1

Mendadak Pusing, Kenali Penyebabnya

Kabar6-Mungkin Anda pernah merasa mendadak pusing saat sedang beraktivitas. Meskipun tergolong sakit ringan dan tidak mengancam nyawa, bukan berarti Anda bisa mengabaikannya, lho.

Pusing bisa jadi adalah gejala penyakit dan masalah kesehatan lain yang tidak Anda sadari. Melansir idntimes, ini sejumlah penyebab mengapa Anda tiba-tiba merasa pusing:

1. Dehidrasi
Saat cuaca sedang terik, Anda mudah mengalami dehidrasi. Tanpa cairan yang cukup, volume darah akan turun, sehingga tekanan darah akan menyebabkan otak kurang mendapat asupan darah yang kaya oksigen.

Sakit kepala ringan pun akan terjadi saat dehidrasi. Ketika kepala mulai pusing, konsumsi 1-2 gelas air bisa memperbaiki kondisi Anda.

2. Tekanan darah rendah
Menurut laman Harvard Health Publishing, sistem saraf otonom akan mengatur perubahan tekanan darah ketika kita berdiri. Seiring bertambahnya usia, sistem ini bisa memburuk dan menyebabkan penurunan tekanan darah sementara saat kita berdiri. Hal ini dikenal sebagai hipotensi ortostatik dan menyebabkan sakit kepala ringan.

3. Kadar gula darah rendah
Menurut Dr. Shamai Grossman dalam laman Harvard Health Publishing, kadar gula darah yang rendah bisa memicu munculnya rasa pusing.

Dijelaskan, ketika kadar gula darah tidak mencukupi akan membuat sistem dalam tubuh menggunakan energi sesedikit mungkin. Efeknya, kita akan merasa pusing dan bingung.

4. Infeksi
Siapa sangka kalau infeksi bisa menyebabkan pusing? Misalnya, radang saraf di telinga bisa memunculkan perasaan pusing tiba-tiba. Gejalanya adalah telinga berdengung, sulit mendengar, mual, demam dan sakit telinga. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh virus dan bakteri.

5. Konsumsi alkohol
Konsumsi minuman beralkohol terlalu banyak bisa menyebabkan pusing. Alkohol akan menipiskan darah serta mengubah keseimbangan cairan di telinga bagian dalam.

Selain itu, alkohol akan mengiritasi perut dan membuat kita mual. Tak hanya pusing, gejala lainnya adalah wajah memerah, bicara tak jelas dan refleks menjadi lambat.

6. Serangan panik
Bukan hanya hal yang bersifat fisik, pusing juga bisa disebabkan oleh masalah mental. Salah satunya adalah anxiety attack atau serangan kecemasan.

Serangan panik terjadi ketika kita dihadapkan dengan stres yang ekstrem dan tiba-tiba. Akibatnya, kita menjadi pusing, mual, detak jantung cepat, sesak napas, gemetar dan berkeringat. ** Baca juga: Survei Sebutkan, Bau Keringat Pria yang Banyak Makan Sayur Paling Seksi

Dengan mengenali penyebab pusing mendadak, Anda dapat dengan mudah menanganinya.(ilj/bbs)




Apa Saja Mitos yang Kurang Tepat Tentang Durian?

Kabar6-Meskipun bagi sebagian orang bau durian sangat menyengat, bahkan membuat beberapa orang muntah, ternyata tidak sedikit juga yang menyukai durian yang memiliki rasa unik.

Sementara itu banyak mitos yang beredar seputar durian, namun belum dapat dipastikan kebenarannya. Melansir hellosehat, apa saja mitos seputar durian yang dimaksud?

1. Durian bikin kadar kolesterol melonjak
Harus diakui, tidak sedikit orang yang percaya bahwa durian mengandung kolesterol tinggi, sehingga makan durian bisa mengakibatkan peningkatan kadar kolesterol (hiperkolesterolemia).

Faktanya, durian mengandung nol kolsterol atau tidak memiliki kolesterol di dalamnya. Durian justru kaya akan lemak tak jenuh tunggal yang bisa membantu menurunkan kadar lemak dalam tubuh, seperti trigliserida dan kolesterol ‘jahat’ (LDL) di dalam darah.

Jadi sebenarnya durian beserta segala jenis olahannya boleh-boleh saja untuk dikonsumsi oleh orang dengan kolesterol tinggi. Dengan catatan, sesuai batasan atau tidak terlalu berlebihan.

2. Konsumsi durian bikin mabuk
Durian disebut-sebut bisa membuat mabuk karena mengandung alkohol. Faktanya, tidak ada alkohol yang terkandung dalam durian. Anda tentu saja tidak akan mabuk seperti menenggak minuman keras hanya karena makan durian. Namun jangan jadikan hal ini sebagai alasan untuk makan durian terlalu banyak. Pasalnya, buah durian memiliki kadar gula yang cukup tinggi.

Inilah mengapa konsumsi durian harus dibatasi bagi Anda yang memiliki diabetes maupun sedang berusaha menjaga berat badan. Orang sehat pun berisiko mengalami peningkatan kadar gula darah jika makan durian terlalu berlebihan.

