APK Milik Caleg Gelora Dibakar dan Dilumuri Kotoran Hewan di Tigaraksa

Kabar6-Sejumlah Alat Peraga Kampanye (APK) milik Calon Anggota Legislatif (Caleg) asal Partai Gelora Indonesia yang terpasang di perumahan Puri Tigaraksa, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, dirusak orang tak dikenal.

APK berupa banner milik Sukardin, SH,M.H, Caleg DPRD Provinsi Banten Dapil Kabupaten Tangerang A nomor urut 1 tersebut diduga sengaja dirusak dengan cara dipotong, dibakar, serta dilumuri kotoran hewan.

“Saya kaget APK milik ketua saya dirusak, saya enggak tahu siapa pelakunya. Pas saya lewat di Blok D sejumlah APK yang dipasang itu dirusak pake pisau cutter, lalu dilumuri tahi kucing dan bahkan ada juga yang dibakar,” ungkap Hamilah, warga perumahan Puri Tigaraksa yang juga tim relawan Partai Gelora Indonesia, kepada awak media, Minggu (31/12/2023).

Menurut Hamilah, pihaknya mengaku belum mengetahui secara pasti kapan berlangsungnya kejadian.

**Baca Juga: Partai Gelora Luncurkan Program Peduli Petani dan Bagikan Pupuk Cair Gratis

Namun, setelah melihat banner yang rusak dan dibuang dijalanan oleh orang tak dikenal tersebut, ia kemudian langsung menginformasikan kepada pemiliknya.

“Tadi sudah saya kasih tahu Calegnya. Saya minta APK yang baru biar dipasang lagi disini,” katanya.

Terpisah, Sukardin, pemilik APK yang dirusak mengatakan, pihaknya menyayangkan adanya aksi perusakan banner yang dilakukan orang tak dikenal tersebut.

Dia, meminta kepada pihak berwenang agar mengusut kejadian yang mengganggu kondusifitas pemilu di daerah tersebut.

“Ini sudah keterlaluan dan tak bisa ditolerir, mengingat kejadian seperti ini sudah sering dialami Caleg Gelora di Kabupaten Tangerang. Saya minta pihak Bawaslu dan kepolisian turun tangan untuk mengusut kasus ini,” tegas Ketua DPD Partai Gelora Indonesia Kabupaten Tangerang ini.(Tim K6)




Dengan Jadi Negara Superpower Baru, Anis Matta: Indonesia Jadi Rahmat Bagi Seluruh Dunia

Kabar6-Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, bahwa Indonesia bisa menjadi rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh dunia, jika Indonesia sebagai negara Superpower.

“Sebab, dari semua negara-negara adidaya dunia, hanya kaum muslimin yang tidak terdaftar dan tidak masuk sebagai negara adikuasa atau negara adidaya,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Selasa (26/12/2023).

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam program Anis Matta Menjawab Episode 26 dengan tema ‘Bagaimana Memperjuangkan Agenda Umat Dalam Politik?’ yang telah tayang di kanal YouTube Gelora TV pada Senin (25/12/2023) malam.

Program Anis Matta Menjawab ini, dipandu Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi DPN Partai Gelora Dedy Miing Gumelar yang juga Caleg DPR RI Dapil Jabar VI Bekasi dan Depok.

Menurut Anis Matta, negara-negara Islam harus menjadi negara adidaya, karena memiliki seluruh sumber daya alam seperti minyak, nikel, emas dan lain-lain.

Namun, sumber daya alam tersebut, ternyata tidak menjadikan karunia bagi Islam memimpin dunia, malah jadi bangsa yang dijajah negara lain.

“Nah, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia punya potensi menjadi negara adidaya. Selain jumlah populasinya besar, juga memiliki sumber daya alam yang besar,” katanya.

Artinya, Indonesia tinggal meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang teknologi dan ekonomi.

“Syarat untuk menjadi negara adidaya, itu adalah punya kekuatan militer, kekuatan ekonomi dan budayanya, Indonesia bisa menebarkan rahmat kepada seluruh dunia, jika menjadi negara adidaya. Hal itu akan terjadi, jika menjadikan indonesia sebagai negara Superpower,” katanya.

Karena itu, Anis Matta menegaskan, bahwa Partai Gelora dan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memberikan fokus yang sangat kuat pada peningkatan sumberdaya manusia Indonesia.

“Makanya kenapa kita punya program memberikan bantuan gizi, makan siang gratis di sekolah dari SD sampai SMA dengan sistem fullday dan dilanjutkan kuliah gratis, sehingga nantinya akan tercipta generasi yang unggul di masa yang akan datang,” katanya.

Politisi senior Partai Gelora Deddy Mizwar yang lebih dikenal sebagai Jenderal Naga Bonar mengatakan, impian untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Superpower baru itu bukan mengada-ada, tetapi memang sedang dipersiapkan.

“Jadi apa yang disampaikan Pak Anis Matta, Partai Gelora mencoba untuk menterjemahkan impian kita menjadi negara Superpower, bukan dengan mengada-ada,” kata Deddy Mizwar, yang juga Ketua Bidang Seni Budaya & Ekraf DPN Partai Gelora ini.

**Baca Juga: Partai Gelora Luncurkan Program Peduli Petani dan Bagikan Pupuk Cair Gratis

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menambahkan, upaya Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia Superpower itu, dilakukannya dengan cara politik jalan tengah, yakni merangkul semua pihak agar tercipta persatuan dan kesatuan bangsa.

“Bangsa ini jangan terus menerus menggunakan ekstrem kanan, ektrem kiri untuk berpecah belah. Karena di kiri ada penanggoknya, di kanan kita pecah. Kita harus jadi kekuatan tengah, yang moderat. Partai Gelora akan terus mengkonsolidasikan kekuatan kelompok tengah,” kata Fahri Hamzah.

Anis Matta mengatakan, persatuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melalui rekonsiliansi nasional terbukti telah menjadi berkah bagi Indonesia.

“Indonesia bisa melalui Covid-19, ekonomi Indonesia relatif stabil dibanding negara lain di saat krisis global sekarang. Itu artinya apa, rekonsiliasi nasional menjadi berkah bagi Indonesia,” tegas Anis Matta.

Rekonsiliasi nasional tersebut, lanjut Anis Matta, saat ini dilanjutkan oleh pasangan Prabowo-Gibran. Pasangan inilah yang bisa melalui tahapan krisis global berlarut dalam tiga tahun mendatang yang akan mencapai puncaknya.

