Pengacara Senior di Lebak Terima Uang Tunai Bansos Covid-19

Kabar6.com

Kabar6-Bantuan sosial atau bansos untuk masyarakat terdampak Covid-19 nyasar ke Koswara Purwasasmita, pengacara senior di Kabupaten Lebak. Ia mengakui namanya menjadi salah satu penerima uang tunai Jaring Pengaman Sosial sebesar Rp600 ribu

“Iya saya heran karena saya merasa bukan orang yang layak menerima bantuan ini. Saya juga enggak pernah didata, adapun pernah data itu anak saya yang kena PHK,” kata Koswara kepada wartawan, di Rangkasbitung, Senin (11/5/2020).

Lantaran merasa bukan orang yang tepat sasaran menerima bansos Covid-19, Koswara pun mengembalikan uang tersebut ke pihak pos selaku penyalur.

“Tadi saya mau ngembaliin tetapi mereka enggak bisa menerima karena katanya itu udah hak saya,” ujar Koswara.

Surat pemberitahuan dari PT Pos Indonesia yang ditujukan kepada Koswara memuat dua alamat. Satu alamat sesuai dengan alamat rumah Koswara di Rangkasbitung. Namun di bawahnya tertulis pula Kelurahan Ciuyah, Kecamatan Sajira.

“Nah, surat itu datangnya ke kantor Desa Ciuyah. Kemudian staf desanya yang menginformasikan ke saya,” ungkap Koswara.

**Baca juga: PKB Peduli, Sumbang Paket Sembako ke Guru Ngaji dan Ustaz di Lebak.

Koswara yang merasa bantuan itu bukan haknya akhirnya menyerahkan kepada desa agar uang bantuan selama 3 bulan diberikan kepada warga tak mampu yang belum menerima bantuan.

“Ya kalau saya ambil artinya saya menzalimi orang yang harusnya menerima makanya saya serahkan ke desa agar diberikan kepada warga yang tepat menerima,” katanya.(Nda)




Belajar Online, Pemkot Tangerang Berikan Pulsa untuk 8.146 Pelajar

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Pendidikan setempat menginisiasi bantuan pulsa bagi pelajar untuk mempermudah proses belajar online di rumah. Hal ini diharapkan bisa membantu ringankan beban para orang tua akibat pandemi Covid-19.

Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah mengatakan, proses belajar para siswa dari rumah tidak boleh terganggu. Para orang tua yang berperan sebagai guru di rumah diharapkan dapat membimbing para putera-puterinya untuk terus belajar, walupun di tengah pandemi.

Kabar6.com
Pemkot Tangerang Berikan Pulsa untuk 8.146 Pelajar.(Oke)

“Alhamdulillah, kini ada bantuan pulsa untuk para pelajar atas inisiatif Dinas Pendidikan yang menyisihkan sebagian rejekinya untuk berbagi kepada mereka yang membutuhkan,” ujarnya saat ditemui pada acara penyerahan secara simbolis tanda terima pulsa di Dinas Pendidikan UPTD Kecamatan Neglasari, Senin (11/5/2020).

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Masyati, mengatakan, bantuan berasal dari para pegawai di lingkup Pemkot Tangerang dengan jumlah sebesar Rp 407,3 juta.

Kabar6.com
Pemkot Tangerang Berikan Pulsa untuk 8.146 Pelajar.(Oke)

“Bantuan akan didistribusikan kepada 8.146 pelajar negeri maupun swasta di Kota Tangerang yang terdampak Covid-19. Dengan masing-masing pelajar memperoleh pulsa sebesar Rp 50 ribu yang nantinya akan ditransfer melalui rekening oleh para kepala sekolahnya,” ujarnya.

**Baca juga: Pemkot Tangerang Terima 55.066 Paket Bantuan dari Presiden.

Jouza Shaquela, anak seorang supir bus pariwisata, menjadi salah seorang perwakilan pelajar yang menerima bantuan pulsa, mengucapkan, terima kasih untuk pemerintah yang terus memberikan perhatian kepada seluruh pelajar di Kota Tangerang.

“Pulsa ini bisa bantu meringankan beban orang tua beli kuota untuk proses belajar aku,” tandasnya. (ADV)




Dalam Kondisi Koma Akibat COVID-19, Wanita Ini Lahirkan Bayi Kembar

Kabar6-Peristiwa mengharukan dialami oleh seorang wanita asal Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, bernama Monique Cook. Saat tengah berusia delapan bulan, Monique terinfeksi COVID-19.

