1

Jangan Salah Pilih, 6 Jenis Buah yang Tepat untuk Berbuka Puasa

Kabar6-Setelah menjalankan puasa, menyantap makanan dan minuman manis menjadi hal yang ditunggu-tunggu untuk mengembalikan energi Anda.

Meskipun membantu mengurangi lapar dan dahaga, makanan dan minuman manis yang dikonsumsi secara berlebihan tentu saja tidak baik untuk kesehatan tubuh.

Hal itu karena glukosa tersebut akan disimpan menjadi lemak dalam tubuh, dan membuat berat badan naik. Karena itulah, Anda disarankan untuk mengalihkan makanan manis tersebut ke buah-buahan.

Selain memiliki rasa manis yang tidak berlebihan, buah-buahan akan sangat cocok dinikmati dengan cara dimakan atau dibuat menjadi jus buah. Melansir beberapa sumber, berikut beberapa buah yang tepat untuk berbuka puasa:

1. Apel
Mengonsumsi apel untuk berbuka puasa akan membantu menyiapkan sistem pencernaan untuk menerima makanan yang lebih kompleks. Apel memiliki kandungan serat yang cukup tinggi, sehingga penting untuk menjaga sistem pencernaan tetap sehat selama berpuasa.

Dengan mengonsumsi apel sebelum makan besar, akan mencegah Anda makan berlebihan saat berbuka puasa. Selain itu, apel juga bermanfaat untuk mengurangi risiko diabetes, menurunkan kadar kolesterol dalam darah, menjaga kesehatan jantung, dan melindungi tubuh dari efek radikal bebas.

2. Semangka
Buah ini sangat baik untuk dikonsumsi saat berbuka puasa karena kandungan airnya yang banyak dan dapat mencegah dehidrasi. Semangka juga mengandung banyak zat antioksidan, vitamin, dan mineral.

Semangka pun termasuk dalam buah yang sangat mudah dicerna oleh tubuh, sehingga akan cepat menggantikan energi dan cairan tubuh setelah seharian berpuasa. Semangka mengandung banyak likopen yang akan membantu mencegah kanker dan penyakit jantung.

3. Alpukat
Alpukat adalah buah yang sudah dikenal luas akan kandungan lemak sehatnya. Buah ini sangat dibutuhkan tubuh untuk mengembalikan energi yang telah hilang selama berpuasa. Dengan efek mengenyangkan, Anda pun dapat mengontrol porsi makan, sehingga tidak akan menaikkan berat badan.

4. Pepaya
Selama berpuasa, tubuh akan berusaha mengeluarkan racun yang ada di tubuh. Nah, dengan mengonsumsi buah pepaya, maka racun di dalam tubuh akan dibersihkan dan pencernaan akan menjadi lebih lancar.

5. Anggur
Anggur termasuk buah yang mudah dicerna dan kaya akan kandungan serat. Kandungan airnya juga cukup banyak, sehingga dapat mencegah sembelit.

Hal lain, kandungan antioksidan dalam buah kecil ini mampu mencegah risiko kanker paru-paru, kanker pankreas, kanker prostat, dan kanker usus besar. ** Baca juga: Mengapa Anda Harus Makan Sahur Selama Puasa Ramadan?

6. Blewah
Blewah biasanya disajikan sebagai pelengkap es buah segar. Tidak hanya rasanya yang manis, buah ini ternyata memiliki kandungan vitamin A yang banyak.

Blewah cocok dikonsumsi sebelum makan besar karena akan membantu melancarkan proses penyerapan makanan di usus, sehingga perut Anda nanti tidak terlalu ‘kaget’ saat masuk makanan yang lebih kompleks.

Yuk, rutin konsumsi buah setiap hari.(ilj/bbs)




Menu Takjil Sehat yang Bisa Jadi Rekomendasi Saat Berbuka Puasa

Kabar6-Memasuki bulan Ramadan, Anda tentu sering menemukan kata takjil, yang sering diartikan sebagai hidangan untuk berbuka puasa. Sebenarnya, takjil berarti penyegeraan untuk menyelesaikan puasa/membatalkan puasa dengan memakan sesuatu.

