1

Atasi Insomnia Saat di Rumah Saja

Kabar6-Bagi sebagian orang, work from home membuat mereka menjadi kurang beraktivitas atau malas bergerak. Kondisi ini ternyata memengaruhi rutinitas tidur. Banyak orang selama di rumah saja justru mengalami insomnia.

Menurut Medical Director North Dakota Center for Sleep bernama Dr. Seema Khosla, MD, melansir Femina, perubahan rutinitas tidur di tengah krisis ini disebabkan oleh kekhawatiran atas kondisi yang terjadi di sekitar orang tersebut. “Kami melihat lebih banyak orang yang khawatir, lebih banyak orang yang cemas, dan lebih banyak insomnia,” papar Dr. Khosla.

Tentu saja, tidak cukup tidur akan memicu kecemasan, yang pada akhirnya menciptakan lingkaran setan. Stres tidak bisa tidur justru membuat Anda lebih stres. Untuk memutus lingkaran setan tersebut, Dr. Khosla memberikan tip agar Anda bisa mendapatkan tidur berkualitas yang lebih baik selama di rumah saja:

1. Hindari bekerja di tempat tidur
Tak dapat dipungkiri, bagi sebagian dari kita mungkin saja senang bekerja di atas tempat tidur karena berbagai alasan. “Bekerja dari atas tempat tidur akan membuat Anda lupa batasan jam kerja, sehingga membuat Anda harus bekerja hingga larut malam dan begadang,” jelas Dr. Khosla.

Dan jika bekerja di atas tempat tidur, Anda akan mengasosiasikan kamar dengan hal-hal yang membuat Anda stres. Gunakanlah kasur hanya untuk beristirahat atau bersantai.

2. Berolahraga
Menurut laporan medis Johns Hopkins Medicine, rutin berolahraga 30 menit sehari akan membantu tidur Anda menjadi lebih nyenyak. Jalan kaki, jogging atau olahraga HIIT di ruang tamu akan membuat detak jantung berfungsi dengan baik.

3. Coba aplikasi rileksasi
Bagi beberapa orang, meski mereka sebenarnya sudah merasa kelelahan, namun ketika mencoba memejamkan mata justru membuatnya jadi sulit tidur. Apabila hal ini terjadi, tak ada salahnya menggunakan aplikasi rileksasi yang banyak tersedia di Play Store dan App Store.

Menurut temuan The JAMA Network Journals, meditasi rileksasi dapat meningkatkan kualitas tidur. Latihan ini akan meningkatkan produksi melatonin, hormon yang akan membuat Anda mengantuk.

4. Batasi screen time sebelum tidur
Hindari segala perangkat yang menyinari cahaya langsung ke bola mata Anda selama 30-60 menit sebelum tidur. Baik itu ponsel, televisi maupun laptop. “Tubuhmu membutuhkan cahaya redup untuk mengeluarkan melatonin,” papar Dr. Khosla.

Jika Anda masih sulit menghindari hal ini, setidaknya redupkan layar serendah mungkin dan pegang perangkat dengan jarak yang jauh dari wajah.

5. Hindari berita untuk sementara waktu
Untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, coba hindari membaca sebuah informasi atau berita sebelum tidur. Terutama berita-berita berkonotasi negatif. Menurut Harvard Health Service, membaca berita buruk bisa meningkatkan kecemasan.

6. Minta bantuan orang lain
“Ada kaitan erat antara kesehatan mental dengan tidur. Orang-orang merasa terisolasi dan sendirian sehingga mungkin memengaruhi kesehatan mental mereka. Insomnia pun bisa menjadi gejala masalah ini,” papar Dr. Khosla. ** Baca juga: Siasati Kecukupan Air Putih Saat Berpuasa dengan Gerakan 2+4+2

Jadi, penting untuk membicarakan hal ini dengan orang lain. Ceritakan kecemasan Anda pada orang yang dipercaya untuk membuat Anda merasa lebih lega.(ilj/bbs)




6 Hal Sepele yang Bisa Turunkan Imun Tubuh

Kabar6-Banyak orang yang kemudian disadarkan akan pentingnya menjaga kesehatan agar tidak tertular COVID-19. Gaya hidup sehat seperti rajin mencuci tangan, selalu membawa hand sanitizer, memakai masker, dan menjaga jarak dengan orang yang sedang tidak sehat, kini menjadi bagian dari keseharian sebagian besar warga.

Padahal, untuk menjaga kesehatan tidak cukup hanya dengan melakukan hal-hal tersebut, tapi juga melakukan langkah-langkah lainnya, seperti mengurangi kebiasaan buruk yang ternyata dapat merusak imunitas tubuh.

