1

Ngobrol Bareng Legislator: ‘Masyarakat Digital yang Berbudaya Indonesia’

Kabar6.com

Kabar6-Semenjak perkembangan teknologi dan informasi khususnya internet hadir di tengah-tengah masyarakat, timbul sebuah ruang baru yang dapat digunakan masyarakat untuk berinteraksi satu sama lain tanpa tersekat jarak dan waktu. Ruang tanpa batasan itu disebut sebagai ruang digital.

Ruang digital juga turut mempengaruhi perubahan pada pola masyarakat dalam berinteraksi. Sebelum hadir internet, masyarakat hanya dapat mengandalkan media konvensional seperti radio, televisi, bahkan radio hanya untuk sekadar menerima informasi. Namun kini, hal itu semua dapat diterima dan disebarluaskan hanya dengan sekali ketukan layar.

“Karakteristik interaksi juga turut berubah, sedari awal yang hanya one to many, menjadi many to many. Media sosial yang merupakan bagian dari perkembangan tersebut pun, menjadi salah satu tempat bersemayamnya informasi di ruang digital,” jelas Anggota Komisi 1 DPR RI, Syaifulah Tamliha, Selasa (5/4/2022).

Hal itu ia sampaikan dalam ruang diskusi yang tersaji dalam webinar bertajuk “Ngobrol Bareng Legislator : Masyarakat Digital yang Berbudaya Indonesia,” yang turut diramaikan juga oleh Dirjen Aptika Kemenkominfo, Samuel A Pengerapan, dan Tenaga Ahli Wamentan, Khairi Fuady.

Ia memaparkan, Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa, memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar di sekitar khatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnis (suku bangsa), tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Tiongkok, Eropa, dan termasuk kebudayaan sendiri yaitu Melayu. Hal itu menandakan bahwa Tanah Air ini kaya dengan budaya.

“Sebagai pribadi yang mempunyai etika dalam berselancar di ruang digital, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan agar integrasi nasional terjaga dengan baik, khususnya di ruang digital, antara lain menghormati keragaman budaya, kepercayaan bergama, serta tidak menyebarkan konten-konten yang bermuatan ujaran kebencian. Serta Menyebarkan konten positif mengenai kemajemukan budaya Indonesia. Menggunakan nilai-nilai Pancasila sebagai filter konten di ruang digital,” terangnya.

Selain faktor kecakapan dalam berselancar di dunia maya, Syaifullah mengatakan bahwa literasi dan edukasi turut menjadi bagian yang sangat penting sebagai pondasi seseorang dalam menggunakan ruang digital.

**Baca juga: Ngobrol Bareng Legislator : ‘Menjaga Privasi Bersama di Ruang Digital’

Dengan demikian, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, menyatakan bahwa Kementerian Kominfo hadir untuk menjadi garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan transformasi digital Indonesia. Dalam hal ini, Kemenkominfo memiliki peran sebagai regulator, fasilitator, dan ekselerator di bidang digital Indonesia.

“Berbagai pelatihan literasi digital yang kami berikan berbasis empat pilar utama, yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan pemahaman digital. Hingga tahun 2021 tahun program literasi digital ini telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat Indonesia,” pungkasnya.(eka)




Webinar Ngobrol Bareng Legislator ‘Kreatif dan Produktif di Dunia Digital’

Kabar6.com

Kabar6-Perkembangan dunia digital membawa arus tersendiri bagi kehidupan manusia, hampir bagi seluruh aspek kehidupan.

Hal itu dimulai dengan adanya Revolusi Industri 4.0. Berbagai tantangan baru pun bermunculan, menghadang setiap orang untuk terus bertahan hidup dengan segala kreasi dan produk yang diciptakan.

Setiap insan yang tak mampu beradaptasi dengan cepatnya arus informasi saat ini, otomatis akan tergerus oleh zaman. Untuk itu, setap manusia dituntut untuk mampu terus berinovasi dengan kreatif dan tetap produktif.

