Ada 3 Fobia Terhadap Makanan yang Sering Tidak Disadari

Kabar6-Fobia adalah ketakutan berlebih akan suatu sosok, objek, situasi, atau tempat. Orang dengan fobia akan mengalami berbagai gejala khusus.

Menurut the American Psychiatric Association, fobia merupakan suatu ketakutan yang berlebihan dan tidak wajar terhadap suatu benda atau situasi.

Ada banyak jenis fobia, misalnya fobia, misalnya fobia terhadap hewan, berada di ruangan sempit, fobia pada suatu benda, atau bahkan ketinggian. Meskipun tidak membahayakan jiwa, fobia akan membuat penderitanya merasa tidak nyaman.

Nah, salah satu jenis fobia yang mungkin jarang Anda dengar adalah cibofobia atau fobia terhadap makanan. Kondisi ini tentu saja dapat membatasi aktivitas fisik seseorang dan bahkan menyebabkan terjadinya berbagai gangguan kesehatan.

Seseorang yang mengalami fobia terhadap makanan, melansir Healthcentral, biasanya tidak menyukai atau takut pada bentuk, bau, dan rasa dari makanan tersebut. Mereka biasanya tidak akan mengonsumsi makanan tersebut, dan justru kabur setiap kali melihat makanan tersebut.

Kemudian ada fobia Alektorofobia, di mana penderitanya takut pada ayam dan berbagai hal yang berkaitan dengannya seperti telur, bulu, bahkan bangkai ayam. Dalam beberapa kasus, mendengar kata ayam saja dapat membuat sang penderita sangat ketakutan.

Selain ayam, ada juga orang yang menderita fobia terhadap beras atau nasi karena bentuknya yang kecil dan dirasa menggelikan. Penderita biasanya tidak pernah mengonsumsi nasi dan lebih memilih berbagai jenis sumber karbohidrat lainnya seperti mie atau kentang.

Apa saja beberapa jenis fobia makanan yang unik dan mungkin tidak disadari oleh penderita itu sendiri?

1. Takut mencoba makanan baru
Anak-anak kecil kadangkala memang memiliki ketakutan untuk mencoba berbagai jenis makanan baru. Namun pada beberapa anak, ketakutan ini akan terus berlanjut hingga mereka dewasa sehingga mereka pun biasanya memiliki pola makan yang sangat ketat, di mana mereka biasanya hanya akan mengonsumsi makanan yang sama setiap harinya.

2. Takut memasak
Megeirkofobia adalah ketakutan untuk memasak bagi orang lain. Penderita biasanya takut bahwa masakannya kurang menarik, kurang enak, atau kurang matang. Penderita lainnya mungkin takut memasak karena takut melukai dirinya sendiri saat memasak.

3. Takut mual atau muntah
Beberapa orang merasa khawatir bahwa mereka akan merasa mual atau muntah bila mereka mengonsumsi suatu jenis makanan tertentu. Mereka mungkin hanya akan mengonsumsi makanan lunak atau makanan yang telah mereka siapkan sendiri.

Ketakutan ini dikarenakan mereka khawatir bahwa masakan yang disediakan tidak dimasak dengan baik, atau terlalu pedas, atau dapat mengganggu sistem pencernaannya.

Penderita biasanya tidak mau makan di luar atau bahkan tidak akan makan bila ada orang lain di sekitarnya. Ketakutan ini kadang akan membuat penderita tidak dapat menelan atau bahkan merasa ada suatu benjolan di tenggorokannya.

Salah satu gejala yang paling sering ditemukan pada seorang penderita fobia makanan adalah penderita biasanya cukup pemilih dalam hal makanan. Ia akan dengan teliti memeriksa komposisi suatu makanan untuk mengetahui bahan apa saja yang ada di dalam makanan tersebut.

Beberapa gejala lainnya yang dapat ditemukan adalah pusing, keringat berlebihan, mual, dan merasa sesak napas. Kemudian berdebar-debar, gemetar, mengalami suatu serangan panik, seperti merasa mereka akan menjadi gila atau mati bila mengkonsumsi suatu jenis makanan.

Namun fobia terhadap makanan juga dapat disembuhkan dengan melakukan terapi yang dibantu oleh seorang tenaga ahli seperti seorang psikolog atau psikiater. Salah satu terapi yang dianggap dapat sangat membantu seorang penderita fobia adalah dengan terapi paparan atau desensitisasi.