Ada banyak jenis takjil yang umumnya disediakan sebagai hidangan berbuka puasa, terutama makanan dan minuman manis yang disantap sebelum berlanjut ke menu utama seperti kurma, kolak, gorengan, sop buah dan makanan pembuka lainnya.

Nah, agar tubuh tetap terjaga kesehatannya, melansir beberapa sumber, ada beberapa menu takjil sehat yang direkomendasikan untuk berbuka puasa. Apa sajakah itu?

1. Bubur kacang hijau
Menu ini mengandung berbagai jenis mineral yang penting untuk tubuh seperti folat, zinc, potasium, mangan, dan magnesium. Salah satu studi yang diterbitkan dalam Journal of Human and Experimental Toxicology menyebutkan, kacang hijau berperan penting dalam menghambat proses oksidasi kolesterol jahat pada tubuh.

Kacang hijau juga menjadi salah satu sumber protein yang juga berfungsi sebagai antioksidan. Dalam penelitian yang diterbitkan pada Journal of Chemistry Central, disebutkan bahwa kacang hijau pun berfungsi sebagai antiinflamasi, antitumor, dan juga mampu mengakomodasi proses metabolisme lemak tubuh dengan baik.

2. Kolak
Bahan ubi kaya akan vitamin A yang baik untuk kesehatan mata. Selain itu, bahan ini juga menjadi sumber karbohidrat alternatif yang baik untuk pengidap diabetes. Sementara bahan singkong kaya akan vitamin C dan asam folat, baik untuk menjaga daya tahan tubuh.

3. Es buah
Meskipun potongan aneka buah segar dan es batu bisa mengusir haus seketika, harus juga diperhatikan asupan gulanya, ya. Saat ingin mengonsumsi es buah, sebaiknya gunakan satu jenis pemanis saja, seperti sirop atau gula pasir cair.

Apabila ingin lebih sehat, Anda dapat mencampurkan madu, perasan lemon, dan sedikit susu sebagai kuahnya. ** Baca juga: Mana yang Disarankan, Makan ‘Berat’ Saat Berbuka Puasa atau Usai Salat Tarawih?

4. Jus atau smoothie
Untuk menu smoothie sehat, Anda bisa memilih yoghurt yang rendah lemak. Jangan khawatir lapar, karena smoothie mengandung kalori yang mampu untuk memenuhi asupan harian tubuh.

5. Puding buah
Anda dapat mengganti camilan gorengan dengan puding buah, namun juga hindari pemakaian gula yang berlebihan. Agar lebih sehat, buatlah saus puding dari susu rendah lemak.

Takjil mana yang Anda pilih untuk berbuka puasa?(ilj/bbs)




Waktu Puasa Terlama Tahun Lalu Ada di 5 Negara Ini

Kabar6-Waktu berpuasa adalah dimulai dari terbitnya fajar kedua atau waktu subuh hingga terbenamnya matahari. Nah, di Indonesia sendiri waktu puasa Ramadan lebih kurang 13 jam.

Namun, sejumlah negara ternyata memiliki waktu berpuasa yang jauh lebih lama. Melansir beberapa sumber, berikut lima negara yang memiliki waktu puasa terlama pada Ramadan 2020 lalu:

1. Finlandia
Selain Greenland dan Norwegia, Finlandia juga termasuk dalam negara dengan waktu puasa yang terpanjang di dunia yaitu selama 20 jam. Diketahui, perbedaan lama waktu puasa antara satu kawasan dengan kawasan lainnya disebabkan oleh kedudukan matahari yang berbeda-beda, tergantung kedudukan garis lintangnya.

Finlandia sendiri terletak di lintang utara, sehingga waktu berpuasa pun menjadi lebih panjang dari kawasan lainnya. ** Baca juga: Negara Mana Saja yang Jadi Penghasil Kurma Terbesar di Dunia?

2. Jerman
Umat Muslim di Jerman melaksanakan puasa hingga 19 jam. Tidak hanya waktu puasa yang lama, mereka pun harus bertahan dengan teriknya cuaca di sana yang bisa mencapai sekira 35 derajat Celcius.

3. Inggris
Waktu berpuasa di Inggris pada 2020 lalu adalah 18,5 jam. Tidak sedikit umat Muslim yang ngabuburit di taman-taman, misalnya saja Hyde Park di London.