Tantangan tersebut dikupas tuntas dalam webinar “Ngobrol Bareng Legislator : Kreatif dan Produktif di Dunia Digital” yang menghadirkan sejumlah tokoh nasional yang sangat berkompeten di masing-masing bidangnya.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam sistem daring ini, menghadirkan Anggota Komisi 1 DPR RI Syaifullah Tamliha, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Samuel A Pangerapan, B, dan seorang akademisi Tanah Air Dr. Sahlul Fuad.

Dalam kesempatan itu, Anggota Komisi 1 DPR RI, Syaifullah Tamliha memaparkan bahwa di satu sisi, ruang digital membuka lebar kesempatan bagi setiap orang untuk produktif.

Sejak kemajuan teknologi akibat Revolusi Industri 4.0, aktivitas manusia sampai pada titik di mana manusia acap kali tergambar dengan interkonektivitas yang cepat satu dengan yang lainnya tanpa sekat dan batasan dan tergambar dengan Slogan IoT (Internet of Things).

“Internet menawarkan banyak sekali fitur menarik yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan dana ktivitas dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencari informasi yang dibutuhkan, hiburan, berbelanja kebutuhan, hingga berbisnis. Internet membuka ruang yang sangat lebar dalam membantu kegiatan bisnis seperti perdagangan digital atau biasa disebut digital marketing,” terang Syaifullah Tamliha dalam materi yang dipaparkan, Rabu (30/3/2022).

WEF (World Economic Forum) menamakan gelombang perubahan saat ini, dengan gelombang perubahan yang melibatkan sejumlah gabungan teknologi perangkat dansoftware yang menyatukan hal fisik dan digital, yang memiliki dampak luas, jauh lebih besar dibadingkan revolusi industri sebelumnya. Pesatnya perkembangan teknologi, dunia digital dan internet tentu juga berimbas pada dunia pemasaran.Tren pemasaran di dunia beralih dari yang semula konvensional (offline) menjadi digital (online).

“Pemanfaatan ruang digital untuk meningkatkan produktifitas, sudah seharusnya dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, ruang-ruang digital saat ini menyediakan berbagai macam fitur untuk kegiatan bisnis dan perdagangan sehingga dapat dijangkau konsumen lebih luas, mulai dari level lokal hingga internasional,” tuturnya.

Senada dengannya, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Samuel A Pangerapan, B menjelaskan, pesatnya perkembangan teknologi yang semakin berpacu dengan adanya pandemi Covid-19 telah mendorong setiap manusia untuk berinteraksi dan melakukan berbagai kegiatan aktivitas di ruang digital.

“Kita sedang berada di era transportasi digital. Pada awal tahun 2022 ini jumlah pengguna internet Indoensia telah mencapai 204,7 juta jiwa atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya,” terangnya.

“Saya yakin angka ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun, namun pasifnya penggunaan internet akan menimbulkan beberapa resiko, seperti penipuan online, hoaks, siber bullying dan konten-konten negatif lainnya, oleh karena itu penggunaan internet perlu dibantu dnegan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan produktif, bijak dan tepat guna,” paparnya.

Untuk itu, sebagai akademisi, Dr. Sahlul Fuad mengatakan, berpikir kreatif memiliki banyak manfaat dalam kehidupan kehidupan.

“Namun berpikir kreatif akan lebih baik apabila diimbangi dengant indakan inovatif. Suatu inovasi dikatakan penemuan apabila merupakan kreasi atas suatu (produk atau jasa) yang tidak pernah dilakukan sebelumnya,” katanya.

Menurutnya, masyarakat hari ini tidak lagi menggantungkan diri terhadap informasi satu arah dari media konvensional seperti televisi, radio, dan mediacetak. Namun lebih luas lagi, yakni dengan kecenderungan berselancar di dunia maya.

Sementara itu di sisi lain, perkembangan digital terus mengeluarkan produk-produk yang sangat mutakhir. Salah satunya yakni lahirnya sistem bernama Crypto dan NFT.