Apa bahaya dari fobia makanan? Agar tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka setiap orang perlu mengonsumsi berbagai jenis makanan. Jadi, saat seseorang menghindari suatu jenis makanan tertentu, maka mereka pun secara tidak langsung akan mengeliminasi berbagai jenis nutrisi yang terdapat di dalam makanan tersebut, yang sebenarnya diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan fungsi dengan baik.

Hal ini dapat membuat penderita mengalami berbagai gejala malnutrisi seperti merasa sangat lelah, pusing, dan mengalami penurunan berat badan. ** Baca juga: Ini Alasan Mengapa Karbohidrat Jangan ‘Dihapus’ dari Menu Harian Anda

Bila malnutrisi terus berlangsung untuk waktu yang cukup lama, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya beberapa gejala lainnya seperti rambut rontok, anemia, tekanan darah rendah, tulang rapuh, gagal ginjal, dan berbagai gangguan kesehatan lainnya

Sementara pada anak-anak, malnutrisi dapat membuat seorang anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.(ilj/bbs)




Fobia Makanan, Wanita Asal Inggris Ini Hanya Makan Sandwich Keju Tiap Hari

Kabar6-Seorang wanita bernama April Griffiths (29) memiliki kondisi tak biasa yaitu fobia terhadap makanan. Karena itulah, April yang berasal dari Warwickshire, Inggris, ini hanya bisa menyantap jenis makanan tertentu.

Dan selama hampir 30 tahun, melansir Dailystar, April bertahan hidup hanya dengan makan sandwich isi keju yaitu saat sarapan, makan siang juga malam. Terkadang wanita itu juga menambahkan keripik bawang dan keripik kentang pada sandwich keju. “Setiap kali mau coba makanan baru, aku kena serangan panik, seluruh tubuhku gemetar, dan jadi sangat sangat gugup,” ungkap April.

Ketakutan itu, dikatakan April, datang karena khawatir akan tersedak. Ia juga takut mencoba berbagai tekstur makanan karena rasanya sangat aneh ketika masuk ke mulut dan tenggorokan.

“Bahkan ketika aku hanya mencoba sedikit saja nasi, pasta atau sayur, aku tidak pernah bisa menelannya tanpa memuntahkannya.”

Diakui April, kondisi yang dialaminya ini berdampak pada kehidupan sosialnya. Saat harus makan di restoran bersama orang baru, dia harus selalu menjelaskan, kenapa hanya memesan roti isi keju. Dia juga sering jadi perbincangan tamu-tamu lain di restoran karena pesanannya yang dianggap tak biasa itu.

Selama beberapa tahun, April menjalani konseling dan hipnoterapi. Sayang, fobia pada makanan tak kunjung sembuh. Pada 2014, fobia terhadap makanan sempat hilang setelah April menjalani hipnoterapi. Namun itu hanya berlangsung sementara.

“Aku ikut dua sesi dan akhirnya bisa makan nasi selama beberapa bulan. Itu perubahan besar dan aku sangat bangga pada diriku sendiri. Tapi biayanya sangat mahal per sesi sehingga aku tak mampu bayar,” jelas April, yang kembali ke kondisi semula setelah berhenti konsultasi.

Saat sarapan, April biasanya akan mengonsumsi dua lembar roti. Lalu pada siang dan malam hari, ia makan sandwich dengan keju parut ditambah satu bungkus keju dan bawang goreng.

Jika ada acara khusus, April bisa mencoba keju dengan tekstur yang berbeda. Misalnya saja roti dengan lelehan keju dan keripik kentang.

“Kadang aku makan roti campur keju tapi itu pun harus dimakan saat kejunya masih panas kalau tidak aku bisa muntah karena ketika sudah dingin tekstur kejunya kan akan berubah,” jelasnya.

Ditambahkan, “Satu-satunya makanan lain yang bisa aku makan adalah keripik. Aku biasanya makan keju dan bawang goreng atau cocktail udang dan ngemil pringles rasa sour cream pada momen-momen spesial.” ** Baca juga: Wasabi Dikira Alpukat, Wanita Ini Masuk Rumah Sakit

Untuk mengatasi kekurangan vitamin, mineral, dan nutrisi penting lain, April mengatasinya dengan banyak-banyak minum jus jeruk. “Aku bisa menghabiskan tiga karton besar jus jeruk setiap harinya,” tuturnya.(ilj/bbs)