“Prabowo-Gibran akan membawa Indonesia keluar dari puncak krisis. Itu semua tercipta, kalau rekonsiliasi nasional dilanjutkan, dan yang jadi Presiden Pak Prabowo. Rekonsiliasi nasional sudah terbukti menjadi berkah Indonesia. Jika Indonesia menjadi Superpower baru akan menjadi rahmat bagi seluruh dunia, dan tidak ada lagi saudara-saudara kita sesama muslim seperti Palestina yang dijajah dan dibantai Israel setiap hari di depan mata kita, tanpa kita bisa berbuat apa-apa,” pungkasnya.(Tim K6)




Anis Matta Bilang Gibran Kuasai Panggung Debat, Fahri Minta Jangan Remehkan Anak Muda Lagi

Kabar6-Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Gelora Indonesia, Anis Matta, mengatakan, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, menguasai panggung debat cawapres pada Jumat (22/12/2023) malam.

Gibran dinilai lebih menguasai panggung ketimbang dua lawannya yakni cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, dan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.

“Mas Gibran unggul dalam penguasaan panggung. Mas Gibran sangat percaya diri, karena kekuatannya adalah dia Wali Kota Solo. Sehingga setiap narasi yang disampaikan fokus pada kinerja,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Sabtu (23/12/2023).

Menurut Anis Matta, debat cawapres semalam merupakan adu gagasan antara tiga generasi. Mahfud yang lahir tahun 1957 mewakili generasi baby boomers.

Lalu, Muhaimin yang lahir tahun 1966 mewakili generasi X. Sedangkan Gibran yang lahir tahun 1987 merupakan generasi milenial.

Anis Matta yang menyaksikan acara debat tersebut secara langsung, menilai, gagasan dan ide ketiga cawapres dalam debat mencerminkan masing-masing generasi. “Perspektif mereka menandai generasi yang mereka wakili masing-masing,” katanya.

Secara umum, kata Anis Matta, pertanyaan yang disampaikan panelis dalam debat tidak menciptakan perbedaan pandangan yang tajam di antara ketiga cawapres.

Namun, jawaban masing-masing cawapres menunjukkan penguasaan yang berbeda terhadap suatu persoalan. Lagi-lagi, Anis Matta mengeklaim, Gibran unggul dalam hal ini.

“Mereka berbeda pada penguasaan detil, pengalaman mikro Mas Gibran di Solo membuatnya lebih unggul dalam sisi itu. Makanya sejak awal saya tidak terlalu kwatir dengan debat ini, karena ini menjadi fokus Mas Gibran,” katanya.

Jika ada penilaian yang meragukan figur Gibran sebagai Cawapres itu hak berpendapat dalam demokrasi. Namun, yang menjadi nilai lebih pada sosok Cawapres nomor urut dua ini yaitu pengalaman sebagai pemimpin daerah.

“Saya tidak menyalahkan orang-orang yang meragukan beliau, karena orang berpikir kurang pengalaman, masih muda, tapi dua Cawapres yang lain ini Pak Mahfud dan Pak Muhaimin tidak pernah memegang atau pimpin pemerintahan daerah,” kata dia.

Dia menyebut, Gibran mempunyai approval ranking atau peringkat persetujuan terhadap hasil kinerja selama menjabat sebagai Wali Kota Solo. Hal itu dilihat dari rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

“Kalau kita lihat Mas Gibran punya approval rangking yang sangat bagus, ekonomi di Solo pertumbuhannya relatif bagus dalam menguasai kepemimpinan di daerah,” katanya.

**Baca Juga: Anis Matta Ngevlog Bareng Ridwan Kamil, Partai Gelora Didoakan Kang Emil Lolos ke Senayan

Kagum pada Gibran

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi cawapres dari calon presiden (capres) Prabowo Subianto.

Kekaguman itu kian mantap setelah menyaksikan performa Gibran dalam debat perdana cawapres dimana Gibran berada dalam satu panggung bersama para senior, Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar.

Fahri menilai performa Gibran dalam debat perdana cawapres yang digelar di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023) malam itu, sangat memukau.

Ia mengaku menyaksikan ada sinar yang terang, dari seorang anak muda yang diragukan dan dianggap remeh tapi tampil dengan penuh keyakinan dan kemantapan hati.

Fahri menilai tidak mudah tampil di antara orang-orang yang menganggap dirinya senior dan selama ini langsung atau tidak telah secara sesumbar menganggap remeh dan kemampuan Gibran untuk menganalisa dan menjawab persoalan.

Ia sendiri mengaku tidak bisa hadir menyaksikan debat tersebut secara langsung, karena sedang melakukan konsolidasi Partai Gelora di daerah. Fahri menyaksikan debat cawapres itu dari televisi bersama kader Partai Gelora.

Namun, pada malam debat itu, Fahri menyebut Gibran tidak saja menjawab semua pertanyaan mereka tetapi menjelaskannya kepada Indonesia dan membela kaum muda.

Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini berharap agar berhenti menganggap remeh anak muda dan berhenti menggunakan politik sebagai cara untuk menghambat kaum muda untuk mengambil peran yang lebih besar.

“Aku bangga denganmu mas, karena semalam kau telah mendudukan satu perkara tentang masa depan bangsa ini yang akan dititipkan kepada generasi mu,” katanya.

“Aku bangga karena engkau menegakkan kepala semua orang bahwa bangsa ini akan melahirkan beribu ribu pemimpin baru,” imbuhnya.

Fahri Hamzah berharap Gibran terus belajar dan rendah hati. “Karena musuh kita bukan orang yang meragukan kita tapi keraguan yang ada dalam diri kita,” pungkasnya.

Fahri juga secara khusus menulis surat untuk Gibran di akun X pribadinya @Fahrihamzah. Fahri menyebut dirinya sebagai Samsul, adik kelas Gibran dalam cuitannya di X, Sabtu (23/12/2023).(Tim K6)




Punya Pemimpin Ulama dan Pemikir Islam, Fahri Hamzah Tegaskan:  Gelora Wakil Islam di KIM

Kabar6-Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, bibit-bibit pembelahan luar biasa di tengah masyarakat seperti yang terjadi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019, mulai terlihat lagi di Pilpres 2024.

Hal ini bisa menjadi bibit disintegrasi baru bagi bangsa, sementara krisis besar yang sedang mengancam dunia saat ini sedang menuju puncaknya dan perlu mendapatkan perhatian serius dari pemimpin dan para elite nasional.

“Akibat peristiwa pembelahan sebelumnya, banyak korban yang meninggal dari umat Islam. Makanya, saya tidak pernah bisa memahami, pertarungan Pilpres pada tahun 2014 dan 2019 antara Presiden Jokowi (Joko Widodo) dengan Pak Prabowo (Prabowo Subianto) yang meninggal umat Islam,” kata Anis Matta dalam Dialog Keumatan dengan tokoh Kota Bandung, Minggu (17/13/2023).

Menurut Anis Matta, posisi politik umat Islam dalam politik di Indonesia sangat rapuh dan selalu menjadi korban setiap ada pertarungan Pilpres.

“Ini kegelisahan secara pribadi melihat betapa rapuhnya posisi politik umat kita di sini, bahwa setiap kali ada pertarungan Pilpres kita selalu menjadi korban,” katanya.

Bahkan ketika terjadi krisis besar yang menyebabkan perang supremasi antara negara adidaya, bangsa Indonesia selalu menjadi korban seperti terjadinya peristiwa G30S PKI.