Keduanya dapat dimanfatkan menjadi peluang sukses baru, Cryptocurrency adalah sebuah teknologi yang berbasis blockchain yang sering digunakan sebagai mata uang digital. Uang digital berbeda dengan uang konvensional, uang jenis ini tidak memiliki bentuk fisik melainkan hanya sebuah block data yang di ikat oleh hash sebagai validasinya. Datanya tersebar ke setiap penggunacryptocurrency yang berada dalam lingkungan itu.

Sedangkan NFT atau Non-Fungible Token (NFT) merupakan sebuah teknologi untuk sertifikasi aset digital dalam bentuk token yang dapat diperjual belikan secara terbuka ke seluruh dunia.

“Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, menuntut peran serta masyarakat untuk adaptif dan responsif agar dapat bertahan di kehidupan kita saat ini. Kecanggihan teknologi Internet of Things(IoT), Artificial Intelligence (AI) dan robotik pada sektor industri telah membawa perubahan signifikan kepada kehidupan masyarakat,” terangnya.

**Baca juga: Garuda Indonesia Raih Standarisasi IT Maturity Level untuk Tata Kelola Bisnis Korporasi

Melihat hal tersebut, sudah selayaknya masyarakat di Indonesia dapat memanfaatkan ruang digital untuk aktivitas yang kreatif lagi produktif. Dengan ini, masyarakat digital di Indonesia diharapkan dapat menghiasi ruang-ruang digital secara positif, dengan kegiatan-kegiatan yang kreatif lagi inovatif.

“Mari kita sonsong peradaban digital ini, kita jangan hanya sebagai konsumen tetapi kita juga harus berperan sebagai produsen karen mengingat persaingan global yang semaki hari semakin ketat. pada peradaban digital ini kita bukan hanya bersaing dengan orang-orang di lingkungan sekitar, cakupan kawasan persaingan kita menjadi sangat luas dikarenakan kemajuan digital yang ada,” pungkasnya.(eka)




Untuk Pertama Kalinya Mumi Firaun Berusia 3.000 Tahun di-CT Scan

Kabar6-Para arkeolog tengah mempelajari tubuh mumi firaun Mesir kuno untuk pertama kalinya dalam ribuan tahun setelah perban mumi ‘dibuka’ secara digital. Mumi Amenhotep I yang memerintah sejak 1525 hingga 1504 SM, ditemukan dalam sebuah situs di Deir el-Bahari 140 tahun lalu.

Selama ini para arkeolog menahan diri untuk tidak membukanya, demi melestarikan penutup wajah dan perbannya yang indah. Melansir Yahoo, CT scan mengungkapkan informasi yang sebelumnya tidak diketahui tentang firaun dan penguburannya. “Kami bisa melihat wajah raja yang telah terbungkus selama lebih dari 3.000 tahun,” kata Dr Sahar Saleem, profesor radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Kairo.

Dr Saleem yang juga penulis utama studi, diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Medicine, mengatakan bahwa pemindaian tubuh itu tidak menunjukkan adanya luka atau cacat karena penyakit. Hal pertama yang mengejutkan Dr Saleem adalah kemiripan fitur wajah Amenhotep I dengan ayahnya, Ahmose I, firaun pertama dari Dinasti ke-18 Mesir kuno, dengan dagu yang sempit, hidung kecil, rambut keriting, dan gigi atas yang sedikit menonjol.

Para arkeolog juga menetapkan tinggi badan Amenhotep I sekira 169 cm dan berusia sekira 35 tahun ketika meninggal dunia. Diungkapkan Dr Saleem, hasil pemindaian menunjukkan mumi itu dalam kondisi fisik yang sangat baik. Kesehatannya pun baik saat kematiannya, tanpa tanda-tanda luka atau cacat karena penyakit.

Temuan ini mengindikasikan dia meninggal karena infeksi atau virus. Berkat pemindaian ini, para arkeolog bisa memperoleh wawasan tentang mumifikasi dan penguburan Amenhotep I, termasuk temuan yang menyatakan dia adalah firaun pertama yang lengannya terlipat di dadanya, dan yang tidak biasa, otaknya tidak diangkat.