4. Rusia
Rusia terletak di dua benua, Asia dan Eropa, dengan waktu berpuasa selama sekira 17 jam. Negara ini memiliki cukup banyak masjid yang besar dan megah, yang dapat disambangi untuk menunggu buka puasa.

Salah satu masjid yang bisa jadi pilihan adalah Masjid Prophet Mohammed di Kota Shali, Chechnya. Masjid tersebut disebut sebagai masjid yang terbesar dan termegah di Benua Eropa.

5. Kanada
Negara paling utara di Amerika Utara tersebut memiliki waktu puasa hingga 17 jam. Satu hal unik, apabila Anda berpuasa di kota kecil yang dekat Kutub Utara bernama Inuvik, bersiaplah untuk melihat matahari nyaris 24 jam.

Berminat melancong ke salah satu dari lima negara tadi saat Ramadan?(ilj/bbs)




Yummy, Intip Menu Berbuka Puasa dari 5 Negara

Kabar6-Selama Bulan Suci Ramadan, umat muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa, yang berlangsung antara 29 dan 30 hari. Dan menjelang berbuka puasa, tidak sedikit orang berburu makanan atau minuman yang menjadi kesukaan mereka.

Nah, biasanya setiap daerah memiliki makanan khas yang selalu dihidangkan saat berbuka puasa. Melansir tempo.co, berikut lima menu berbuka puasa dari lima negara yang menjadi hidangan khas. Apa sajakah itu?

1. Chakchouka, Aljazair
Chakchouka adalah saus tomat tebal dengan telur rebus. Makanan ini memili arti, ‘semua bercampur’, merupakan hidangan sehat tradisional ketika berbuka puasa. Biasanya dimakan dengan khub atau roti, sebagai makanan pokok, dan bukan hidangan berat.

2. Haleem, Pakistan
Penuh dengan bumbu lembut dan hangat, hidangan lentil dan daging yang dimasak lambat ini hadir dengan beberapa variasi. Tiap daerah menggunakan rasa yang berbeda. Tetapi mereka semua mengandung gandum, barley, lentil, dan daging.

3. Adas, Palestina
Disebut juga shorbet adas, atau sup lentil, hidangan ini berarti musim dingin di Palestina. Serupa dengan Haleem dari Pakistan, adas adalah sup yang lezat, sederhana, dan sehat.

Lentil dipercaya sebagai salah satu legum yang dibudidayakan tertua di wilayah ini, kaya akan serat, protein dan vitamin C, serta rendah kalori. ** Baca juga: Shock! Calon Menantu Ternyata Putri Kandungnya yang Hilang

4. Bourek, Turki
Ada banyak variasi untuk bourek ditemukan di seluruh Turki. Terbuat dari pastry yufka yang sangat tipis, tambalan umumnya gurih, mulai dari keju, daging sapi atau bayam, bahkan kentang atau sosis sebagai pilihan. Kue yang lembut dan lembut adalah camilan yang lezat.

5. Sup ayam dan beras, Maroko
Banyak budaya yang menyajikan semur, sup, dan bubur sebagai makanan berbuka puasa pokok. Sup adalah makanan yang cepat dan mudah dibuat, dan mencampurkan sayuran bersama dengan nasi atau mi untuk menambah berat dan tekstur.

Hidangan yang menerbitkan selera makan.(ilj/bbs)




Mana yang Disarankan, Makan ‘Berat’ Saat Berbuka Puasa atau Usai Salat Tarawih?

Kabar6-Umumnya saat berbuka puasa, ada banyak camilan yang dihidangkan termasuk makanan berat. Sebagian orang berbuka puasa hanya dengan teh hangat dan beberapa camilan, sementara lainnya langsung menyantap makanan berat usai mengonsumsi camilan.

Sebenarnya, kapan waktu terbaik yang disarankan untuk makan berat? Apakah saat berbuka puasa atau setelah selesai salat tarawih? Pada dasarnya, melansir Halodoc, tidak ada larangan untuk langsung makan berat setelah berbuka puasa. Namun, langsung menyantap makanan berat saat berbuka cenderung akan membuat pencernaan menjadi ‘kaget’. Hal ini disebabkan karena perut berada dalam kondisi kosong selama lebih dari 12 jam saat berpuasa, dan bukan hal yang baik langsung ‘menyuruh’ perut bekerja keras ketika berbuka puasa.