“Kalau ada Pilpres yang korban umat Islam dan kalau ada pergolakan global, yang jadi korban Indonesia seluruhnya. Dua-duanya peristiwa ini, kita menjadi korban, sehingga kita sebagai bangsa perlu bersatu,” katanya.

Anis Matta menegaskan, ketika semua komponen bangsa bersatupun, belum tentu dapat menghadapi krisis berlarut saat ini, apalagi dalam kondisi terpecah belah.

“Disinilah kita perlunya kesadaran tentang krisis besar saat ini, karena keretakan besar dari krisis itu akan menimbulkan banyak korban. Kita harus bersatu sebagai bangsa,” katanya.

Sebagai perwakilan umat Islam di Koalisi Indonesia Maju (KIM), Anis Matta saat ini tengah gencar-gencarnya melakukan pendekatan kepada para tokoh dan ulama di berbagai daerah, untuk menyampaikan agenda keumatan yang diperjuangkan Partai Gelora dan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Anis Matta sudah melakukan dialog dengan tokoh dan ulama di Surabaya (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah. Di Jawa Barat selain di Bandung, Anis Matta telah berdialog dengan tokoh dan ulama se-Bogor Raya, Kabupaten Bekasi, Kawarang dan Purwakarta.

“Jadi ketika ayat-ayat Al-Qur’an diterjemahkan ke dalam gerakan politik, kita mesti sadar untuk menyampaikan ayat-ayat itu tidak seperti kita ceramah di mimbar-mimbar masjid, tapi harus kita ubah menjadi cara berpikir, menjadi kebijakan politik dan ekonomi. Ini yang sedang dilakukan oleh Partai Gelora,” katanya.

Yakni seperti mendorong kebijakan kuliah gratis, yang akan menjadi alat pemberdayaan ilmu pengetahuan, karena di dalam Al Qur’an hal itu disebut 750 kali,

“Dengan kebijakan kuliah gratis itu, maka setiap orang bisa kuliah gratis. Kalau yang kaya bisa kuliah di luar negeri, tapi kalau yang miskin bisa kuliah gratis. Nah, penduduk miskin di Indonesia paling banyak umat Islam. Itulah cara kita memperjuangkan agenda keumatan,” katanya.

Dengan kuliah gratis, lanjut Anis Matta, akan menjadikan orang lebih berdaya, karena memiliki pengetahuan. Sehingga akan memutus mata rantai kemiskinan, serta memperpendek jurang antara orang kaya dan orang miskin.

“Disinilah perlunya kelanjutan dari rekonsiliasi yang telah dilakukan Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Intinya peristiwa rekonsiliasi itu, menjaga stabilitas kita semua. Semua bersatu menghadapi krisis yang sedang terjadi, sehingga berbagai program yang direncanakan bisa berjalan,” katanya.

**Baca Juga: TKD Prabowo Gibran di Banten Diisi Pesohor, Yandri Susanto: Masa Kita Kalah

Untuk menjaga stabilitas ini, Anis Matta telah mengusulkan kepada Presiden Jokowi agar membentuk koalisi besar.

Namun, disayangkan Partai Nasdem dan PKB keluar dari koalisi mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, sementara PDIP juga keluar dengan mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

“Jadi kita usulkan ke Pak Jokowi, yang tersisa itu tetap bersatu, dan akhirnya disepakati pasangan Prabowo-Gibran sebagai kelanjutan dari rekonsiliasi tersebut,” pungkasnya.

Pemimpin Negara Islam

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan, Partai Gelora dirancang untuk menjadi partai besar.

Partai Gelora, menurutnya, akan melahirkan pemimpin-pemimpin kelas dunia yang akan menjadi perwakilan umat Islam di dalam lembaga-lembaga multilateral dunia.

“Sekarang ini di lembaga multilateral seperti di Dewan Keamanan PBB, tidak ada perwakilan negara Islam atau mewakili mayoritas umat Islam. Suatu hari Partai akan memimpin Indonesia, membawa Indonesia menjadi superpower baru supaya bisa duduk sebagai pemimpin dunia,” katanya.

Indonesia, kata Fahri, bisa menjadi pemimpin dunia, karena berpenduduk muslim terbesar di dunia. “Itu bisa terjadi asalkan umat Islam tidak terpecah dan tidak menjadi bahan bakar terus setiap ada Pilpres, sehingga bisa menjadi negara superpower baru,” katanya.

Menurutnya, Indonesia sedang ditunggu negara-negara Islam untuk menjadi pemimpin negara Islam. “Umat Islam paling strategis sekarang ini, namanya bangsa Indonesia karena secara populasi besar, sumber daya alamnya juga. Tinggal memperkuat teknologi, ekonomi dan militer untuk menjadi superpower baru,” katanya.

Karena itu, Fahri berharap agar umat Islam mendukung pasangan Prabowo-Gibran, karena membawa agenda yang jelas dalam memperjuangkan kepentingan umat Islam.

“Jangan ikut-ikutan orang lain, kita punya agenda sendiri. Umat punya agenda sendiri, jangan mau dipakai partai yang sudah mau habis, lalu ngambil posisi kanan dan tiba-tiba menjadi partai Islam,” katanya.

Fahri tak habis pikir terhadap partai tersebut, yang tiba-tiba menjadi partai Islam dan terus mengkonsolidasikan kekuatan umat.

Padahal selama ini, partai tersebut memusuhi umat Islam, namun hanya karena mendukung capres kanan Anies Baswedan menjadi partai Islam, dimana dia saat kita berdarah-darah memperjuangkan umat?

“Jangan percaya dengan pemimpin partai itu, Tidak benar dia memperjuangkan kepentingan umat. Yang benar itu partai kita, dipimpin oleh seorang ulama, seorang pemikir Islam dan pemikir dunia,” tegasnya.(Tim K6)




Caleg Srikandi Partai Gelora Indonesia, Evi Eni Koesrini, Mulai Beraksi

Kabar6-DPD partai Gelora Indonesia Kota Tangerang dalam menghadapi kontestasi politik 2024 yang akan datang sudah mempersiapkan para caleg calegnya yang tangguh. Dari total 30 caleg yang berlaga dari DPD Gelora Indonesia Kota Tangerang, 12 di antaranya diisi oleh para Srikandi yang kuat dan tangguh.

Evi Eni Koesrini caleg DPRD Kota Tangerang dapil 5 salah satunya yang menunjukan tajinya. Evi sapaan akrabnya mulai melakukan kegiatan kampanyenya dari pintu ke pintu sesuai dengan program yang diberikan oleh DPD Gelora Indonesia Kota Tangerang.

Evi juga sering diundang dalam acara pengajian yang dilakukan oleh ibu-ibu atau pun wilayah di daerah pilih di dapil 5 yang meliputi Kecamatan Periuk, Cibodas dan Jatiuwung.