Mereka juga menyimpulkan, mumi itu ‘diperbaiki dengan penuh kasih’ oleh para pendeta dari Dinasti ke-21, yang memerintah sekira empat abad setelah kematiannya. ** Baca juga: Pukul Sang Ayah Pakai Handuk, Pria Singapura Ini Dipenjara Tiga Minggu

Mumi Amenhotep I dikuburkan kembali oleh para pendeta dari Dinasti ke-21. Pemindaian menunjukkan bahwa mumi itu menderita beberapa luka post-mortem yang kemungkinan disebabkan oleh para perampok kuburan.

Hasil pemindaian juga menunjukkan, para pendeta menempelkan kembali kepala dan leher yang terlepas dari tubuhnya menggunakan perban linen yang dilapisi resin, menutupi cacat di dinding perut dengan perban, dan meletakkan dua jimat di bawahnya, serta membungkus kembali lengan kiri yang terlepas dari tubuh mumi itu.

Dr Saleem mengatakan, dengan ditemukannya 30 jimat dan ikat pinggang unik berhias manik-manik emas yang dikenakan Amenhotep I, meruntuhkan teori yang mengatakan bahwa para pendeta melepaskan perhiasan itu untuk digunakan oleh firaun berikutnya.

Mumi Amenhotep I dimakamkan kembali oleh para pendeta di Deir el-Bahari Royal Cache, sebuah kompleks makam dan kuil di dekat Luxor, untuk menjaga mereka tetap aman.(ilj/bbs)




Gawat! Ditemukan Kamera Tersembunyi pada 30 Hotel di Korsel yang Disiarkan Secara Online

Kabar6-Penggunaan kamera tersembunyi lagi-lagi terbongkar di Korea Selatan (Korsel). Kali ini, kamera tersembunyi ditemukan terpasang pada 42 kamar di 30 penginapan, sehingga merugikan kurang lebih 1.600 tamu penginapan atau 800 pasangan.

Kamera mini atau spy cam tersebut, melansir worldofbuzz, disembunyikan pada soket listrik dinding, TV atau tempat pengering rambut. Tercatat penginapan dengan kamera tersembunyi ini tersebar di 10 kota. Meski begitu, pihak kepolisian meyakini bahwa pemilik penginapan tidak terlibat dalam aksi kejahatan ini.

Hasil rekaman para tamu hotel ternyata disiarkan secara langsung di sebuah situs berbayar yang kini sudah memiliki 4.000 orang anggota, dengan 97 anggota ‘spesial’ yang membayar biaya bulanan lebih mahal untuk mendapatkan fitur tambahan seperti memutar ulang siaran.

Pihak kepolisian Korsel Selatan sudah berhasil menangkap empat tersangka yang diduga terlibat dalam operasi ini. Korsel diketahui memang telah lama bergulat dengan kasus penggunaan kamera tersembunyi untuk merekam secara diam-diam. ** Baca juga: Sipir Wanita di Skotlandia Ketahuan Bercinta dengan Mafia Paling Ditakuti di Sel Penjara Edinburg

Pada 2017 saja, terdapat 6400 kasus yang melibatkan kamera tersembunyi dan rekaman yang diambil secara diam-diam. Kini bahkan berkembang di Korsel, profesi baru bernama digital undertaker, bertugas untuk menghapus konten-konten yang diambil tanpa persetujuan subjeknya.

Wah, harus lebih hati-hati lagi, nih.(ilj/bbs)




Perpustakaan Digital Diluncurkan di Kabupaten Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, berharap, kehadiran iPerpus Saidjah Adinda (IPSA) bisa meningkatkan minat baca masyarakat terutama kalangan pelajar.

iPerpus Saidjah Adinda merupakan perpustakaan digital hasil kerja sama Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskerpus) dan PT Woolu Aksaramaya Jakarta. iPerpus dapat diunduh di Playstore.

“Selama ini kan perpustakaan adanya di TBM, di Saidjah Adinda itu kan terbatas. Dengan iPerpus, ada buku-buku yang enggak ada di perpustakaan bisa diunduh dan bisa dibaca di situ,” terang Iti.