Tak hanya itu, Anda pun harus berfokus pada mengganti asupan energi tubuh yang hilang selama berpuasa, bukan sekadar memenuhi perut hingga terasa kenyang saja.

Inilah mengapa Anda dianjurkan mengonsumsi camilan manis saat berbuka, karena gula menjadi nutrisi yang paling mudah dicerna dan dipecah oleh tubuh, sehingga energi yang hilang pun dapat segera tergantikan.

Kemungkinan lain yang akan terjadi apabila Anda langsung makan besar setelah berbuka adalah meningkatnya kadar gula darah secara drastis. Ini akan membuat insulin dalam darah juga mengalami peningkatan.

Selain itu, suplai darah ke otak akan menurun karena harus menyerap makanan terlebih dahulu di saluran pencernaan. Akibatnya, Anda akan mengantuk ketika menjalankan salat tarawih nanti. ** Baca juga: Jangan Lakukan 5 Kebiasaan Tak Sehat Selama Puasa

Dari situ dapat disimpulkan, waktu terbaik untuk makan malam saat puasa adalah selepas melaksanakan salat tarawih. Setelah berbuka dengan camilan manis, tubuh akan memperoleh kembali energi pengganti, sehingga Anda dapat menunaikan tarawih tanpa rasa kantuk akibat terlalu kenyang. Meskipun begitu, Anda kamu tetap tidak boleh berbuka puasa secara berlebihan, ya.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah batas waktu makan malam. Sebaiknya, Anda tidak makan malam lebih dari pukul 21.00. Tubuh memerlukan waktu setidaknya selama dua jam untuk mencerna makanan yang masuk.

Apabila makan terlalu malam, maka Anda juga akan tidur lebih larut. Padahal, Anda masih harus bangun pagi untuk bersantap sahur. Kondisi ini membuat perut masih terasa kenyang saat waktu sahur tiba. Pada akhirnya, Anda tidak bernafsu untuk makan sahur, dan akan merasa lapar pada siang hari karena tidak makan sahur sesuai porsinya.

Jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Saat puasa, Anda tidak minum dalam waktu lama. Ion tubuh pun akan menguap bersamaan dengan berbagai aktivitas yang Anda lakukan.

Jika tidak segera diganti atau asupan hariannya tidak terpenuhi, tubuh akan rentan terkena dehidrasi. Pastikan tetap minum sebanyak delapan gelas setiap harinya. Agar tidak kembung, porsi minum bisa dibagi mulai dari berbuka, sebelum tidur, dan saat sahur.(ilj/bbs)




Jangan Lakukan 5 Kebiasaan Tak Sehat Selama Puasa

Kabar6-Sudah banyak diketahui, menjalankan ibadah puasa memiliki sejumlah manfaat yang telah terbukti secara ilmiah. Sayangnya, apabila dilakukan secara sembarangan maka hal itu dapat menghilangkan manfaat puasa terhadap kesehatan, lho.

Karena itulah, melansir beberapa sumber, ada sejumlah kebiasaan tak sehat saat puasa yang harus dihindari. Apa saja lima kebiasaan tak sehat yang dimaksud?

1. Melewatkan sahur
Selama berpuasa Anda tidak mengonsumsi makanan dan minuman apa pun dalam periode waktu tertentu. Karena itulah, Anda sangat dianjurkan untuk sahur agar tubuh mendapatkan nutrisi yang cukup untuk berpuasa.

Apabila sering melewatkan waktu sahur, maka Anda akan rentan mengalami dehidrasi, bau mulut, mudah lelah, cepat merasa lapar, hingga masalah pencernaan.

2. Langsung tidur usai sahur
Kebiasaan ini membuat seluruh oksigen akan berpindah ke lambung dan mengganggu kinerja lambung saat mencerna makanan. Jumlah oksigen di dalam otak juga akan berkurang, dan makanan yang belum dicerna secara optimal akan berbalik dari lambung ke kerongkongan.