“Masa kampanye sudah dimulai. Saya sudah mulai mempersiapkan beberapa agenda di antaranya yang memang sesuai arahan dari DPD di antaranya Gelora Ketuk Pintu, Tiba-tiba Gelora dan Gelombang Harapan. Gelora ketuk pintu sudah mulai saya jalankan ketemu warga tegur sapa dan minta dukungan dan restu,” ungkap Evi.

“Pada hari ini, kita dari Partai Gelora Indonesia DPD Kota Tangerang melakukan aktivitas Bimbingan Teknis kepada para kader-kader terbaik yang akan mengikuti kontestasi Pemilu pada Febuari 2024 mendatang. Seluruh Calon Legislatif baik tingkat DPRD Kota maupun DPRD Provinsi ikut hadir dalam kegiatan Bimtek yang hari ini kita gelar sebagai bentuk pemanasan sebelum masa kampanye dimulai,” tambahnya

**Baca Juga: Kecolongan Ulah Komplotan Pengoplos LPG Beromset Miliaran Rupiah di Banten? Begini Respon Pertamina

Hari Rabu (13/12/23) Evi diundang di acara pengajian ibu-ibu. Dalam momen tersebut juga meminta dukungan dan doa restu untuk kelancaran aktivitasnya sampai dengan selesai masa pemilu 2024 mendatang

“Saya pun sering juga diundang oleh ibu-ibu baik acara senam atau pun pengajian. Seperti Rabu malam saya diundang dalam acara pengajian ibu-ibu di salah satu rumah dan saya dengan senang hati hadir,” tutupnya

Periode masa kampanye yang ditetapkan oleh KPU secara nasional dari tanggal 28 November 2023 sampai dengan 10 Febuari 2024. Pemilu Raya 2024 akan diikuti oleh 18 partai politik dan akan memilih Presiden, DPD, DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kota/Kabupaten.(Red)




Fahri Hamzah : Kekuatan Umat Islam Bisa Jadikan Indonesia Negara Superpower Baru

Kabar6-Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah mengatakan, Pemilu 2024 adalah momentum persatuan nasional bagi bangsa Indonesia untuk bangkit menjadi negara kuat.

“Artinya kita perlu figur pemersatu, yang hatinya besar dan tidak ada kata bencinya, serta bisa diterima semua orang,” kata Fahri Hamzah dalam diskusi Gelora Talks bertajuk ‘Pilpres 2024: Kembalinya Suara Umat ke Prabowo, Rabu (13/12/2023).

Fahri berharap agar umat Islam bisa kembali terkonsolidasi mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto seperti pada dua pemilihan presiden (Pilpres) sebelumnya.

Sebab, Prabowo adalah sosok yang paling konsisten dan memiliki sejarah panjang dalam memperjuangkan kepentingan umat Islam, sehingga perlu diperkuat lagi pada Pemilu 2024.

“Pak Prabowo tidak pernah berubah, dan tidak pernah bereskperimen untuk sekedar mohon maaf, ada partai yang mengambil tokoh kanan untuk memperbesar ceruknya sendiri dan memperbesar partainya sendiri,” katanya.

Faktanya partai tersebut, tidak memperjuangankan kepentingan umat, tapi hanya sekedar mencari suara elektoral agar lolos ke Senayan dalam setiap Pemilu. Umat Islam hanya diperalat partai tersebut, untuk kepentingan elektoral saja.

“Ceruknya diambil, suara umat sudah diambil oleh partai tersebut. Tetapi, partai tersebut tidak pernah ada dalam kebenaran untuk memperjuangkan umat, terus dan terus begitu,” katanya.

Fahri mengatakan, sebagai negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia yang mayoritas beragama Islam, harusnya Indonesia bisa berperan lebih ditingkat global, seperti mendorong gencatan senjata antara Hamas-Israel.

Indonesia bisa menjadi penyeimbang bagi China yang penduduknya beragama Budha dan India yang beragama Hindu, serta Amerika Serikat yang beragama Protestan.

“Untung ada Ibu Retno, Menteri Luar Negeri kita yang memperjuangkan Palestina dengan gigihnya. Tetapi itu, tidak cukup, karena kita belum menjadi negara superpower, sehingga tidak didengarkan,” katanya.

Karena itu, Indonesia harus menjadi negara superpower yang mengisi kelembagaan multilateral yang ada di dunia ini, sehingga tatanan dunia baru betul-betul demokratis dan stabil.

“Kekuatan umat ini, yang akan menjadi fondasi kita untuk mendirikan negara besar yang kuat, negara superpower. Dari situlah dunia baru akan memperhitungkan kita,” kata Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019.

Menurut Fahri, kebijakan ekonomi Prabowo tidak hanya meningkatkan pertumbuhan, dan mengatasi kebocoran sumber daya alam saja, tetapi juga akan menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan kuat yang memiliki bergaining position secara politik di tingkat global.

“Syarat dari sebuah negara kuat itu, adalah pemenuhan gizi-gizi anak. Inilah yang sedang dikejar Pak Prabowo memberikan makan anak-anak Indonesia sejak dalam kandungan. Mudah-mudahan Pak Prabowo akan menjadi pemimpin kita semua,” katanya.

Bukan Benar Salah

Sementara itu, Ketua Umum Aswaja center KH Misbakhul Munir mengatakan, umat Islam tidak perlu bermusuhan, karena berbeda pilihan dalam Pilpres. Berbeda plihan dalam masalah kebangsaan itu, dibolehkan oleh agama.

“Ukurannya itu bukan benar salah, tetapi saya harus mengatakan, bahwa karena semua sudah diterima KPU, maka yang harus dipahami adalah kalau umat Islam punya pilihan bebeda. Boleh berbeda, yang penting jangan berantem,” kata Misbakhul Munir.

Misbakhul meminta semua pihak harus bersaing secara sehat, tidak sampai menjelekkan satu dengan yang lain. Namun, ia berpandangan, bahwa Prabowo adalah sosok yang memberikan banyak hal-hal positif dan luar biasa kepada umat Islam.

“Salah satu ciri pemimpin itu, dia mau rekonsoliasi. Makanya saya mengapresiasi ketika Pak Prabowo dan Presiden Jokowi (Joko Widodo) itu rekonsiliasi. Dari sudut pandang manapun, orang melihat memberikan hal positif untuk umat dan rakyat Indonesia,” kata Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Sehingga kata, Pakar Ajaran Aswaja (Ahlussunnah Wal Jamaah) Nahdatul Ulama (NU) ini, penting bagi umat Islam untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai kelanjutan upaya rekonsiliasi. Karena mereka telah mengupayakan hal-hal baik bagi umat dan rakyat Indonesia.

“Ada 9 alasan untuk menjadi pemimpin itu, diantaranya dia orang yang ikhlas terhadap rakyat seperti kata Gus Dur. Pak Prabowo itu tegar, jatuh bangun sejak Pemilu 2009, 2014, 2019, dan saya lihat beliau begitu ikhlasnya untuk rakyat luar biasa dan terus berjuang untuk rakyat Indonesia,” katanya.