Keuntungan lain hadirnya iPerpus kata Iti, Pemkab Lebak bisa memasukkan konten mengenai event-event yang diselenggarakan.

“Seperti Festival Seni Multatuli ada lomba menulis, itu bisa kita masukkan ke situ, terus soal sejarah Lebak bisa juga kita masukkan ke situ,” ujarnya.

**Baca juga: Pemkab Lebak Bakal Atur Jam Operasional Truk Angkutan Tanah.

Perwakilan PT Aksaramaya, Aang, menambahkan, IPSA hadir untuk memberikan informasi sebagai salah satu solusi keterbatasan koleksi bahan perpustakaan.

“Alternatif atas keterbatasan akses perpustakaan karena jarak tempuh yang jauh,” katanya.(Nda)




Pantau Keamanan, Posko Nataru Bandara Soekarno-Hatta Dilengkapi Fasilitas Digital

Kabar6.com

Kabar6 – Mulai hari ini, Rabu 18 Desember 2019, Posko Natal dan Tahun Baru (Nataru) di area Terminal 1 secara resmi dioperasikan untuk memantau seluruh aktivitas operasional dan pelayanan di Soekarno-Hatta pada peak seson libur akhir tahun.

Posko Nataru pada tahun ini beroperasi dengan fasilitas digital penuh atau berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Senior Manager of Branch Communication & Legal Febri Toga Simatupang mengatakan fasilitas digital penuh memungkinkan Posko Nataru dapat meningkatkan koordinasi di antara stakeholder, merespons cepat terhadap berbagai isu, sehingga memastikan kelancaran operasional dan pelayanan tetap terjaga.

“Soekarno-Hatta adalah bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia, sehingga peran posko di saat peak season ini cukup vital. Selain memantau aktivitas keseluruhan Soekarno-Hatta, posko ini juga digunakan untuk berkoordinasi dengan bandara-bandara lain di bawah PT Angkasa Pura II,” ujar Febri Toga, Rabu (18/12/2019).

Di Posko Nataru Terminal 1 tersebut tersedia berbagai peralatan modern untuk memantau CCTV, melakukan video conference, memantau pergerakan penumpang dan pesawat secara real time, serta memastikan agar standar pelayanan tetap terjaga.

Selain di area Terminal 1, Bandara Internasional Soekarno-Hatta juga mengoperasikan Posko Sub Terminal 2, Posko Sub Terminal 3, Poskodal Pengamanan, serta Posko Pantau & Perimeter.

“Kami berharap keberadaan posko-posko di Soekarno-Hatta juga dapat turut membantu mewujudkan travel experience yang baik bagi traveler, di mana mereka merasakan bebas ribet, bebas stress, dan bebas kebingungan sehingga liburan menjadi sempurna sejak di bandara,” ujar Febri Toga.

Pada penyelenggaraan Angkutan Natal dan Tahun Baru pada 19 Desember 2019 hingga 6 Januari 2020, jumlah penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta diperkirakan mencapai 3,48 juta penumpang atau naik sekitar 2% dibandingkan periode Nataru 2018/2019.

**Baca juga: Berikan Pendidikan Politik ke Masyarakat, KPU Luncurkan Museum Pemilu.

Sementara itu, frekwensi penerbangan diproyeksikan naik 1% menjadi 23.397 penerbangan. Adapun per 12 Desember 2019, maskapai sudah mengajukan 1.031 penerbangan tambahan (extra flight) pada masa Angkutan Nataru ini.

“Puncak pergerakan penumpang kami perkirakan ada pada 20 Desember 2019 dengan jumlah mencapai lebih dari 200.000 penumpang, lalu menjelang tahun baru yakni pada 29 Desember 2019 dengan sekitar 193.000 penumpang. Kemudian puncak arus balik diperkirakan pada 5 Januari 2020 yakni sekitar 200.000 penumpang,” ungkap Febri Toga.(Vee)




Guru Madrasah Non PNS Didorong Melek Teknologi Digital

Kabar6.com

Kabar6-Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Tangerang melakukan penguatan implementasi kurikulum 2013 untuk guru madrasah non PNS, periode 2018-2019 di Pakons Prime Hotel Kota Tangerang, Senin (18/11/2019).