3. Durian bisa mengobati darah rendah
Banyak pendapat yang menyarankan agar orang dengan darah rendah memperbanyak konsumsi durian dan olahannya. Kabarnya, makan durian bisa membantu meningkatkan tekanan darah bila Anda punya darah rendah.

Sebuah penelitian yang dimuat dalam International Journal of Food Properties menemukan, makan durian memang bisa meningkatkan denyut jantung. Namun belum ada manfaat yang cukup signifikan untuk meningkatkan tekanan darah dalam tubuh.

Karena itulah ada baiknya untuk tetap mencoba cara yang lebih aman jika ingin meningkatkan tekanan darah. Selalu konsultasikan juga ke dokter terkait pengobatan apa pun yang berhubungan dengan kondisi kesehatan Anda.

4. Durian mengganggu kesuburan
Faktanya, durian justru diyakini sebagai salah satu buah afrodisiak, yaitu sekelompok makanan dan minuman yang bisa meningkatkan gairah seksual seseorang. Dengan kata lain, makan durian dapat membantu meningkatkan fungsi seksual dan kesuburan tubuh pria dan wanita demi melancarkan segala aktivitas seksual.

Bahkan, kemampuan gerak sperma di dalam organ reproduksi pun bisa semakin lincah dan gesit. Ini akan membuat peluang kehamilan semakin terbuka lebar, karena jalan sperma yang lebih mudah dalam menghampiri sel telur guna melakukan pembuahan. ** Baca juga: Selain Stres, Ada Sejumlah Hal yang Bisa Picu Nafsu Makan Berlebihan

Jadi jangan takut makan durian sebatas dalam porsi yang wajar alias tidak berlebihan.(ilj/bbs)




Daging Kambing Bantu Atasi Darah Rendah?

Kabar6-Selama ini daging kambing selalu dikaikan sebagai ‘obat’ untuk mengatasi darah rendah. Benarkah demikian? Meskipun tidak dilarang untuk orang yang punya darah rendah, bukan berarti daging kambing bisa membantu mengobati masalah tersebut, lho.

Kandungan lemak jenuh daging kambing mentah, melansir Hellosehat, jauh lebih rendah dibanding daging ayam dan sapi. Kadar lemak jenuh per 100 gram daging kambing mentah hanya sekira 0,71 gram, sementara daging sapi pada umumnya berkisar sekira enam gram dan ayam mengandung hampir 2,5 gram lemak jenuh per porsinya. Kadar kolesterol daging kambing per 100 gram-nya adalah sekira 57 miligram (mg). Masih jauh lebih sedikit daripada daging sapi (sekira 89 mg) dan kolesterol daging ayam (sekira 83 mg) per takaran porsi yang sama.

Belum ada penelitian yang berhasil membuktikan adanya jaminan efek perubahan tekanan darah yang cukup signifikan setelah makan daging kambing. Sebuah penelitian dari Asian-Australian Journal of Animal Sciences pada 2014 justru mengatakan bahwa kenaikan tekanan darah setelah mengonsumsi daging kambing tetap tergolong lebih kecil dibanding daging sapi atau ayam.

Sebetulnya, peningkatan tekanan darah setelah makan daging kambing cenderung disebabkan oleh cara pengolahan yang salah. Hal ini juga dibuktikan oleh penelitian di atas. Tim peneliti menemukan bahwa peningkatan tensi muncul cukup drastis justru diakibatkan oleh garam, minyak goreng, hingga mentega atau margarin yang kemudian terserap dalam daging selama proses memasaknya dan berubah jadi lemak jenuh. Bukan dari daging kambingnya itu sendiri.

Daging kambing justru mengandung sekira satu gram lemak tak jenuh per porsinya. Lemak tak jenuh adalah jenis lemak baik yang membantu menyeimbangkan kadar kolesterol darah.
** Baca juga: Yuk, Kurangi Lapar dengan Cara Mudah

Makan daging kambing mungkin bisa menaikkan tekanan darah, terutama jika cara masaknya salah. Namun tentu ini bukanlah cara menaikkan tensi yang baik dan sehat. Pasalnya, asupan kalori dan lemak tak jenuh yang berlebihan justru akan merusak jantung dan pembuluh darah.Anda juga bisa berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan obat darah rendah yang tepat.(ilj/bbs)




Mitos yang Keliru Tentang Daging Kambing

Kabar6-Daging kambing sering diolah menjadi aneka hidangan atau masakan antara lain seperti gulai, sate, dan tongseng. Namun di balik kelezatanya olahan dagin kambing, seringkali kita mendengar beberapa mitos dalam masyarakat tentang daging kambing yang sring dipercaya.

Karena itulah, banyak orang memilih untuk tidak mengonsumsi daging kambing karena takut mempengaruhi kesehatan tubuh mereka. Melansir Teen, ada beberapa mitos tentang daging kambing yang ternyata keliru. Apa sajakah itu?

1. Penderita darah tinggi dilarang makan daging kambing
Penderita darah tinggi ternyata diperbolehkan makan daging kambing namun harus dalam batas yang wajar. Pada dasarnya, darah tinggi muncul karena mengonsumsi daging terlalu banyak. Selain itu, hindarilah makan daging kambing yang diolah dengan santan.