Karena ikhlas tersebut, kata Misbakhul, Prabowo diyakini akan menjadi Presiden RI ke-8 pada Pemlu 2024 mendatang. Ia menilai doa-doa para ulama dan umat Islam selama ini untuk Prabowo agar jadi Presiden tertunda. Bisa jadi akan dikabulkan di 2024, karena doa pada dasarnya tidak ada yang kadaluarsa.

“Doa itu tidak ada yang kadaluarsa, ketika mulai didoakan ulama sejak berpasangan dengan Pak Hatta (Hatta Radjasa) pada Pilpres 2014, dan kemudian dengan Pak Sandi (Sandiaga Uno) di Pilpres 2019 itu luar biasa doanya. Bisa jadi doanya akan dikabulkan dengan situasi dan kondisi sekarang, di Pemilu 2024. Doa tidak ada yang kadaluarsa, hanya Allah SWT yang tahu kapan akan dikabulkan. Jadi kalau nanti Pak Prabowo jadi Presiden itu adalah berkah dari umat Islam,” jelasnya.

Opini Nyinyir

Sedangkan Mubaligh dan Cendikiawan Muslim Yusuf Burhanuddin mengatakan, fenomena Prabowo ini sangat luar biasa dan perlu disikapi pasca debat pertama Pilpres 2024 pada Selasa (12/12/202) malam, karena memiliki banyak investasi dan aset yang tidak sedikit dalam membangun negeri.

“Jadi beliau sudah teruji, bahkan kita menginginkan adanya pandangan obyektif dari opini-opini yang nyinyir, terutama pasca debat kemarin, saya mengamati di kalangan grasroot umat itu banyak yang ‘nyiyiriun wal nyinyirian’,” katanya.

Yusuf menilai umat tidak memandang itu, sebagai opini yang obyektif, tetapi sebagai opini nyinyir. Hal ini bisa menjadi hasutan yang liar.

**Baca Juga: Anis Matta Puji Gaya Debat Prabowo Lebih Jujur dan Santai

“Kita memang harus menikmati perbedaan ini sebagai khazanah. Tetapi kita tidak hanya melihat dari satu segi, satu perspektif, atapun satu sisi saja. Kalau seperti itu, justru saya melihat akan merusak,” katanya.

Ia melihat dalam debat perdana kemarin, Prabowo terlihat lebih santun dan santuy, faktual dan fairplay, mengakui kekuranganya serta gentlemen dibandingkan dua kandidat lainnya.

“Pak Prabowo juga memberikan apresiasi terhadap mereka ketika berbeda pandangan. Saya melihat posisinya beliau sangat halus, sementara yang lainnya pandangannya menghasut, tidak produktif, tidak jujur dan tidak objektif. Sementara Pak Prabowo lebih terlihat membangun spirit kebangsaan,” kata Yusuf Berhanuddin.

Sedangkan KH Arip Rahman, Ketua DPP Aliansi Ulama Alumni Timur Tengah menambahkan, Prabowo adalah sati-satunya capres yang memiliki kepedulian secara langsung kepada perjuangan kemerdekaan Palestina.

Prabowo juga memiliki hubungan internasional yang luas, tidak hanya terbatas di Timur Tengah saja, tetapi juga di seluruh dunia.

“Bantuan Pak Prabowo bagi Palestina itu nyata, Semua bantuan untuk Palestina yang ada itu, juga dipastikan Pak Prabowo sampai ke Palestina. Tidak hanya itu, Pak Prabowo juga memberikan bantuan dari kantong pribadinya Rp 5 miliar, sementara adiknya Hashim 1 miliar,” katanya.

Arip berharap umat Islam mendukung Prabowo di Pilpres 2024, karena upaya untuk memperjuangkan kepentingan umat lebih nyata, termasuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel.

“Mari kita berbahagia dan bergembira menghadapi Pemilu 2024 ini. Kaum muslimin, umat Islam, mari kita sama-sama berbagi kebenaran, bukan sebaliknya menyebarkan informasi yang tidak benar. Kita kembalikan suara umat ke Pak Prabowo. Pak Prabowo adalah orang paling ikhlas, dan perlu diketahui Pak Prabowo adalah orang yang menciptakan pemimpin di daerah, ada Pak RK (Ridwan Kamil) di Jawa Barat. Lalu, ada Pak Anies Baswedan di DKI, dia jadi gubernur itu perannya Pak Prabowo,” pungkasnya.(Tim K6)




Anis Matta Puji Gaya Debat Prabowo Lebih Jujur dan Santai

Kabar6-Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta memuji gaya debat Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 2, Prabowo Subianto dalam debat pertama.

Capres yang didukung partai politik Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu, dinilai lebih jujur dan santai dibandingkan dua kandidat lainnya.

“Prabowo lebih jujur dan santai dalam debat pertama ini,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Rabu (13/12/2023).

Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menggelar debat pertama pemilihan presiden (Pilpres) 2024 pada Selasa (12/12/2023) malam.

Ketiga capres didampingi calon wakil presiden (cawapres) masing-masing. Ketiganya memaparkan gagasan tentang hukum, hak asasi manusia (HAM), pemerintahan, pemberantasan korupsi, dan penguatan demokrasi.

Menurut Anis Matta, Prabowo merupakan sosok yang tidak berusaha untuk berbeda dalam hal-hal yang memang tidak perlu dipaksakan berbeda. Selain itu, cara pandang Menteri Pertahanan tersebut dinilai lebih komprehensif.

“Misalnya, dalam soal Papua, sehingga mudah bagi beliau untuk sepakat dengan capres lainnya dalam hal-hal yang memang sejalan aja,” tegasnya.

Di satu sisi, Anis Matta menilai daftar pertanyaaan yang dibuat panelis memang tidak memungkinkan terjadinya perdebatan yang tajam. Sebab perbedaan dalam tema-tema itu memang tidak terlalu penting.

Terkait debat ini, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah membuat polling singkat soal penampilan Prabowo dalam debat pertama. Polling di akun media sosial X (Twitter) tersebut, diikuti hasil suara akhir sebanyak 2.107 suara.

“Satu kata untuk penampilan Pak Prabowo. Cerdas 21 persen, tangkas 23 persen, 56 persen,” kata Fahri Hamzah.

Fahri juga membuat polling soal kedudukan posisi dua capres lainnya, Capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo. Polling tersebut, diikuti hasil suara akhir sebanyak 1.284 suara.

“Satu kata untuk No.1 dan 3. Oposisi Ngambang 50 persen dan Petugas Partai Bimbang 50 persen,” tandas Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini.

Dalam debat perdana ini, Prabowo Subianto mendapat serangan dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Namun, semua serangan tersebut, dijawab Prabowo secara lugas, tegas dan santai. Prabowo lebih jujur dan realistis pada data dan fakta, sementara dua capres lainnya banyak retorika.