Helpdisk (HD) Kemenag Kabupaten Tangerang Nurrahman mengatakan, implementasi aplikasi raport digital (ARD) pada guru madrasah di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tangerang, saat ini sedang digalakkan.

**Baca juga: Evaluasi Kinerja, Bawaslu Kabupaten Tangerang Gelar Publikasi Laporan Akhir.

Hal ini untuk mendorong para guru madrasah, baik yang di Madrasah Ibtidaiyah, RA, maupun Madrasah Tsanawiyah agar melek teknologi digital.

“Ya ini bagian dari pelatihan agar guru madrasah juga melek teknologi, sesuai dengan intruksi dari Kemenag pusat, jadi enggak melulu terstigma bahwa guru madrasah itu kampungan dan selalu terbelakang,” pungkas Nurrahman. (Ris)




KCD Dindik Lebak: Sistem Sudah Digitalisasi, Sekolah Jangan Gaptek

Kabar6.com

Kabar6-Sekolah-sekolah di Kabupaten Lebak diharapkan mampu mengikuti perkembangan digitalisasi yang saat ini sudah diterapkan ke berbagai sistem, tak terkecuali pemerintahan pada sektor pendidikan.

“Sekarang semuanya sudah menggunakan aplikasi digitalisasi. Ini artinya, sekolah-sekolah di Lebak jangan sampai gaptek. Apalagi kita tahu, Lebak bukan lagi daerah tertinggal,” kata Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten Wilayah Lebak, Sirojudin Al Farisy, saat coffee morning bersama stakeholder, di SMKN 1 Rangkasbitung, Rabu (18/9/2019).

Sirojudin mengatakan, ada beberapa persoalan yang masih harus dihadapi oleh sekolah.

“Pengisian data pokok seperti SIPO (Sistem Informasi Presensi Online), SKP (Sasaran Kinerja Pegawai), Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan kebutuhan digitalisasi dari guru-guru,” beber dia.

Kepala Dindikbud Banten E. Kosasih Samanhudi mengingatkan, kepala sekolah harus menguasai seluruh permasalahan di sekolah.**Baca juga: Terungkap, Dua Aplikasi ini Pemicu Tersangka Perkosa Gadis Badui.

“Kepala sekolah itu kan pimpinan. Semua persoalan sekolah dari mulai SDM, aset, hingga keuangan, mereka harus memahami. Pertemuan seperti ini bagian dari solusi untuk mendiskusikan permasalahan-permasalahan di sekolah. Tiap bulan lah minimal ada kegiatan seperti ini,” kata Kosasih.(Nda)




Implementasi Digital Tingkatkan Kualitas Layanan Rumah Sakit Premiere Bintaro

kabar6.com

Kabar6-Implementasi digitalisasi di rumah sakit terutama departemen radiologi, memainkan peranan penting. Karena terbukti mampu memangkas biaya, meningkatkan efektivitas kerja tenaga kesehatan, serta meningkatkan kualitas layanan di rumah sakit.

Rumah Sakit Premier Bintaro (RSPB) Tangerang Selatan (Tangsel) adalah salah satu rumah sakit di Asia Tenggara yang pertama kali mengimplementasi teknologi digital di bagian Radiologi, dengan mengimplementasi CentricityTM Universal Viewer 100 Edition dari GE Healthcare.

“Studi independent mengungkapkan bahwa implementasi GE Healthcare CentricityTM Universal Viewer 100 Edition meningkatkan efisiensi kinerja Ramsay Sime Darby Healthcare Indonesia-RSPB,” kata Wildan Djohany, VP Business Development and IT Ramsay Sime Darby Health Care Indonesia, saat menggelar konferensi pers, Ruang Krakatau Lantai 7, Gedung Annex RSPB, Kamis (6/9/2018).

