalah pencernaan, terutama diare.

3. Berisiko terkena diabetes dan penyakit jantung
Kebiasaan duduk terlalu lama tidak baik untuk kesehatan. Selain bisa memperlambat proses metabolisme, kebiasaan ini juga bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit diabetes dan jantung karena berkurangnya kemampuan tubuh untuk memecah lemak, mengatur tekanan darah, dan mengendalikan kadar gula darah.

Karena itulah, Anda harus lebih sering beranjak dari meja kerja dan bergerak. Nah, waktu makan siang adalah waktu yang tepat untuk bergerak. Anda bisa sekadar berjalan santai di sekitar rumah atau kantor selepas makan siang, sekaligus untuk menyegarkan pikiran.

4. Mata jadi lelah
Jika Anda makan sambil bekerja di meja kantor, artinya waktu kamu melihat ke layar komputer pun akan semakin lama. Padahal, terlalu lama menatap layar komputer tidak baik untuk kesehatan mata, karena bisa menyebabkan mata lelah dan mata kering.

Cobalah mengistirahatkan mata setidaknya 15 menit setelah melihat komputer selama dua jam. Nah, waktu makan siang bisa menjadi momen yang pas untuk mengistirahatkan mata dari cahaya komputer.

5. Berisiko terkena obesitas
Makan siang sambil bekerja mungkin tampak seperti hal yang biasa. Namun kegiatan itu dapat membuat perhatian Anda teralihkan dari makanan, sehingga secara tidak sadar Anda cenderung akan makan lebih banyak.

Jika dibiasakan, ini dapat mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas. ** Baca juga: Selain Susu, 5 Makanan Ini Ternyata Mengandung Banyak Kalsium

Makan siang sambil bekerja akan membatasi ruang gerak Anda untuk bersosialisasi, entah dengan keluarga di rumah atau rekan kerja di kantor. Padahal, meluangkan waktu untuk sekadar mengobrol bisa membantu mengusir stres akibat pekerjaan.

Mulai sekarang, gunakan waktu makan siang sebaik mungkin agar pikiran dan tubuh akan kembali segar dan berenergi untuk kembali bekerja setelahnya.(ilj/bbs)




Tubuh Rentan Sakit Bila Terlalu Ekstrem Jaga Kebersihan?

Kabar6-Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan memang sangat disarankan agar tubuh terhindar dari kuman, bakteri, atau virus penyakit. Namun faktanya, tubuh akan lebih mudah sakit jika Anda terlalu ekstrem menjaga kebersihan.

Sebaliknya, seringkali orang yang hidup terlalu serba bersih malah lebih rentan terserang penyakit. Mengapa demikian? Melansir viva.co.id, tidak sedikit orangtua yang terlalu ketat dalam menjaga kebersihan anak mereka, sehingga memberinya kerentanan terhadap kuman yang ada di lingkungan luar. Anak dilarang jajan di luar atau tidak boleh beli makanan di sembarangan tempat. Bahkan, ada juga orangtua yang membiasakan anak mereka sewaktu kecil mandi dengan air mineral.

Selain tifus, penyakit lainnya yang mungkin rentan diidap oleh anak-anak tersebut yaitu flu. Penyakit tersebut dapat dengan mudah menyerang melalui udara. Hal ini terjadi karena dari tubuhnya belum terbiasa membentuk antibodi.

Jadi sebaiknya, anak harus dibiasakan hidup sewajarnya saja.(ilj/bbs)




Mana yang Lebih Baik, Tisu Toilet atau Hand Dryer?

Kabar6-Usai mencuci tangan, biasanya kita akan mengeringkannya dengan menggunakan tisu ataupun hand dryer (pengering tangan). Sebenarnya, manakah yang lebih sehat untuk digunakan? Tisu toilet atau hand dryer?

Rata-rata orang lebih memilih pengering tangan karena dianggap lebih praktis dan tak perlu membuang banyak tisu. Namun nyata, menggunakan hand dryer tidak sebersih yang dikira.

Ketika digunakan, melansir hellosehat, pengering tangan tidak hanya meniupkan udara keluar tetapi juga menghisap udara di saat yang sama. Secara tidak langsung, mesin pengering tangan akan menyedot bakteri yang ada di sekitar toilet, mulai dari yang menempel di tangan hingga tempat sampah. Berdasarkan salah satu penelitian dari Universitas Leeds, mesin pengering tangan menyimpan bakteri 27 kali lebih banyak ketimbang tisu toilet. Tidak hanya di dalam mesin, bakteri tersebut juga dapat bertahan lebih lama pada udara di sekitar pengering tangan.