Saat menyampaikan visi misinya, tentang hukum, HAM pemerintahan, pemberantasan korupsi, dan penguatan demokrasi, Prabowo akan menjadikan proses penegakkan hukum, HAM, hingga perbaikan pelayanan pemerintah sebagai prioritas. Hal tersebut menjadi fokus pemerintahan Prabowo-Gibran jika terpilih jadi pemimpin bangsa.

“Kami menempatkan hukum, HAM, perbaikan pelayanan pemerintahan, pemberantasan korupsi, perlindungan terhadap semua kelompok masyarakat, sebagai sesuatu yang sangat penting. Karena itu dalam visi-misi kita, hal-hal ini ditaruh di paling atas,” kata Prabowo.

Prabowo juga mengatakan sejak muda dirinya telah mengangkat sumpah untuk membela Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan perjuangan dan pertaruhan nyawa.

**Baca Juga: Anis Matta Optimistis Basis Keumatan Prabowo pada Pilpres 2024 Kembali

“Itulah perjuangan saya selama ini, saya pertaruhkan nyawa saya, jiwa saya untuk membela demokrasi, Hukum dan HAM,” kata Prabowo.

Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil survei elektabilitas tiga capres-cawapres menjelang debat perdana.

Litbang Kompas merilis survei terbaru terkait elektabilitas capres-cawapres pada periode 29 November hingga 4 Desember 2023. Hasilnya Prabowo-Gibran mendapatkan 39,3% suara, Anies-Muhaimin 16,7% dan Ganjar-Mahfud 15,3%. Sedangkan 28,7% belum menentukan pilihannya.

Sementara itu, berdasarkan rilisan Lembaga survei LSI Denny JA dengan periode survei 20 November-3 Desember 2023, Prabowo-Gibran tertinggi di angka 42,9%. Posisi kedua Ganjar-Mahfud di angka 24,9%. Posisi ketiga Anies-Muhaimin 24,0%.

Terbaru, Lembaga Survei Populi Center juga merilis survei terbaru yang dilakukan pada 28 November hingga 5 Desember 2023. Hasil survei menunjukkan Prabowo-Gibran di posisi pertama di angka 46,7%. Posisi kedua Ganjar-Mahfud 21,7% dan Anies-Muhaimin 21,7%.(Tim K6)




Anis Matta Optimistis Basis Keumatan Prabowo pada Pilpres 2024 Kembali

Kabar6-Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mendapat tugas untuk mengembalikan basis dukungan Prabowo Subianto yang pernah didapat di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan Pilpres 2019.

Pada Pilpres 2014 Prabowo mendapatkan perolehan 62.576.444 suara (46,85%), sedangan perolehan suara Prabowo di Pilpes 2019 68.650.239 atau 44,50 persen suara.

“Secara umum kita yakin betul, Insya Allah bahwa basis keumatan Prabowo akan kembali lagi memilih beliau,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Rabu (13/12/2023).

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam program Anis Matta Menjawab Episode 25 dengan tema ‘Bagaimana Membangun Kekuatan Politik Umat? yang telah tayang di kanal YouTube Gelora TV pada Senin (11/12/2023) malam.

Dalam program yang dipandu Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi DPN Partai Gelora Dedy Miing Gumelar yang juga merupakan Caleg DPR RI Dapil 6 Bekasi dan Depok ini, Anis Matta juga akan memastikan basis massa yang dibawa Gibran Rakabuming Raka di Jawa Tengah dan Jawa Timur mendukung Prabowo.

“Jadi pertama, selain mengembalikan basis keumatan Prabowo dan yang kedua adalah basis yang dibawa Mas Gibran, khususnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, Insya Allah kita juga akan memastikan ke beliau,” katanya.

Anis Matta menegaskan, bahwa Partai Gelora mendapatkan tugas penting untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran, dengan mengembalikan suara umat pada Pilpres 2024 seperti pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

“Dan tugas terpenting dari Partai Gelora adalah berkontribusi bagi pemenangan Pak Prabowo dengan mengembalikan suara umat kembali ke Pak prabowo,” katanya.

Anis Matta menyadari bahwa sejak dulu memang ada kesulitan dalam mengkonsolidasikan umat Islam. Hal tersebut berhubungan dengan pemikiran, akidah dan hal-hal teknis.

“Kadang-kadang orang bilang ke saya, terlalu besar pikirannya. Padahal partai politik kan cuma buat cari suara, kursi gampang didapat dengan bagi-bagi minyak goreng. Kenapa mesti jauh betul pemikiran,” katanya.

Menurut Anis Matta, dalam memperjuangkan kepentingan umat, tidak hanya sekedar berebut kursi di Senayan atau Pilpres. Tetapi umat Islam harus memiliki penerawangan ke depan di tengah kekacauan dunia saat ini akibat krisis global.

“Jadi untuk memperjuangkan kepentingan umat ini, tidak hanya sekedar pemikiran, memperbaiki aqidah umat atau berhubungan dengan hal-hal teknis. Tapi mesti punya penerawangan yang jauh, bagaimana kita memperjuangkan umat itu, dalam semua situasi yang kita hadapi, terutama di tengah kekacauan dunia yang terjadi sekarang,” ujarnya.

Kursi atau jabatan yang didapat, lanjut Anis Matta, adalah amanah yang memikul tanggungjawab yang besar, sehingga tidak hanya sekedar menandatangani suatu kebijakan atau undang-undang saja.

“Jadi semua itu harus mengerti betul tanggungjawabnya, bagaimana orang jadi presiden, gubernur dan seterusnya. Kebanyakan kita masuk politik itu, hilang jalan karena pada dasarnya kita tidak punya penerawangan yang jauh. Seperti orang pergi berlayar, kompasnya tidak jelas, navigasnya tidak jelas dan di tengah jalan kena badai,” katanya.

“Ini juga seperti papatah bugis dalam mengenang kekasihnya yang pergi merantau, dia bilang mungkin kamu sekarang sedang ada di tengah samudera dan tidak pernah sampai ke tujuan, serta tidak untuk kembali. Itulah nasib partai-partai sekarang yang berebut hal-hal kecil setiap hari,” katanya.

Anis Matta mengatakan, partai-partai sekarang termasuk partai Islam, tidak pernah memikirkan untuk mencapai hal-hal yang lebih besar.

“Kalau kita berpikir besar seperti ini tidak banyak uangnya seketika, nah itu yang bkin orang tidak sabar. Tapi jika berpikir kepentingan dalam skala umat, inilah yang mengilhami saya dalam mendirikan Partai Gelora,” pungkasnya.(Tim K6)

Kabar6-Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mendapat tugas untuk mengembalikan basis dukungan Prabowo Subianto yang pernah didapat di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan Pilpres 2019.

Pada Pilpres 2014 Prabowo mendapatkan perolehan 62.576.444 suara (46,85%), sedangan perolehan suara Prabowo di Pilpes 2019 68.650.239 atau 44,50 persen suara.

