1

Kekeringan Dampak El Nino, Pemkab Lebak Minta Warga untuk Hemat Air

Kabar6-Fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau dan kekeringan kini sudah dirasakan oleh sejumlah daerah di Indonesia, salah satunya Kabupaten Lebak.

Tercatat sudah hampir ratusan hektare persawahan mengalami kekeringan bahkan gagal panen. Sementara warga di beberapa wilayah juga dilaporkan kesulitan air bersih karena sumber air di lingkungan mereka sudah kering.

Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak sekaligus Kepala BPBD Budi Santoso mengatakan, pemerintah daerah terus memantau perkembangan cuaca terutama El Nino dari BMKG.

“Per sepuluh hari kami terus mengupdate perkembangan fenomena tersebut,” kata Budi, Kamis (24/8/2023).

**Baca Juga: Warga Citeras Lebak Desak Aktivitas Pabrik Pengolahan Limbah B3 Disetop

Terkait dengan krisis air bersih yang sudah melanda sejumlah desa, pemerintah daerah meminta masyarakat untuk mulai melakukan penghematan penggunaan air.

“Secara berjenjang nanti akan disampaikan terkait imbauan ini, termasuk juga agar masyarakat tidak melakukan pembakaran sampah atau jika ingin membuka lahan,” ujar Budi.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Rizki Pratama mengatakan, sepanjang bulan Agustus, pihaknya telah mendistribusikan 90.400 liter air kepada masyarakat yang terdampak kekeringan.

“Sampai saat ini air bersih sudah didistribusikan untuk 2.570 kepala keluarga di 15 desa. Permintaan air bersih memang meningkat karena wilayah terdampak juga bertambah,” terang Febby.(Nda)




Kekeringan Dampak El Nino, 7 Desa di Lebak Minta Bantuan Air Bersih

Kabar6-Fenomena El Nino yang menyebabkan terjadinya kekeringan mulai dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Lebak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak menyebutkan, kekeringan hingga menyebabkan sulitnya warga memperoleh air bersih sudah terjadi di beberapa desa.

“Dari rakor bersama teman-teman relawan di 28 kecamatan, dilaporkan beberapa daerah sudah mengalami kekeringan baik di area persawahan dan krisis air bersih,” kata Kepala BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama, Jumat (4/8/2023).

Hasil pemetaan, kata Febby, 16 kecamatan merupakan wilayah yang rawan mengalami kekeringan dan juga krisis air bersih. Namun 8 di antaranya sudah mendapat intervensi dari pemerintah melalui program Pamsimas dan lain-lain.

“Jadi ada 8 kecamatan lain yang menjadi titik fokus kita, dan saya sudah minta ke teman-teman relawan untuk mendata berapa desa yang mengajukan suplai air bersih,” papar Febby.

**Baca Juga: Dinkes Tangsel Sebut Kasus ISPA 10 Penyakit Teratas

Sampai saat ini, sambung dia, 7 desa telah mengajukan permohonan bantuan air bersih kepada BPBD dikarenakan sumber air bersih di desa tersebut sudah tidak layak dikonsumsi.

“Seperti di Banjarsari, Warunggunung dan Sajira. Ini akan kita bantu, selain mengandalkan air baku PDAM dan sumber-sumber lainnya agar tidak ada lagi masyarakat yang membeli air,” terang Febby.

Terkait dengan luas area persawahan yang mengalami kekeringan, Febby mengaku, BPBD bersama Dinas Pertanian (Distan) masih menghitung.

“Berapa luas yang kekeringan dan juga mungkin sampai gagal panen, masih kami hitung. Tapi info sementara sudah 80 hektare sawah yang kekeringan karena kekurangan air,” katanya.(Nda)




BPBD Lebak Minta Warga Waspada Kekeringan Dampak El Nino

Kabar6.com

Kabar6-Masyarakat Kabupaten Lebak diminta waspada terhadap meningkatnya ancaman bencana kekeringan dampak dari terjadinya fenomena El Nino.

Puncak fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normal diprediksi terjadi pada bulan Agustus-September 2023.

“Walaupun secara umum El-Nino di Indonesia lebih kering dibanding 10 tahun sebelumnya. Tapi itu sudah disampaikan BMKG kepada kita sebagai bentuk kewaspadaan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama, Sabtu (29/7/2023).

Berdasarkan peta risiko bencana kekeringan, terdapat 16 kecamatan di Lebak yang memiliki potensi kekeringan.

Enam belas kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Maja, Curugbitung, Kalanganyar, Cipanas, Bayah, dan Kecamatan Cibadak. Selanjutnya Kecamatan Cimarga, Leuwidamar, Cirinten, Banjarsari, Warunggunung, Bojongmanik, Malingping, Wanasalam, Cihara, dan Cilograng.

**Baca Juga: Kunjungan Tim Lomba Kelurahan Disambut Bupati Zaki dan Pj. Gubernur Banten 

BPBD, kata Febby, sudah menyampaikan kepada camat di wilayah tersebut terkait dengan mitigasi sebagai upaya mengurangi risiko.

“Tetapi di beberapa wilayah sudah ada beberapa program, seperti pembangunan MCK, jadi potensinya sudah lebih baik dibanding kecamatan yang belum mendapatkan,” terang Febby.

Sementara 8 kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan parah yakni Kecamatan Cimarga, Warunggunung, Sajira, Maja, Cirinten, Curugbitung, Cirinten, Bojongmanik dan Wanasalam.(Nda)