Akibatnya, Anda rentan mengalami gangguan pencernaan dan penyakit seperti stroke, maag, hingga refluks asam lambung (GERD). ** Baca juga: Sejumlah Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Sahur

3. Makan berlebihan saat berbuka puasa
Saat berbuka puasa, Anda tidak dianjurkan untuk langsung makan besar dan terlalu banyak makan. Hal ini karena selama lebih dari 12 jam perut dalam kondisi kosong, sehingga bukanlah hal yang baik jika Anda langsung memaksa perut bekerja keras.

Waktu ideal untuk makan besar saat puasa adalah selepas melaksanakan salat tarawih. Sedangkan saat waktu berbuka tiba, Anda cukup mengonsumsi makanan ringan yang bisa mengembalikan energi seperti buah kurma, kolak, es buah, atau makanan pembuka lainnya.

4. Konsumsi makanan yang kurang sehat
Ada beberapa jenis makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi selama berpuasa. Di antaranya adalah makanan berlemak, bergas, gorengan, dan terlalu manis.

Hal ini karena jika dikonsumsi terus menerus, jenis makanan tersebut bisa berdampak buruk untuk kesehatan seperti meningkatkan asam lambung, memicu penumpukan lemak dan kolesterol jahat dalam tubuh, hingga menyebabkan masalah pencernaan tubuh.

5. Konsumsi minuman berkafein
Sebisa mungkin, hindari konsumsi minuman berkafein, sseperti teh dan kopi saat puasa. Hal ini karena kafein yang dikonsumsi bisa menimbulkan efek diuretin, yaitu efek yang bisa memicu keinginan buang air kecil dan membuat Anda cepat haus.

Kafein juga bisa mengiritasi dinding lambung dan meningkatkan produksi asam lambung. Jadi, pengidap maag sangat tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya saat sahur maupun berbuka.

Namun, jika Anda tetap ingin minum kopi, bisa mengonsumsi satu gelas kopi saat sahur, minum kopi saat dua jam setelah berbuka, dan tetap mengimbangi asupan kafein dengan memperbanyak minum air putih.

Yuk, berpuasa dengan cara sehat.(ilj/bbs)




Makanan Kukus Lebih Sehat Sebagai Menu Sahur dan Berbuka

Kabar6-Makanan apa yang biasa Anda santap atau menjadi favorit untuk sahur atau berbuka puasa? Para ahli gizi lebih menganjurkan untuk mengonsumsi makanan kukus sebagai menu sahur dan buka puasa.

Mengapa demikian? Karena makanan kukus lebih sehat dan akan membuat nutrisi yang terkandung di dalamnya tidak akan hilang. Melansir beberapa sumber, ini alasan mengapa makanan kukus lebih sehat untuk Anda:

1. Kolesterol rendah
Saat mengukus daging, maka akan menghilangkan lemak dari daging tersebut. Sedangkan metode memasak lain seperti memanggang atau menggoreng, akan membuat lemak tetap ada dalam daging tadi.

Menyingkirkan lemak akan membuat daging lebih rendah kalori dan kolesterol. Mengukus juga tidak membutuhkan minyak goreng yang akan membuat makanan lebih ringan dan sehat.

2. Mempertahankan serat, warna dan rasa
Dengan mengukus, sayuran akan membuat keadaan lebih mirip dengan aslinya daripada memanaskannya dengan menggoreng. Tidak hanya mencegah sayuran berubah menjadi lembek, tetapi juga mempertahankan warna, rasa, jus dan serat yang terkandung di dalamnya.

Dengan begitu, urusan buang air besar (BAB) tidak jadi masalah selama bulan Ramadan. Jika Anda mengingkan rasa yang lebih gurih, bisa menambahkan bumbu atau rempah ke dalam air.

3. Mudah dicerna dalam tubuh
Dengan mengukus makanan, Anda lebih bisa membuat makanan yang berserat bisa masuk ke tubuh dengan mudah. Contoh makanan yang dikukus antara lain bayam, brokoli, tahu atau tempe. Makanan-makanan yang sudah dikukus lebih mudah dicerna daripada beberapa metode masak lain.