Ia melanjutkan, implementasi ini mampu menghemat biaya sebesar 31 persen, mempersingkat waktu tunggu pasien sebesar 38 persen serta meningkatkan ketepatan diagnosa pasien sebesar 10 persen.

Studi independent tersebut dilakukan Frost & Sullivan melalui studi komparatif dengan membandingkan tingkat kunjungan balik, biaya, serta jumlah pemeriksaan pada bulan November 2015 – Januari 2016 (sebelum GE Centricity TM Viewer 100 Edition). Dan, November 2016 – Januari 2017 (setelah periode GE Centricity TM Viewer 100 Edition).

Studi tersebut merupakan hasil perhitungan dari 10 ribu prosedur radiologi selama periode 3 bulan.

Hasil studi ini juga merupakan hasil dari 12 sesi diskusi dengan ahli radiografi, ahli radiologi, administrator, ahli bedah, serta dokter dari rumah sakit.

Country Director GE Healthcare Indonesia, Putty Kartika menjelaskan, bahwa pihaknya bangga dapat menyampaikan keberhasilan RSPB dalam menerapkan teknologi baru ini.

Dan akan terus mendukung pihak rumah sakit untuk menjadi salahsatu penggagas pertama transformasi rumah sakit digital di Asean. **Baca juga: Icip-icip Rich Chocolate Cake Sambil Kongkow di Hotel Santika Teraskota BSD.

Putty menerangkan, GE Healthcare berkomitmen untuk menyediakan teknologi dan solusi kesehatan ke rumah sakit di Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas, aksesibilitas dan keterjangkauan layanan kesehatan di Indonesia.

“Saya berharap kedepannya akan lebih banyak system perawatan kesehatan memanfaatkan teknologi digital yang dapat meningkatkan kesehatan di Indonesia,” paparnya. (fit)




Demi Pelajaran Digital, Peneliti Potong Tubuh Seorang Wanita Menjadi 5.000 Irisan

Kabar6-Meskipun telah meninggal dunia 20 tahun yang lalu, tubuh milik seorang wanita tetap hidup dalam bentuk digital di Maryland. Nah demi keperluan penelitian, tubuh wanita yang telah meninggal dunia itu kemudian dipotong menjadi 5.000 irisan, untuk selanjutnya difoto satu per satu sebagai penunjang sejumlah eksperimen.

Disebutkan, wanita tersebut berusia 59 tahun dan meninggal karena serangan jantung. Sang suami telah memberikan izin tubuh istrinya digunakan oleh Visible Human Project, yang diselenggarakan oleh US National Library of Medicine di Bethesda, Maryland.

Tujuan asli dari proyek ini, dilansir The Science Explorer, adalah untuk memberikan pelajaran digital bagi pendidikan kedokteran. Foto-foto irisan tubuh dengan resolusi tinggi itu telah dilihat sebanyak ribuan kali untuk berbagai macam penelitian wabah, penyakit, dan sel-sel kanker.

“Gambar berwarna dalam irisan-irisan itu memungkinkan Anda untuk membedakan hampir semua struktur anatomi tubuh manusia. Namun hanya pembuluh darah yang rusak saat pengirisan,”” kata Silvia Farcito, peneliti yang berbasis di Zurich, Swiss.

Ditambahkan Fernando Bello, yang mengembangkan simulasi untuk prosedur medis di Imperial College, London, irisan-irisan itu memberikan sepuluh kali lebih banyak informasi daripada yang peneliti dapatkan dari scan MRI. Dengan demikian, tim akan memiliki informasi lebih banyak tentang organ dan penataannya. ** Baca juga: Siapa Sangka, Domba Punya Kemampuan untuk Mengidentifikasi Wajah Manusia

Sementara itu Ara Nazarian, seorang ahli bedah ortopedi di Harvard Medical School, mengatakan bahwa irisan-irisan tubuh manusia ini telah memberikan kesempatan besar bagi para peneliti di seluruh dunia untuk mempelajari jaringan tubuh manusia tanpa harus melakukan penelitian pada manusia hidup, yang membutuhkan proses panjang dan biaya yang mahal.(ilj/bbs)