Bakteri yang tersedot ke dalam mesin akan dikeluarkan kembali ketika kita mengeringkan tangan. Dengan begitu, bukannya hilang, bakteri di tangan justru bertambah. ** Baca juga: Apakah Air Lemon Memang Bantu Turunkan Berat Badan?

Sementara itu, tisu toilet justru dinilai lebih higienis karena para ahli menemukan bahwa tisu toilet dapat mengurangi banyak jenis bakteri yang menempel di tangan sampai pada ujung jari.

Meskipun demikian, bukan berarti kita tidak bisa sepenuhnya menggunakan pengering tangan. Gunakan pengering tangan yang menggunakan filter agar dapat membantu mengurangi jumlah bakteri.(ilj/bbs)




Jangan Abaikan Tanda Anda Keracunan Makanan

Kabar6-Selain karena faktor higienis atau kebersihan makanan yang tidak terjaga dengan baik, keracunan makanan bisa terjadi saat Anda mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya paparan bakteri berbahaya.

Penyebab keracunan makanan yang paling umum, melansir Klikdokter, adalah bakteri Escherichia coli, Salmonella, Clostridium botulinum, Campylobacter, dan Listeria. Beberapa organisme lainnya yang juga bisa menyebabkan efek serupa yaitu virus, jamur, dan parasit. Hal yang harus diperhatikan, keracunan makanan tidak boleh disepelekan. Hal ini karena keracunan makanan bisa membuat tubuh Anda lemas atau benar-benar merasa tidak nyaman.

Umumnya, gejala atau tanda keracunan makanan akan timbul 30 menit setelah Anda mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Apa saja tanda-tanda keracunan makanan yang akan muncul?

1. Tubuh berkeringat tak seperti biasanya
Keracunan makanan tidak selalu membuat Anda sakit perut atau harus bolak-balik ke kamar mandi. Berkeringat bisa menjadi salah satu tanda peringatan awal keracunan makanan dan indikasi bahwa kondisi tubuh akan menjadi jauh lebih buruk.

2. Perut kembung
Menurut Mayo Clinic, kram perut dan perut kembung adalah salah satu pertanda bahwa terjadi sesuatu pada sistem pencernaan Anda. Kedua hal tersebut bahkan sering membuat Anda harus bolak-balik ke kamar mandi.

Jika kemudian sakit perut yang dialami terasa dua kali lipat lebih sakit dari biasanya dan membuat sulit ke toilet, tandanya memang ada bakteri jahat di usus Anda.

3. Mual & muntah
Mual dan muntah adalah tanda paling umum dari keracunan makanan. Anda biasanya akan mengalami mual dan muntah yang hebat dan tak jarang kemudian berujung pada dehidrasi.

4. Diare
Diare adalah salah satu tanda keracunan makanan yang cukup jelas. Jika diare berair, artinya Anda mengalami keracunan makanan akibat virus Norovirus, dan paling sering terjadi pada orang dewasa.

Sementara itu, bakteri E. coli (dikenal karena mencemari daging sapi dan sayuran mentah) serta Campylobacter (sering ditemukan pada unggas yang kurang matang dan air yang terkontaminasi), keduanya dapat menyebabkan diare berdarah.

5. Demam
Beberapa jenis bakteri seperti Listeria dan Campylobacter yang bisa mencemari makanan dapat menyebabkan demam. Selain itu, saat keracunan makanan kemungkinan demam yang Anda alami akan disertai dengan gangguan pencernaan.

6. Kebingungan
Jika Anda merasa sangat kebingunan atau otak tidak dapat bekerja tidak baik, bisa jadi Anda mengalami keracunan yang disebabkan oleh bakteri Listeria. Kondisi ini mungkin tidak muncul selama dua bulan atau lebih setelah Anda terkontaminasi. Tapi, gejala yang akan muncul adalah timbul rasa kaku di area leher atau rasa lemas pada seluruh tubuh.

7. Dehidrasi
Sama seperti mual dan muntah, dehidrasi bisa menjadi tanda umum Anda mengalami keracunan makanan. Jika sudah mengalaminya, segera minum air yang banyak. Lalu, hindari minuman yang mengandung gula, kafein, atau alkohol, karena dapat menyebabkan dehidrasi semakin parah.