“Secara umum kita yakin betul, Insya Allah bahwa basis keumatan Prabowo akan kembali lagi memilih beliau,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Rabu (13/12/2023).

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam program Anis Matta Menjawab Episode 25 dengan tema ‘Bagaimana Membangun Kekuatan Politik Umat? yang telah tayang di kanal YouTube Gelora TV pada Senin (11/12/2023) malam.

Dalam program yang dipandu Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi DPN Partai Gelora Dedy Miing Gumelar yang juga merupakan Caleg DPR RI Dapil 6 Bekasi dan Depok ini, Anis Matta juga akan memastikan basis massa yang dibawa Gibran Rakabuming Raka di Jawa Tengah dan Jawa Timur mendukung Prabowo.

“Jadi pertama, selain mengembalikan basis keumatan Prabowo dan yang kedua adalah basis yang dibawa Mas Gibran, khususnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, Insya Allah kita juga akan memastikan ke beliau,” katanya.

Anis Matta menegaskan, bahwa Partai Gelora mendapatkan tugas penting untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran, dengan mengembalikan suara umat pada Pilpres 2024 seperti pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

“Dan tugas terpenting dari Partai Gelora adalah berkontribusi bagi pemenangan Pak Prabowo dengan mengembalikan suara umat kembali ke Pak prabowo,” katanya.

Anis Matta menyadari bahwa sejak dulu memang ada kesulitan dalam mengkonsolidasikan umat Islam. Hal tersebut berhubungan dengan pemikiran, akidah dan hal-hal teknis.

“Kadang-kadang orang bilang ke saya, terlalu besar pikirannya. Padahal partai politik kan cuma buat cari suara, kursi gampang didapat dengan bagi-bagi minyak goreng. Kenapa mesti jauh betul pemikiran,” katanya.

Menurut Anis Matta, dalam memperjuangkan kepentingan umat, tidak hanya sekedar berebut kursi di Senayan atau Pilpres. Tetapi umat Islam harus memiliki penerawangan ke depan di tengah kekacauan dunia saat ini akibat krisis global.

**Baca Juga: Anis Matta Ungkap Partai Gelora Dapat Tugas Kembalikan Basis Dukungan Prabowo pada 2014 dan 2019

“Jadi untuk memperjuangkan kepentingan umat ini, tidak hanya sekedar pemikiran, memperbaiki aqidah umat atau berhubungan dengan hal-hal teknis. Tapi mesti punya penerawangan yang jauh, bagaimana kita memperjuangkan umat itu, dalam semua situasi yang kita hadapi, terutama di tengah kekacauan dunia yang terjadi sekarang,” ujarnya.

Kursi atau jabatan yang didapat, lanjut Anis Matta, adalah amanah yang memikul tanggungjawab yang besar, sehingga tidak hanya sekedar menandatangani suatu kebijakan atau undang-undang saja.

“Jadi semua itu harus mengerti betul tanggungjawabnya, bagaimana orang jadi presiden, gubernur dan seterusnya. Kebanyakan kita masuk politik itu, hilang jalan karena pada dasarnya kita tidak punya penerawangan yang jauh. Seperti orang pergi berlayar, kompasnya tidak jelas, navigasnya tidak jelas dan di tengah jalan kena badai,” katanya.

“Ini juga seperti papatah bugis dalam mengenang kekasihnya yang pergi merantau, dia bilang mungkin kamu sekarang sedang ada di tengah samudera dan tidak pernah sampai ke tujuan, serta tidak untuk kembali. Itulah nasib partai-partai sekarang yang berebut hal-hal kecil setiap hari,” katanya.

Anis Matta mengatakan, partai-partai sekarang termasuk partai Islam, tidak pernah memikirkan untuk mencapai hal-hal yang lebih besar.

“Kalau kita berpikir besar seperti ini tidak banyak uangnya seketika, nah itu yang bkin orang tidak sabar. Tapi jika berpikir kepentingan dalam skala umat, inilah yang mengilhami saya dalam mendirikan Partai Gelora,” pungkasnya.(Tim K6)




Anis Matta: Indonesia Butuh Pemimpin yang Menyatukan, Tidak Perlu Sempurna, Tapi Orang yang Tepat

Kabar6-Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Indonesia Anis Matta kembali menegaskan, bahwa peristiwa politik yang paling penting dalam empat tahun terakhir adalah rekonsiliasi antara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Kenapa ini penting, karena ketika berbicara krisis global dalam kaitan kepentingan umat, maka Indonesia diharapkan tidak menjadi taman bermainnya negara adidaya, seperti Syiria dan Ukraina,” kata Anis Matta dalam ‘Bincang Keumatan Bersama dengan Tokoh Jawa Timur, di Surabaya, Sabtu (9/12/2023) malam.

Anis Matta mengatakan, Indonesia saat ini membutuhkan satu kepemimpinan nasional yang bisa menyatukan elite nasional. Pada saat yang sama tidak mengizinkan kekuatan asing menjadikan Indonesia sebagai tempat bermain atau playground.

Karena itu, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memahami situasi geopolitik sekarang. Sehingga dalam memilih pemimpin itu, tidak perlu sempurna, tapi disesusuaikan dengan situasi kondisi saat ini.

“Di sejarah Islam sendiri, kita mengenal satu fakta, bahwa dalam memilih pemimpin itu tidak perlu sempurna, tapi orang yang tepat. Jadi yang menentukan orang itu layak atau tidak kita pilih, itu masalah relevansi saja,” katanya.

Artinya, keberadaan Prabowo sebagai calon presiden (capres) di pemilihan presiden (Pilpres) 2024, sangat relevan dengan ke keadaan sekarang.

“Pak Prabowo itu saya kenal sebagai orang kuat dan sekarang saya kenal sebagai orang yang rendah hati, karena beliau berani mengambil keputusan yang tidak menyenangkan bagi pengikutnya demi kemaslahatan yang lebih besar,” katanya.

Demikian pula dengan Presiden Jokowi yang berbesar hati berani mengajak lawan politik menjadi menteri di kabinetnya. “Kedua orang ini (Prabowo Subianto-Joko Widodo) adalah orang baik yang mau berbesar hati melakukan rekonsiliasi bersama-sama,” katanya.

Sementara kehadiran Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Jokowi sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto itu, adalah dalam konteks melanjutkan rekosiliasi.

“Di koalisi pun Mas Gibran ini pemersatu, karena teman-teman di Golkar punya calon sendiri sesuai dengan amanat munasnya, Pak Airlangga Hartarto. PAN punya calon Erick Thohir, Demokrat juga punya calon. Dan perlu diingat berpisahnya PKB dengan Gerindra juga soal pencalonan ini,” katanya.

Menurut Anis Matta, jika Gibran tidak menjadi cawapres Prabowo, maka Koalisi Indonesia Maju (KIM) bisa bubar, karena semua partai politik mencalonkan calonnya masing-masing.