Ia pun dibawa ke rumah sakit karena mengalami gejala cukup parah. Ketika tiba di rumah sakit, melansir Today, dokter meminta wanita ini untuk melakukan operasi sesar (caesar) demi menyelamatkan bayi dalam kandungan. Namun karena mengalami koma, ibu empat anak tersebut tidak sempat merasakan kelahiran bayi kembarnya, sekaligus belum bisa melihat mereka.

Siuman dari koma, Monique sempat menyangka anaknya hilang dalam kandungan. “Dokter anestesi datang. Dia berkata, ‘Hitung sampai sepuluh, aku menghitung dari 10 ketika aku berkata sepuluh, semuanya jadi hitam,” kata Monique yang koma selama lima hari.

Diungkapkan Monique, “Aku ingat bangun pelan-pelan. Aku lihat ke bawah dan aku tidak punya perut yang besar, tidak ada bayi. Aku bertanya, ‘Di mana bayiku?’ Ketika itu seorang perawat muda bertanya, ‘Oh, bayi-bayimu, mereka baik-baik saja.”

Monique belum bisa langsung bertemu anak kembarnya, karena masih harus diisolasi selama 11 hari lagi. Wanita itu pun hanya bisa melihat bayi-bayinya dari foto yang dikirimkan sang suami.

Namun setelah dinyatakan negatif COVID-19, Monique akhirnya bisa bertemu bayi kembarnya dan pulang dengan keluarga. “Momen ketika aku akhirnya bisa menggendong mereka sangat luar biasa. Itu seperti, keluargaku lengkap,” katanya.

“Untuk seseorang yang berjuang untukku begitu keras, aku ditakdirkan untuk di sini. Aku hanya ingin mengatakan pada mereka terima kasih dari hati terdalam. Terima kasih banyak karena mereka adalah keluargaku selama 11 hari. Tanpa mereka, aku tidak akan di sini,” ujar Monique. ** Baca juga: Rumah Bagi Sejumlah Tanaman Unik, Socotra Jadi Pulau Mandiri Sejak 20 Juta Tahun Lalu

Pengalaman yang tak terlupakan.(ilj/bbs)




Restoran di Belanda Terapkan Konsep Makan Malam dalam Rumah Kaca

Kabar6-Sebuah restoran di Belanda bernama Mediamatic Biotoop, mendirikan lima meja yang ditutup kaca dan dibikin terpisah jarak antara satu dengan yang lainnya. Tempat makan ini terlihat begitu indah dengan cahaya lilin berpendar.

Ya, melansir Dailymail, restoran yang terletak di Pulau Oosterdok, Amsterdam, ini percaya bahwa restoran dengan konsep rumah kaca khusus, bisa jadi cara baru menikmati makan malam selama masa pandemi COVID-19.

Mereka menamakan konsep baru restoran mereka dengan Serres Séparées, bahasa Prancis yang berarti ‘kamar terpisah’. Manajemen restoran berharap, rumah kaca ini akan memungkinkan pelanggan untuk makan dengan aman sambil mematuhi aturan social distancing.

“Di restoran dan bar, kamar terpisah secara diberi nama dalam bahasa Prancis, Chambre séparée. Itu menunjukkan keintiman yang seksi. Di sini hal-hal dapat terjadi, yang harus tetap tersembunyi dari pandangan biasa dan tidak didengar oleh semua,” demikian penjelasan pihak restoran.

Apabila sudah diizinkan untuk beroperasi, Serres Séparées akan menyajikan menu berbasis nabati. Restoran ini juga punya regulasi yang ketat. Mereka yang makan bersama diharuskan tinggal satu rumah. Pelayan diberikan proteksi wajah dan diatur untuk menjaga jarak aman. ** Baca juga: Taman Margasatwa di Inggris Umumkan Kelahiran Bayi Spesies Kucing Terkecil di Dunia

Solusi tetap aman makan di luar rumah.(ilj/bbs)




Kabar Baik, Hasil Tes Swab 10 Orang di Lebak Negatif

Kabar6.com

Kabar6-Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lebak menyampaikan kabar baik terkait perkembangan Covid-19. Hasil uji tes spesimen pada 10 orang dengan metode tes swab (Mengambil sampel lendir di hidung dan tenggorokan) dinyatakan negatif.

“Hasil swab 3 orang negatif. Tiga orang ini yang hasil rapid test beberapa waktu lalu di Rangkasbitung reaktif hasilnya kemudian dilakukan swab untuk memastikan,” kata Juru Bicara Penanganan Covid-19 Lebak, dr. Firman Rahmatullah saat dihubungi Kabar6.com, Minggu (10/5/2020).