2. Obat untuk darah rendah
Banyak orang berpikir bahwa memakan daging kambing dapat menyembuhkan penyakit darah rendah. Padahal, hal itu tidak benar. Darah rendah sendiri bisa disembuhkan dengan menjaga pola makan dan istirahat teratur.

3. Tidak boleh dimakan bersamaan dengan durian
Mitos ini juga sering sekali dipercaya banyak orang. Padahal larangan ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung. Mereka yang tidak punya penyakit jantung tetap bisa memakan durian dan daging kambing secara bersamaan asalkan dalam batas wajar. ** Baca juga: Sering Diabaikan, 4 Masalah Kesehatan Wanita

Hal yang perlu diperhatikan, jangan mengonsumsi daging kambing secara berlebihan, dan olah hidangan tersebut dengan cara sehat.(ilj/bbs)




5 Hal yang Tandai Anda Alami Tekanan Darah Rendah

Kabar6-Saat sedang menjalani diet yang tidak sehat atau mengalami kekurangan nutrisi, biasanya Anda akan mengalami tekanan darah rendah atau hipotensi. Kekurangan darah dalam tubuh dan stres juga dapat menyebabkan tekanan darah rendah.

ondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti pusing yang disebabkan kurangnya aliran darah ke organ vital seperti jantung, otak dan ginjal. Gejala tekanan darah rendah dapat diketahui melalui pengukuran tekanan darah. Selain itu, dilansir Magforwomen, penurunan tekanan darah dapat memberikan gejala-gejala khas seperti:

1. Pusing
Pusing atau kepala terasa melayang merupakan gejala yang paling terjadi saat tekanan darah rendah terjadi. Hal ini terjadi karena aliran darah ke otak tidak mencukupi kebutuhan sehingga kebutuhan otak akan oksigen tidak cukup. Bahkan terkadang tekanan darah rendah dapat menyebabkan seseorang pingsan.

2. Napas pendek-pendek & cepat
Saat tekanan darah tidak mencukupi, aliran darah dapat terhambat oleh otot jantung. Hal ini menyebabkan napas sesak dan pendek-pendek, bahkan terkadang sampai menyebabkan nyeri dada.

3. Kulit pucat
Saat aliran darah ke bagian permukaan kulit tidak tercukupi, warna kulit akan terlihat pucat. Terkadang gejala disertai rasa dingin di telapak tangan dan kaki, denyut nadi yang lemah.

4. Denyut jantung tidak teratur
Karena tekanan darah rendah jantung tidak dapat memompa darah dengan baik, kondisi tersebut dapat menyebabkan irama jantung tidak teratur atau dikenal dengan aritmia.

5. Nyeri kepala
Tekanan darah rendah dapat menyebabkan nyeri kepala, yang disebabkan karena variasi dari tekanan darah disebut orthostatic dan secara umum terjadi ketika ada perubahan tekanan darah secara tiba-tiba. Terkadang kondisi ini dapat menyebabkan muntah. ** Baca juga: Makan 3 Kali Sehari Justru Menyehatkan

Periksa lagi kondisi tekanan darah Anda agar tubuh tetap sehat selama menjalani aktivitas harian.(ilj/bbs)




Tidak Hanya Bikin Sedih, Patah Hati pun Tidak Baik untuk Kesehatan

Kabar6-Kisah cinta tidak selalu berjalan mulus. Ada saja ‘kerikil’ tajam yang menghadang, sehingga sebagian orang sering dilanda patah hati, yang berujung pada stres.

Kondisi ini mungkin membuat nyeri di dada yang datang tiba-tiba atau biasa disebut sindrom patah hati. Sindrom ini terjadi saat jantung bereaksi terhadap hormon stres sehingga tidak bisa memompa darah dengan baik untuk sementara waktu, yang kerap diiringi oleh napas terengah-engah.

Meski jarang terjadi, dikutip Alodokter, sindrom ini bisa berubah menjadi parah. Komplikasi yang bisa terjadi dari sindrom patah hati yaitu tekanan darah rendah, detak jantung abnormal, dan penumpukan cairan di paru-paru yang membuat sulit bernapas (edema paru).

Sebagian orang melalui sindrom patah hati tanpa komplikasi, dan dapat pulih dalam waktu singkat. Nah, sindrom patah hati lebih mungkin terjadi pada wanita ketimbang pria. Kebanyakan, kondisi ini dialami oleh wanita berusia 50 tahun ke atas.

Selain itu, orang yang mengalami kemarahan dan kesedihan berkepanjangan akibat patah hati juga lebih mungkin terkena penyakit jantung. Risiko ini setara dengan mereka yang mengidap diabetes, kanker, dan depresi. ** Baca juga: Susah Turun Berat Badan, Mungkin Anda Harus Perbaiki Cara Tidur

Jadi, jangan biarkan patah hati merusak diri Anda. Lakukan hal positif yang memberikan Anda kesenangan, pererat hubungan dengan keluarga dan teman-teman, berhenti mencari tahu tentang dirinya, cari pengganti.(ilj/bbs)