Tragis! Usai Diinjak Gajah, Pria Ini Dimakan Singa

Kabar6-Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tingga, itulah nasib tragis yang dialami seorang pemburu badak. Berawal dari penemuan mayat seorang pria yang tidak diungkap identitasnya di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan.

Polisi Afrika Selatan yakin, pemburu badak tersebut tewas mengenaskan akibat diinjak oleh gajah dan kemudian disantap oleh sekumpulan singa. Melansir theguardian, salah satu polisi Afrika Selatan yang bernama Leonard Hlathi mengatakan, ia menerima informasi tersebut dari sekelompok pria yang memasuki taman tersebut pada awal April lalu untuk memburu badak, “Kemudian tiba-tiba seekor gajah menyerah dan membunuh salah satu di antara mereka.”

Disebutkan, “Mereka mengaku bahwa mereka harus mengangkut mayatnya ke jalanan dan berharap agar orang yang melewati jalanan tersebut menemukannya di pagi hari. Kemudian mereka menghilang dari taman tersebut.”

Sekelompok pria, dikatakan Hlathi, buru-buru meninggalkan taman dan segera melaporkan kepada keluarga korban mengenai insiden yang terjadi, untuk kemudian menghubungi pihak kepolisian.

Jenazah pemburu tersebut ditemukan setelah dilakukan pencarian dengan metode penjelajahan dan pesawat terbang. Para penjaga hutan, polisi, dan sisa anggota kelompok pemburu liar yang tersisa ikut teribat dalam pencarian tersebut.

“Dugaan kuat bahwa sekumpulan singa telah menyantap jenazah sehingga yang tersisa hanya tulang belulang saja,” jelas Isaac Phaahla, general manajer Taman Nasional Kruger. Sementara keempat anggota kelompok pemburu liar lain telah ditangkap dan diadili. ** Baca juga: Mata Sakit, Dokter Temukan 4 Ekor Lebah di Bawah Kelopak Mata Seorang Wanita Taiwan

Diketahui, Afrika Selatan merupakan rumah bagi sekira 80 persen populasi badak dunia. Ironisnya, banyak perburuan liar terkonsentrasi di Taman Nasional Kruger, sehingga berdampak sangat buruk bagi populasi badak di sana.(ilj/bbs)




Jepang Produksi Bir dari Kotoran Gajah

Kabar6-Bir adalah segala minuman beralkohol yang diproduksi melalui proses fermentasi bahan berpati tanpa melalui proses penyulingan setelah fermentasi. Merupakan minuman beralkohol yang paling banyak dikonsumsi di dunia, dan kemungkinan yang tertua. Selain itu, bir juga adalah minuman terpopuler ketiga di dunia, setelah air dan teh.

Proses pembuatan bir disebut brewing. Karena bahan yang digunakan untuk membuat bir berbeda antara satu tempat dan lainnya, maka karakteristik bir (seperti rasa dan warna) juga sangat berbeda baik jenis maupun klasifikasinya. Kadar alkohol bir biasanya berkisar antara 4-6 persen abv (alcohol by volume, alkohol berdasarkan volume), meski ada pula yang serendah kurang dari satu persen abv maupun yang mencapai 20 persen abv.

Nah, Sankt Gallen yang merupakan perusahaan bir ternama dari Kanagawa, Jepang, melansir soranews24, membuat bir dari kotoran gajah. Proses pembuatannya mirip seperti pada kopi luwak, di mana gajah tadi disuruh untuk memakan biji kopi. Setelah melewati proses pencernaan, biji kopi yang hancur tadi dikeluarkan oleh gajah dan kemudian diolah untuk menjadi bir.

Kabarnya, saat bir ini pertama kali dijual, sudah habis terpesan hanya dalam beberapa menit. Menurut para pecinta dan kritikus, bir ini sangat nikmat dan aromanya terasa sangat kuat. Mereka menilai, bir ini berbeda pada umumnya dan rasanya yang keras membuat orang ketagihan untuk meminumnya. ** Baca juga: Ini 2 Kesamaan Negara-negara dengan Tingkat Obesitas Tertinggi di Dunia

Penasaran mencoba? (ilj/bbs)




Tragis, Pria Ini Mati Tertimpa Gajah Buruannya

Kabar6-Seekor gajah nekat menyerbu kelompok pemburu gajah yang dipimpin Theunis Botha (51) di Zimbabwe, Afrika Selatan. Gajah itu langsung ditembak hingga mati. Nah saat sedang sekarat, tubuh gajah tadi sempat limbung sebelum jatuh dan menimpa Botha.

Botha, melansir boredpanda, adalah pimpinan kelompok pemburu gajah di taman nasional Hwange, Zimbabwe. Ayah dari lima orang anak itu berasal dari provinsi Limpopo, sebelah utara Afrika Selatan. Dikatakan anak tertua Botha yang bernama Marke, ia tak mau berkomentar lebih jauh mengenai penyebab kematian sang ayah. Sementara dalam situsnya, Botha mengatakan bahwa dia mulai melakukan perburuan gajah sejak 1989, setelah sebelumnya bertugas sebagai sersan di kesatuan infanteri Afrika Selatan.