Kemudian, 7 orang yang hasil tes swabnya juga dinyatakan negatif berada di Kecamatan Malingping. Firman mengatakan, 7 orang tersebut merupakan orang yang pernah melakukan kontak erat atau OTG (Orang tanpa gejala) dengan dokter Puskesmas Cipendeuy yang positif Covid-19.

“Yang keluar terakhir swab tanggal 23 dan 25 April yang OTG kontak erat dokter di Malingping, alhamdulillah negatif semua,” ujar Firman.

**Baca juga: P2TP2A Lebak Dampingi Pemulihan Psikis Remaja yang Disekap dan Dianiaya Suami Bertahun-tahun.

Terkait dengan hasil swab pada pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia, sambung Firman, hasilnya belum diketahui.

“PDP yang meninggal sebelum tanggal itu (25 April) negatif, tetapi yang setelah tanggal 25 April belum ada hasil yang keluar,” katanya.(Nda)




Hari Ini Kasus Positif Covid-19 di Tangsel Tambah 15 Orang

Kabar6.com

Kabar6-Kasus positif Covid-19 di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus bertambah. Hari ini saja tercatat ada 15 orang warga dinyatakan positif dan total seluruhnya mencapai 141 kasus.

“141 orang yang terkonfirmasi positif. Sebanyak 19 orang diantaranya sembuh, 106 masih dirawat, dan 19 orang lainnya meninggal dunia,” kata juru bicara Gugus Tugas Covid Covid-19 Kota Tangsel, Tulus Muladiyono di Pondok Aren, Minggu (10/5/2020).

Berdasarkan data dari Gugus Tugas Covid-19 di Kota Tangsel, penambahan kasus tidak hanya terjadi pada pasien positif. Tetapi juga pada Orang Dalam Pengawasan (ODP).

“Jumlah ODP juga naik 2 orang. Sehingga totalnya saat ini telah mencapai 1.747 orang. Dari total itu, 1.075 orang telah selesai dipantau, dan sebanyak 672 orang saat ini masih dilakukan pemantauan,” sambungnya.

Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) juga bertambah satu orang. Sehingga totalnya kini, menjadi 558 orang. Sebanyak 73 pasien diantaranya telah meninggal dunia.

**Baca juga: Bansos Untuk Warga Terdampak Kebijakan Penanganan Corona di Tangsel, Ada Yang Aneh?.

“Pasien PDP yang paling rawan meninggal. Dari total 558 pasien, sebanyak 73 orang meninggal dunia, 210 orang dinyatakan sembuh, dan 275 orang lainnya masih dalam pengawasan di rumah sakit,” ungkapnya.

Terhitung dari Maret 2020 hingga saat ini, jumlah kasus Covid-19 di Kota Tangsel telah mencapai angka 2.446 kasus, dengan tingkat kematian mencapai 92 orang.(yud)




Tanpa Gejala Warga Pandeglang Terpapar Virus Corona

Kabar6.com

Kabar6- Seorang laki-laki berusia 51 tahun asal Kabupaten Pandeglang dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil swab. Padahal orang tersebut tidak memiliki gejala apapun. Pasien tersebut bekerja di Jakarta.

Juru bicara Tim Gugus tugas Penanganan COVID-19 Pandeglang Ahmad Sulaeman membenarkan, pasien yang dievakuasi ke Wisma Atlit positif COVID-19. Ia terpapar virus saat menjalankan usahanya di Jakarta yang dimungkinkan melakukan kontak fisik dengan orang yang terinfeksi Corona.

Setelah diberlakukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di Jakarta sangat mempengaruhi usahanya sehingga ia memutuskan untuk pulang ke Pandeglang pada 22 April kemarin.

“Tanggal 23 April ia berinisiatif melapor ke RT dimana ia tinggal dan disarankan untuk berobat ke Puskesmas,” ujarnya, Minggu (10/2020).

Setelah tiba di Puskesmas Cikupa, ia disarankan untuk mendatangi pasar Badak Pandeglang, pasalnya secara kebetulan ada pemeriksaan Rapid test massal yang digelar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang dan Provinsi Banten. Berdasarkan hasil pemeriksaan Rapid test ternyata reaktif atau positif sehingga petugas medis memutuskan untuk melakukan swab, kendati pasien tidak memiliki keluhan sakit.

“Karena warga kita ini tidak ada keluhan apapun, tidak ada demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, batuk atau sesak ataupun yang lainnya maka ia di masukan kedalam Orang Tanpa Gejala (OTG) dengan riwayat kontak,”jelasnya.