“Jadi kalau Mas Gibran tidak diambil, maka Koalisi Indonesia Maju bisa bubar. Mas Gibran ini yang menyatukan dan bisa diterima oleh semua partai. Tetapi sekali lagi, ini bukan soal pemimpin yang ideal, tapi siapa yang tepat. Sisi ketepatannya disini lebih pada makna melanjutkan rekonsilisiai antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi,” ujarnya.

Anis Matta menilai pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka adalah kandidat yang berani menolak Indonesia dijadikan playground negara adidaya dibandingkan dua pasangan capres-cawapres lainnya.

“Saya ini bukan tipe orang yang suka membela calon yang didukung itu berlebihan. Saya juga tidak suka menisbahkan sifat-sifat yang tidak ada pada seseorang, hanya semata-mata karena mencalonkannya. Semua calon itu pasti ada kelemahannya,” ujar Anis Matta.

**Baca Juga: Anis Matta: Elektabilitas Partai Gelora Sudah Capai target, Insya Allah Lolos Threshold

Sehingga ketika semua orang tengah mempertanyakan kemampuan Gibran sebagai cawapres Prabowo, Anis Matta mengingatkan, kembali soal memori penunjukkan KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres Presiden Jokowi di periode kedua, yang juga dipertanyakan kemampuannya ketika itu.

“Waktu Sandi (Sandiaga Uno) jadi wakilnya Pak Prabowo di Pilpres 2019, saya sudah ingatkan hati-hati kalau debat sama Kiai Ma’ruf, beliau punya intelektualitas yang luar biasa. Saya mengenal beliau di Komisi XI, tapi tidak semua orang tahu backgroundnya. Dan begitu perdebatan terjadi, Sandi-nya kewalahan,” ungkapnya.

Hal yang sama juga ada pada diri Gibran Rakabuming Raka. Anis Matta berharap agar semua pihak tidak underestimate (meremahkan) Gibran, karena belum ada perbebatan dalam debat cawapres yang dilakukan. Dalam pandangannya, Gibran juga memiliki success stories yang tidak diketahui semua orang.

“Intinya jangan undersitimate. Mas gibran dipertanyakan kemampuanya oleh banyak orang, padahal belum kita coba dalam debat. Dalam skala tertentu dia juga punya succes stories,” katanya.

Pada prinsipnya, Partai Gelora tidak ragu maupun canggung dalam mendukung pasangan Prabowo-Gibran, karena sudah sesuai dengan alur konteks sekarang.

“Pasangan Prabowo-Gibran ini memberi perhatian besar kapada pembinaan SDM. Kampanye bantuan gizi ibu hamil, susu dan makan siang gratis dan kuliah gratis itu merupakan permulaan dari pikiran besar, revolusi pendidikan di Indonesia,” katanya.

Program Partai Gelora tersebut, lanjut Anis Matta, juga akan menghidupkan ekonomi rakyat misalnya dalam penyediaan susu dan makan siang gratis di sekitar sekolah, karena kebutuhanya akan disediakan oleh masyarakat sekitar.

“Dengan memberikan hak-hak dasar kepada masyarakat, negara akan menyebarkan momen keberuntungan bagi generasi-generasi saat kebijakan tersebut dibuat. Negara memikirkan dia dari kandungan hingga kuliah, sehingga stunting tidak ada dan generasi yang tercipta berpengetahuan tinggi,” pungkasnya.(Tim K6)




Sindir Gimik ‘Gemoy’, Mahfuz Sidik: PKS Kayaknya Lupa Ingatan?

Kabar6-Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik bereaksi keras menanggapi pernyataan Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman yang menyidir penggunaan gimik ‘gemoy’ oleh calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto untuk meraup suara pada Pemilu 2024.

“Saya menduga, PKS ini sepertinya lupa ingatan, kalau mengkritik Pak Prabowo. Padahal di setiap Pemilu, PKS-lah yang paling sering main gimik. Gimik-gimik Itu dibuat langsung secara resmi oleh PKS sebagai partai,” kata Mahfuz Sidik dalam keterangannya, Selasa (28/11/2023).

**Baca Juga: Fahri Hamzah: Politik Aliran Tak Ada Untungnya, Harus Diakhiri!

Menurut Mahfuz, salah satu gimik yang dibuat PKS adalah program SIM seumur hidup dan bebas pajak kendaraan bermotor (STNK) dalam Pemilu 2019 lalu. Gimik ini telah menaikkan suara PKS pada Pemilu Legislatif 2019.

“Mana buktinya, kan nggak ada sampai sekarang. Itu berarti soal SIM seumur hidup itu gimik saja dalam kampanye. Kalau soal gimik, PKS itu ahlinya, bukan Prabowo,” katanya.

Mahfuz juga mengingatkan agar PKS tidak lupa ingatan, bahwa pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 lalu, PKS mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Ketika itu, yang mengarahkan dukungan adalah Sohibul Iman selaku Presiden PKS.

“Jadi kalau PKS sekarang mengkritik Prabowo dibilang tidak punya ide atau gagasan, padahal Pemilu 2014 dan 2019 mengusung calon presiden Prabowo Subianto. Kalau Prabowo tidak punya ide, ngapain didukung dulu sama PKS,” kilahnya.

Dengan dua hal itu, Mahfuz kembali menegaskan, bahwa PKS dan Sohibul Iman lupa ingatan. Ia menilai Sohibul sengaja menebar gimik untuk melakukan serangan secara pribadi kepada Prabowo Subianto, yang dinilai memiliki ide lebih baik dan punya narasi besar dibandingkan capres yang didukungnya.

“Pak Prabowo itu justru capres yang punya ide dan gagasan, dibandingkan capres lainnya. Itu sudah disampaikan dalam berbagai kesempatan sejak dulu. Dalam kampanye juga sudah ada 17 program prioritas Prabowo dan 8 program cepat Prabowo. Itu semua program dan ide, bukan gimik,” katanya.

Sekjen Partai Gelora menegaskan, bahwa gimik ‘gemoy’ tersebut bukan berasal dari Prabowo maupun tim kampanyenya, tetapi merupakan penyebutan dari nitizen yang merasa gemas melihat sosok Menteri Pertahanan itu

“Jadi gemoy itu bukan ide Pak Prabowo, juga bukan dari TKN, itu dari nitizen. Kalau PKS mau marah , silahkan ke nitizen. Kalau marah, marah ke nitizen, nggak perlu buat gimik-gimik, kita tahu siapa PKS,” pungkas Mahfuz Sidik.

Sepertu diketahui, dalam acara ‘Kick Off Kampanye Nasional PKS: Road to Final 2024’ di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Minggu (26/11/2023) lalu, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman menyindir pihak yang menggunakan gimik ‘gemoy’ dan ‘santuy’ untuk meraup suara pada pemilu 2024 dan tak mau beradu gagasan.

“Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy. Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat,” kata Sohibul.(red)