Botha mengkhususkan diri dalam memburu singa dan macan tutul menggunakan anjing pelacak. Dalam situsnya, dia juga menawarkan aneka macam paket perburuan di Zimbabwe. Hewan buruan itu termasuk macan tutul, jerapah, banteng dan gajah. ** Baca juga: Mr. P Tertembak Karena Tidak Sengaja Duduki Pistol

Di sebuah laman Facebook Kuronda Safaris yang bekerja dengan Botha, menyebut pria itu sebagai ‘seorang pria hebat dengan selera humor yang fantastis.'(ilj/bbs)




Di India, Seorang Pria Bikin Heboh Setelah Masuk ke Perut Gajah

Kabar6-Ada aksi menghebohkan yang menjadi viral di media sosial, dilakukan oleh seorang dokter hewan asal Kerala, India. Dalam sebuah video yang diunggah ke dunia maya, tampak seorang dokter sedang masuk ke perut seekor gajah.

Meski gajah tersebut sudah mati, seperti dilansir Viva, banyak orang yang tak habis pikir untuk apa pria tersebut masuk ke perut gajah. Diketahui, gajah tersebut mati karena tersetrum pagar listrik yang sengaja dibuat oleh penduduk desa Marayur, di distrik Idukki.

Para petani di desa tersebut sengaja membuat pagar listrik untuk melindungi tanaman mereka dari kawanan gajah. Malang, gajah ini menjadi korban dari pagar listrik yang dibuat oleh penduduk sekitar.

Warga lantas beramai-ramai mengerubungi gajah yang sudah mati tersebut. Dokter hewan yang diketahui bernama Mahesh Babu ini, kemudian memeriksa gajah tersebut. Ia membelah perut gajah tersebut untuk memeriksa beberapa organ hewan tadi.

Awalnya, sang dokter tak berencana untuk masuk ke dalam perut gajah tersebut. Namun, ia merasa kesulitan untuk menjangkau organ yang akan diambil. Akhirnya, ia memutuskan untuk masuk ke dalam perut gajah tersebut. ** Baca juga: Dukung Anti Asap Rokok, Sebanyak 100 Kota di Sri Lanka Boikot Penjualan Rokok

Ada-ada saja.(ilj/bbs)




Gen Zombie dalam Tubuhnya Bikin Gajah Terhindar dari Kanker

Kabar6-Meskipun sama-sama memiliki rentang hidup sekira 70 tahun, gajah memiliki sekira 100 sel kanker lebih banyak daripada manusia. Namun hanya lima persen dari gajah di dunia yang diprediksi mati karena kanker. Sedangkan manusia memiliki angka yang lebih besar. Diperkirakan 17 persen manusia di dunia meninggal dunia karena kanker.

Peneliti dari University of Chicago melakukan penelitian yang mencoba mengungkapkan fenomena tersebut. Melansir nationalgeographic, manusia dan hewan sama-sama memiliki satu salinan gen p53 yang bekerja sebagai penekan tumor. Gen ini memungkinkan tubuh untuk mengenali DNA yang rusak dan tidak diperbaiki. Secara tak diduga, mereka menemukan bahwa gajah ternyata memiliki 20 salinan p53. Hal tersebut membuat sel gajah secara signifikan lebih sensitif terhadap DNA yang rusak.

“Gen-gen tersebut menduplikasi sepanjang waktu, meskipun terkadang mereka membuat kesalahan dengan menghasilkan versi non-fungsional yang dikenal sebagai pseudogen, kita sering menyebut ini sebagai gen yang mati,” kata Vincent Lynch, Ph.D., dari University of Chicago.

Peneliti saat mempelajari gen p53 pada gajah menemukan bahwa pseudogene yang disebut leukemia inhibitory factor 6 (LIF6) justru berevolusi. Seperti bangkit dari kematian, LIF6 berubah menjadi gen kerja yang berharga.

Gajah memiliki delapan gen LIF, tetapi hanya LIF6 yang diketahui berfungsi. LIF6 yang diaktifkan oleh p53 bekerja untuk merespon DNA yang rusak dengan membunuh sel. Gen LIF6 membuat protein yang berjalan ke mitokondria, sumber energi utama sel. Protein itu menusuk lubang di mitokondria sehingga menyebabkan sel mati.

“Seperti zombie, gen yang sudah mati kembali hidup, ketika gen tersebut dihidupkan oleh DNA yang rusak, ia membunuh sel itu dengan cepat, ini menguntungkan, karena dapat merespons terhadap kesalahan genetika, kesalahan yang dibuat ketika DNA sedang diperbaiki, dengan membunuh sel dapat mencegah kanker yang datang,” ungkap Lynch.

“Kita dapat menggunakan trik evolusi untuk mencoba mencari tahu kapan gen yang mati ini menjadi berfungsi kembali,” kata Lynch.

Hewan yang berukuran besar, dijelaskan peneliti, cenderung berumur panjang. Badan yang besar juga berarti memiliki sel yang lebih banyak pula. Hewan seperti gajah memiliki pengembangan mekanisme yang kuat untuk menekan atau menghilangkan sel-sel kanker.

Penemuan tersebut diyakini oleh peneliti memainkan peran penting dalam pengembangan dunia medis pada manusia. Penelitian lebih lanjut akan mencari tahu lebih dalam mengenai p53 dan LIF6, sehingga dapat membuka jalan untuk mengembangkan obat. Cara kerjanya adalah dengan meniru fungsi dari dua gen yang secara alami ditemukan pada gajah. ** Baca juga: Intip Arti Mantra dalam Film Harry Potter

Namun menurut peneliti, pengembangan dari penemuan tersebut diprediksi akan memakan waktu yangcukup lama. “Mengembangkan pengobatan terbaru adalah proses yang sangat rumit dan butuh beberapa dekade,” ujar Lynch.(ilj/bbs)