Sambil menunggu hasil pemeriksaan swab keluar, Suleiman melanjutkan, yang bersangkutan disarankan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Namun berdasarkan informasi yang didapat Tim gugus yang bersangkutan masih keluar rumah.

**Baca juga: Cak Imin Ketum PKB Berikan Paket Sembako ke Warga Pandeglang.

Akhirnya Tim Gugus Tugas pada Sabtu kemarin memutuskan akan mengevaluasi pasien tersebut ke RSUD Berkah Pandeglang. Lantaran tidak pasien tersebut tidak memiliki gejala apapun, sehingga tidak bisa ditangani di RSUD Berkah Pandeglang.

“Sehingga Tim gugus melakukan koordinasi dengan Wisma Atlit untuk melakukan isolasi, akhirnya Sabtu kemarin OTG ini di rujuk dengan pengawalan pihak keamanan pihak kepolisian dan juga ambulance,”terangnya.(Aep)




Bansos Untuk Warga Terdampak Kebijakan Penanganan Corona di Tangsel, Ada Yang Aneh?

Kabar6.com

Kabar6-Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah memasuki gelombang kedua, Bantuan Sosial (Bansos) untuk warga terdampak kebijakan penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid19) pun mulai gencar di distribusikan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Namun, terdapat keanehan dalam penyaluran Bansos tersebut. Mulai dari data penerima yang terkesan tidak transparan, hingga adanya sebagian warga yang belum menerima bantuan dibeberapa wilayah Kelurahan.

Salah satu contoh viral beberapa hari lalu di Kelurahan Serua, salah seorang warga RT 004 RW 004, Paijo (65), tidak mendapatkan Bansos yang berasal dari Provinsi Banten, padahal pihak Kelurahan sudah membagikan kepada warga yang berada di satu wilayah dengan Paijo.

Anehnya, setelah persoalan tersebut menjadi sorotan, Paijo pun langsung mendapat bantuan berupa Sembako dari pihak Keurahan atas dasar inisiatif.

Lurah Serua, Cecep mengklaim, nama yang bersangkutan sudah terdaftar pada Bansos tahap dua.

“Pak Paijo itu namanya sudah terdaftar dari awal, cuman belum turun aja, dia masuknya mendapat bantuan Provinsi yang sembako. Usulan ini semuanya bareng, pertama kita ngusulin 250, yang kedua sekian-sekian, sampai semuanya 1500 orang yang didata oleh RT dan RW, jadi pak Paijo itu masuk didalam data 1500 itu, cuman belum turun,” ujarnya kepada wartawan di Kantor Kelurahan Serua, Jalan Serua, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Jum’at (8/4/2020).

Mengenai data penerima Bansos, kepala Dinsos Kota Tangsel, Wahyunoto Lukman mengaku tidak memegang Surat Keputusan (SK) data penetapan penerima Bansos.

Wahyu mengatakan, pendistribusian Bansos saat ini mengacu data yang diusulkan oleh Pemkot Tangsel, baik Bansos dari Provinsi Banten, maupun Bansos yang berasal dari Kemensos.

“Kalau yang saat ini penerima bansos, itu sumbernya dari Kemensos dan Provinsi Banten, SK penetepannya oleh Kemensos dan Gubernur. Kita mengusulkan calon penerima sesuai hasil verifikasi validasi kita yang diusulkan RT, RW, Lurah, Camat secara berjenjang. Tapi saya belum pegang SK, boro-boro ngasih SK, targetnya tuntas baru yang Kemensos 39 Kelurahan,” ungkapnya melalui sambungan Aplikasi WhatsApp, Minggu (10/5/2020).

Wahyu menjelaskan, di Tangsel, untuk Bansos dari Kemensos berupa paket sembako seharga Rp600 ribu, dan Bansos dari Provinsi Banten berupa uang tunai sebesar Rp600 ribu, dimana saat ini bantuan tetap disalurkan meski dirinya belum memegang SK penetapan penerima.

**Baca juga: Aliansi Pemuda Aceh Desak Pelaku Pengeroyokan di Serpong Ditangkap.

“Kan data dari kita, pokoknya enggak ada koreksian dari Kemensos, enggak ada koreksi dari Pemerintah Provinsi, udah itu (Data usulan Pemkot Tangsel, red) yang kita bagiin ke Lurah, Rt dan Rw. Prinsipnya Rt dan Rw jangan membagikan data dari dia karena usulan dari dia kita verifikasi. Datanya nanti di upload, pake website, lagi diupayakan di Kominfo nanti semua orang bisa melototin di website,” terangnya.