Sebagai asupan, sementara waktu cobalah untuk mengonsumsi makanan berasa hambar seperti nasi putih atau roti panggang hingga kondisi Anda membaik. Dalam kondisi ini sebaiknya hindari makanan bersantan dan yang mengandung kadar lemak tinggi. ** Baca juga: Atur Ritme Makan Agar Tidak Cepat Lapar

Diketahui, hampir semua jenis makanan bisa menyebabkan keracunan bila memang sudah terkontaminasi. Namun makanan yang paling sering menyebabkan kondisi tersebut adalah daging mentah atau yang kurang matang, buah-buahan dan sayuran mentah yang belum dicuci secara menyeluruh, susu yang tidak dipasteurisasi, dan makanan apa pun yang tersimpan di lemari pendingin dalam jangka waktu yang lama.(ilj/bbs)




Lebih Sehat Mana, Kloset Duduk Atau Kloset Jongkok?

kabar6.com

Kabar6-Ada dua jenis kloset yang kita ketahui, yaitu kloset duduk dan jongkok. Sebenarnya, mana sih dari kedua jenis kloset itu yang lebih sehat?

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Digestive Diseases and Sciences, melansir Medicaldaily, Dov Sikirov menilai bahwa berjongkok atau duduk saat di toilet bisa mempengaruhi kelancaran Anda saat buang air besar. Menggunakan kloset jongkok lebih higienis jika dibandingkan dengan kloset duduk karena tidak terjadi kontak langsung antara tubuh dengan kloset.

Menggunakan kloset jongkok juga dapat melatih kekuatan kaki dan otot kaki, melatih otot menahan berat badan dan melatih otot dasar panggul. Sedangkan kloset duduk lebih dianjurkan karena dalam posisi duduk, tidak banyak terjadi tarikan pada lutut sehingga lutut sehingga lebih nyaman digunakan.

Selain penderita arthritis, kloset duduk juga baik untuk ibu hamil, orang tua/lansia, dan penderita obesitas karena lebih nyaman baik di perut maupun lutut. Kloset duduk berpotensi tinggi perpindahan kuman dan virus karena terjadi kontak langsung antara tubuh dan kloset jika kloset kurang higienis.

Sedangkan kloset jongkok dapat menyebabkan arthritis atau gangguan lutut dan tidak disarankan untuk penderita arthritis. Tarikan pada lutut yang terjadi ketika berjongkok serta kondisi lutut yang mudah lelah atau capek tidak baik untuk penderita arthritis. ** Baca juga: Diare, Ini 4 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dihindari

Jadi, pilihlah kloset sesuai kebutuhan dan kenyamanan Anda.(ilj/bbs)




Mana yang Lebih Disarankan, Sabun Cair Atau Batangan?

Kabar6-Mandi membersihkan tubuh dari kuman, bakteri, dan kotoran yang menempel. Sabun jenis apa yang biasa Anda pakai saat mandi, cair atau batangan? Sebenarnya, manakah yang lebih baik dari kedua jenis sabun tersebut?

Baik sabun cair maupun batangan, menurut pakar kesehatan, keduanya sama-sama bisa memberikan manfaat membersihkan kulit dari kuman dan bakteri secara efektif. Dilansir doktersehat, umumnya sabun batangan memiliki kandungan sodium hydroxinde namun tidak dilengkapi dengan bahan pelembap. Alhasil, setelah menggunakan sabun batangan, kulit cenderung terasa lebih kering. Jadi sebaiknya pengguna sabun batangan adalah mereka yang memiliki kulit jenis berminyak agar tidak mudah mengalami masalah kulit kering.

Untuk sabun cair, biasanya sudah ada kandungan pelembap yang membuat kulit kita akan terasa lebih lembut, sehingga kita akan tidak mudah terkena masalah kulit kering setelah menggunakannya. Namun, bagi mereka yang memiliki masalah kulit berminyak, menggunakan sabun cair dengan pelembap tentu akan membuat kondisi kulitnya ini akan menjadi semakin parah.

Sabun cair juga cenderung lebih higienis dan tidak mudah terjatuh ke lantai kamar mandi seperti sabun batangan. Hanya saja, menurut pakar kesehatan, sebenarnya tidak ada yang lebih baik di antara keduanya. Hal ini bergantung pada sabun mana yang sekiranya lebih nyaman untuk digunakan. ** Baca juga: Beberapa Fakta Mengejutkan Seputar Deodoran

Sabun jenis apa yang nyaman untuk Anda?(ilj/bbs)