4. Vitamin dan mineral tidak akan hilang
Banyak vitamin dan mineral yang ada dalam sayuran hilang dengan beberapa metode memasak. Namun dengan mengukusnya, vitamin seperti vitamin B, riboflavin, tiamin, niasin, biotin, B12, asam pantotenat dan vitamin C, serta mineral seperti kalsium, fosfor, kalium, dan seng tetap terjaga dengan baik.

5. Cepat dan mudah
Metode memasak ini akan menghemat waktu, energi dan uang. Mengonsumsi makanan kukus akan bisa menjadi langkah pertama untuk mengubah pola hidup Anda menjadi sehat. ** Baca juga: Mengapa Sering Merasa Lelah Selama Pandemi COVID-19?

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Adakah Batasan Konsumsi Sirop Saat Buka Puasa?

Kabar6-Biasanya, orang lebih mudah menahan lapar ketimbang dahaga. Karena itulah ketika berbuka puasa, banyak orang memilih minuman dingin seperti sirop yang diyakini dapat menghilangkan rasa haus.

Padahal, berlebihan mengonsumsi makanan dan minuman manis juga tidak dianjurkan. Nah, adakah batasan konsumsi sirop yang direkomendasikan oleh dokter?

Sebelum mengetahui batasan minum sirop untuk buka puasa yang dianjurkan oleh dokter, ada baiknya ketahui dulu soal komposisinya. Sudah jadi rahasia umum, melansir Klikdokter, bahwa sirop mengandung banyak gula. Bahkan, tak hanya gula, sirop pun mengandung pewarna makanan dan perisa buah. Jadi, jangan berharap bahwa rasa buah pada sirop yang Anda minum didapatkan dari buah asli.

Pewarna yang sering digunakan adalah Tartrazin (CI 19140) dan Ponceau 4R. Sedangkan, untuk gula, tak melulu yang digunakan adalah gula pasir. Rasa manis pada sirop bisa didapatkan dari pemanis buatan natrium siklamat.

Produk sirop yang dijual di minimarket atau supermarket sudah lolos BPOM, sehingga aman dan layak dikonsumsi. Meskipun begitu, terlalu sering atau terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman manis berdampak buruk bagi kesehatan, contohnya gula darah yang melonjak tinggi dan tak terkontrol (memicu diabetes), berat badan naik (memicu obesitas), gigi rusak, dan perut begah (gangguan pencernaan).

Untuk orang yang tak punya masalah diabetes, batasan asupan gula per hari untuk wanita adalah 25 gram, sedangkan pria sekira 30 gram. Karena gula tak hanya didapat dari minuman manis (bisa didapat dari nasi, mi, dan lainnya), maka jangan sampai kita melebihi batas itu. Intinya, jangan minum es sirop lebih dari segelas.

Lalu, kurangi asupan karbohidrat bila Anda sudah minum segelas es sirop, agar asupan gula tak terlalu melimpah. Bagi Anda yang punya masalah asam lambung, sebaiknya juga tidak perlu menjadikan es sirop sebagai menu buka puasa.

Hindari minum sirop saat perut masih kosong. Isi dulu dengan air putih dan makanan yang lain. Hal ini karena saat kita berpuasa, pergerakan usus dan lambung menjadi lebih lambat. Enzim pun belum aktif, sehingga tidak bisa langsung berfungsi sebagaimana mestinya.

Nah, bila perut kosong langsung menerima minuman tinggi gula dengan suhu ekstrem (dingin), pencernaan akan ‘kaget’. Alhasil, tidak bisa tercerna dengan baik dan malah bikin perut begah.

Itulah mengapa, sangat disarankan untuk mengonsumsi minuman hangat atau bersuhu ruang (tidak dingin dan tidak panas) saat berbuka puasa. Tujuannya, agar pencernaan tidak terganggu. Hal ini juga berlaku ketika Anda baru bangun tidur. ** Baca juga: Ratusan Ribu Orang di Inggris ‘Pensiun’ Merokok Karena Takut COVID-19

Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik.(ilj/bbs)




Ada Waktu Makan Buah Terbaik Selama Puasa

Kabar6-Buah menjadi salah satu makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi selama puasa Ramadan. Namun, konsumsi buah saat puasa tentu saja tidak sebebas hari-hari biasa. Artinya, Anda bisa mengoptimalkan dengan makan di waktu tepat.