Diketahui, ada tiga Bansos bagi terdampak kebijakan penanganan Covid19 di Tangsel yaitu Bansos dari Kementrian Sosial (Kemensos) berupa paket Sembako untuk 75.916 Kepala Keluarga (KK), Bansos dari Provinsi Banten berupa uang tunai berjumlah 600 ribu rupiah untuk 22.508 KK, dan Bansos dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel yang sumber anggarannya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) belum dipergunakan.(eka)




Kian Hari Kondisi Nenek Ipun di Tigaraksa Memprihatinkan

Kabar6.com

Kabar6-Nenek Ipun, warga Kampung Gudang RT 04/05 Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, dipastikan belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah.

Dalam kondisi ekonomi lemah, nenek renta beranak tujuh ini harus bertahan hidup melawan penyakit lumpuh yang dideritanya.

Endang, Ketua RW05, Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang mengatakan, pihaknya mengaku prihatin dengan kondisi kesehatan nenek Ipun yang kian hari semakin mengenaskan.

Nenek Ipun, diketahui mengalami kelumpuhan sejak lima tahun terakhir. Faktor ekonomi membuat kesehatannya kian hari semakin memburuk.

“Kami semua ikut prihatin dengan nasib nenek Ipun. Tapi, sampai saat ini belum ada perhatian baik dari pihak desa maupun kecamatan,” katanya.

Terpisah Buhanuddin Hamzah, salah satu tim door to door bentukan Barisan Independen Antikorupsi (BIAK), Burhanuddin Hamzah menuturkan, pihaknya mengaku akan memberikan advokasi kepada nenek renta itu agar mendapatkan bantuan dari pemerintah.

**Baca juga: Nenek Ipun di Tigaraksa Lumpuh Perlu Bantuan Pemerintah.

Dalam waktu dekat, BIAK akan melayangkan surat kepada pemerintah daerah setempat untuk segera turun tangan dalam melindungi warganya.

“Saya harap Pemkab Tangerang segera memberikan bantuan, baik dalam bentuk Bansos maupun bantuan perawatan kesehatan, saat ini nenek Ipun sangat membutuhkannya,” ucap pria yang akrab disapa Burhan Mee ini.(Tim K6)




Nenek Ipun di Tigaraksa Lumpuh Perlu Bantuan Pemerintah

Kabar6.com

Kabar6-Ipun, 75 tahun, warga kampung Gudang RT 04/05 Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, sangat membutuhkan bantuan pemerintah saat pandemi Covid-19. Sejak lima tahun terakhir ia sudah tak lagi mampu untuk mencari nafkah karena penyakit lumpuh.

Wanita udzur beranak tujuh ini hanya bisa pasrah dan berharap uluran tangan dari para dermawan untuk biaya pengobatan penyakitnya.

“Mau berobat enggak punya biaya. Sementara empat anak saya yang tinggal serumah kerjanya serabutan dan tiga lainnya sudah pisah rumah. Penghasilan mereka cukup buat makan keluarganya masing-masing,” ungkapnya ditemui Kabar6.com di kediamannya, Minggu (10/5/2020).

Ipun jelaskan, sepeninggal sang suami pada 1998 silam, dirinya terpaksa hidup menjanda di rumah sederhana berukuran seratusan meter. Sedangkan, keempat anaknya yang masing- masing sudah berumah tangga juga ikut menumpang tinggal bersama dirinya.

Mirisnya, dalam kondisi seperti itu nenek lumpuh ini dibiarkan tidur hanya beralaskan kasur tipis di ruang tamu rumahnya.

“Hidup sendiri sudah dua puluhan tahun, jadi ibu sekaligus bapak dari anak- anak. Saya pasrah terima nasib saja. Semoga ada yang mau bantu saya,” ujarnya saat menerima paket sembako dari tim door to door bentukan Barisan Independen Antikorupsi (Biak).

Sementara itu, Ulund, cucu dari nenek Ipun mengatakan, meski hidupnya tergolong miskin luput dari perhatian pemerintah.

**Baca juga: Bayi Lelaki Telanjang Hidup Dibuang di Kebun Singkong Sukadiri.

Ulund berharap, pemerintah daerah setempat bisa memberikan bantuan pengobatan dan lainnya untuk nenek Ipun.

“Sudah 5 tahun nenek terbaring dirumah. Hanya terapi refleksi yang kita lakukan, sesekali dulu pernah berobat jalan di puskesmas, tapi sekarang sudah enggak punya uang,” ucapnya.(Tim K6)