Saat berpuasa, tubuh tidak mendapat asupan makanan dan minuman dalam jangka waktu panjang. Namun, tubuh tetap membutuhkan nutrisi. Salah satu caranya yakni mengasup makanan sehat sebagai bekal energi.

Buah-buahan termasuk sumber nutrisi yang mengandung banyak zat gizi. Anda bisa makan buah-buahan di waktu terbaik saat sahur maupun berbuka puasa. Melansir Detik, ini waktu makan buah yang dianjurkan selama berpuasa:

1. Sahur
Waktu makan saat puasa memang terbatas hanya saat sahur dan setelah berbuka puasa. Jika Anda memutuskan untuk mengonsumsi buah saat sahur, pastikan untuk memakannya dalam bentuk buah segar.

Hindari konsumsi buah yang sudah dijus ketika sahur. Buah yang sudah dijus bisa menghilangkan serat buah dan membuat penyerapan gula menjadi lebih cepat. Padahal, tubuh membutuhkan proses penyerapan berjalan perlahan. Tujuannya agar kadar gula dalam darah bisa bertahan lebih lama.

Konsumsi buah segar yang mengandung banyak serat akan membuat tenaga bertahan lebih lama dan tidak mudah merasa lemas. Anda bisa mengonsumsi pisang, apel, mangga atau alpukat saat sahur.

2. Buka puasa
Saat buka puasa, Anda justru disarankan untuk mengonsumsi buah dalam bentuk jus. Tujuannya adalah untuk mengambil sari buah yang bisa diserap tubuh dengan lebih mudah dan lebih cepat.

Konsumsi jus buah setelah buka puasa dapat membantu penyerapan gula menjadi lebih cepat, sehingga tubuh segera pulih dari rasa lemas. Dengan proses penyerapan gula yang cepat, tubuh akan lebih siap melanjutkan aktivitas dan kembali siap untuk berpuasa keesokan harinya.

Buah yang pas dikonsumsi sebagai jus antara lain jeruk, semangka, strawberry, jambu dan mangga. Buah-buahan itu mengandung banyak air yang bisa menghidrasi dan membuat tubuh kembali segar.

3. Anjuran waktu tepat makan buah
Banyak orang masih salah kaprah soal waktu yang tepat untuk mengonsumsi buah. Sebagian besar orang menyantap buah sebagai makanan penutup, padahal buah tidak disarankan dimakan tepat setelah mengonsumsi makanan berat.

Waktu yang tepat untuk mengonsumsi buah yakni sebelum makan berat. Tepatnya 30 menit sebelum mengonsumsi nasi atau makanan berat lainnya.

Makan buah sebelum nasi akan membantu tubuh menyerap nutrisi dari buah lebih baik. Selain itu, kandungan vitamin dan mineral buah lebih mudah dicerna, dibanding makanan berat.

Apabila memilih konsumsi buah setelah makan, beri jeda sekira 30 menit. Jangan langsung mengonsumsi buah setelah mengonsumsi makanan berat, karena nutrisi buah tidak terserap optimal dan cenderung terbuang sia-sia. ** Baca juga: Kelamaan di Rumah Dapat Terserang Cabin Fever, Apa Itu?

Jadi, perhatikan lagi waktu tepat konsumsi buah selama puasa agar manfaatnya maksimal.(ilj/bbs)




Tidak Disarankan Sering Konsumsi Gorengan untuk Buka Puasa

Kabar6-Sebagian besar orang memiliki kebiasaan berbuka puasa dengan menyantap gorengan, antara lain seperti tahu isi, mendoan, bakwan, risol, dan sejenisnya. Memang harus diakui, gorengan sepertinya menjadi menu wajib saat buka puasa.

Namun tahukah Anda, tersimpan dampak buruk bagi kesehatan jika Anda sering buka puasa dengan gorengan? Kandungan lemak dalam minyak yang ada pada gorengan, melansir Hellosehat, membuat makanan ini sulit dicerna, terutama ketika gorengan menjadi makanan pertama yang dimakan setelah puasa. Ketika perut kosong setelah puasa seharian, perut harus mencerna lemak yang ada pada gorengan.

Tentunya, saluran pencernaan bekerja lebih keras untuk dapat mencerna lemak tersebut. Karena sulit untuk dicerna, proses untuk mencerna gorengan akan memakan waktu lama serta dapat mengganggu dan menghambat saluran pencernaan untuk mencerna zat gizi lain.

Hal itu juga yang menyebabkan perut tidak cepat merasa kenyang. Akibatnya, Anda akan terus makan gorengan hingga merasa perut sudah penuh dan kenyang.

Tiap orang merasakan efek berbeda-beda saat beruka puasa dengan gorengan. Jika Anda memiliki saluran pencernaan yang sensitif, gorengan dapat merangsang asam lambung naik yang dapat menyebabkan heartburn (perasaan panas atau terbakar di sekitar perut bagian atas). Kandungan lemak jenuh yang ada pada gorengan dapat mengakibatkan asam lambung naik.

Selain itu, sulitnya lemak untuk dicerna dan kandungan serat yang sangat sedikit pada gorengan dapat menyebabkan konstipasi atau sembelit. Beberapa dari Anda mungkin juga merasakan tenggorokan gatal setelah makan gorengan. Hal ini karena terdapat kandungan akrolein pada gorengan yang menyebabkan rasa gatal. Akrolein terbentuk pada minyak yang sudah dipakai berkali-kali.

Faktor utama penyebab gorengan tidak sehat sebenarnya terletak pada minyak goreng yang dipakai untuk menggoreng. Dampak gorengan pada kesehatan tergantung dari jenis minyak atau lemak yang digunakan untuk menggoreng, cara menggoreng (apakah dengan cara deep fried atau pan fried), sudah berapa kali minyak dipakai untuk menggoreng (semakin sedikit dipakai semakin baik), dan berapa banyak garam yang ditambahkan pada makanan gorengan tersebut.

Gorengan dikenal mengandung lemak jahat bagi tubuh. Lemak trans dalam gorengan dapat meningkatkan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau biasa dikenal dengan lemak jahat, dan menurunkan kadar high-density lipoprotein (HDL) atau lemak baik dalam tubuh.

Lemak jenuh dan lemak trans yang ada pada gorengan dapat menumpuk dan menyebabkan pembentukan plak pada arteri di tubuh. Plak ini dapat menghambat aliran darah dan dapat berkembang menjadi penyebab dari penyakit jantung dan stroke.

Selain penyakit jantung dan stroke, sering makan gorengan juga dapat memicu kanker. Perubahan struktur kimia pada minyak yang digoreng terjadi karena oksidasi, yang juga mengubah struktur zat gizi dalam makanan. Makanan kehilangan vitamin dan mineral ketika digoreng, dan berubah menjadi cokelat karena mineral karbon terbakar ketika memasak.

Menggoreng makanan dalam temperatur tinggi dapat memicu pembentukan sejumlah karsinogen (zat yang berhubungan dengan kanker), seperti akrilamida (ditemukan pada makanan tinggi karbohidrat yang digoreng, seperti kentang goreng), amina heterosiklik, dan hidrokarbon aromatik polisiklik (zat kimia yang terbentuk ketika daging dimasak dalam temperatur tinggi). Seringnya konsumsi makanan yang digoreng dapat memicu sel kanker berkembang dalam tubuh, terutama kanker prostat pada pria.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi, sebaiknya kontrol konsumsi gorengan Anda mulai dari sekarang. Jika ingin makan gorengan, sebaiknya Anda memasaknya sendiri.

Gorengan yang beli di luar biasanya menggunakan minyak yang sudah dipakai berulangkali sehingga dapat memicu pembentukan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh dan kesehatan. ** Baca juga: Benarkah Stres Berkepanjangan Bikin Umur Lebih Pendek?

Ada baiknya Anda mencoba alternatif makanan lain daripada buka puasa dengan gorengan. Beberapa contoh makanan pembuka yang lebih sehat selain gorengan, seperti kolak, kue manis atau kue basah, berbagai macam buah-buahan, puding, siomay atau dimsum.(ilj/bbs)