Hal ini karena lemahnya sistem imun tubuh dapat menyebabkan seseorang rentan terserang penyakit, termasuk COVID-19 ini. Melansir idntimes, ini enam hal sepele yang ternyata dapat menurunkan sistem imun tubuh:

1. Konsumsi makanan yang kurang bernutrisi
Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Bonn dan dipublikasikan dalam jurnal Cell menemukan, makanan cepat saji menyebabkan peradangan pada tubuh. Kondisi ini juga menyebabkan perubahan gen dan memiliki dampak jangka panjang pada sistem kekebalan tubuh.

Lebih lanjut, pola diet yang tidak sehat ini mengarah pada timbulnya penyakit kronis, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, obesitas, dan sejumlah penyakit lain.

2. Sering begadang atau kurang tidur
Kualitas tidur yang buruk berkaitan dengan fungsi sistem kekebalan tubuh yang lebih rendah dan berkurangnya jumlah sel-sel tubuh yang berperan melawan kuman.

Menurut penelitian yang dilakukan di University of Chicago, pria yang tidur empat jam setiap malam selama satu minggu menghasilkan setengah jumlah antibodi pencegah flu dalam darah mereka dibandingkan dengan mereka yang tidur 7,5 hingga 8,5 jam setiap malam.

Jadi, biasakan untuk istirahat malam selama 7-9 jam setiap harinya agar tubuh tidak mudah terserang penyakit.

3. Gaya hidup yang tidak aktif
Tidak sedikit penelitian yang telah membuktikan dampak buruk dari terlalu lama duduk atau kurang bergerak. Gaya hidup yang kurang aktif meningkatkan risiko mengalami sakit punggung, penyakit jantung, mengganggu sistem kekebalan tubuh, dan memperpendek harapan hidup.

Selain itu, individu yang kurang bergerak, baik saat di lingkungan kerja maupun di dalam rumah lebih rentan terkena flu. Untuk itu, mulailah kebiasaan-kebiasaan kecil seperti melakukan peregangan atau jalan-jalan di dalam ruangan tiap satu jam agar tubuh tidak kaku.

4. Pesimistis
Sebuah studi klasik yang dilakukan di University of California terhadap mahasiswa hukum menemukan, mereka yang memulai semester pertama dengan optimis memiliki lebih banyak sel T penolong di pertengahan semester, yang dapat memperkuat respons kekebalan tubuh, dan sel pembunuh alami yang lebih kuat daripada mahasiswa yang memiliki perspektif yang lebih pesimistis.

Hal ini kemungkinan karena stres memiliki kaitan dengan kurangnya sistem kekebalan tubuh, seperti sel-sel pembunuh yang tiba-tiba menjadi pasifis

5. Sering merasa kesepian
Menurut studi lima tahun yang diterbitkan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences, ketika orang merasa kesepian, akan terjadi peningkatan hormon norepinefrin yang meningkatkan produksi sel darah putih yang melawan luka.

Tetapi dalam prosesnya, hormon ini akan mematikan bagian yang berfungsi melawan virus dari sistem kekebalan tubuh, yang membuat seseorang rentan terhadap penyakit.

6. Langsung minum obat saat merasa tidak sehat
Antibiotik dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh serta bakteri baik dan buruk yang ada di tubuh. Menurut sebuah laporan dalam The American Journal of Human Genetics menunjukkan bahwa antibiotik dapat mengurangi sel darah putih penangkal penyakit tertentu dan molekul yang memberi sinyal protein peningkat kekebalan untuk bekerja.

Hal ini dapat membuat tubuh lebih cepat sembuh setelah Anda minum obat, tetapi setelahnya sistem kekebalan tubuh akan semakin rentan. Untuk itu, pastikan Anda hanya mengonsumsi antibiotik dengan resep dokter. ** Baca juga: Ketahui 5 Hal Tentang Berjemur di Bawah Sinar Matahari

Lakukan kebiasaan sehat agar imun tubuh tetap terjaga.(ilj/bbs)




Waspada, Banyak Tidur di Akhir Pekan Bisa Bawa Dampak Buruk

Kabar6-Aktivitas harian, baik di kantor maupun rumah, yang dilakukan dari Senin hingga Jumat membuat Anda memiliki kualitas tidur yang buruk atau mengalami kurang tidur.

Sebuah studi menemukan, setiap jam tidur yang bergeser per minggunya dikaitkan dengan peningkatan 11 persen untuk terkena risiko penyakit jantung.

Temuan ini, melansir She, dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Associated Professional Sleep Societies, LLC-sebuah usaha bersama antara American Academy of Sleep Medicine dan Sleep Research Society. Meski studi secara lengkap belum dipublikasikan di jurnal medis peer-reviewed, penulis mengatakan temuan mereka menunjukkan, sangat penting mengatur jam tidur karena bisa berdampak bagi kesehatan secara keseluruhan.

Untuk mempelajari pengaruh perubahan pola tidur di setiap akhir pekan, para periset melihat tanggapan survei dari sekira 1.000 orang dewasa berusia 22-60 tahun. Cara ini dilakukan untuk menentukan jumlah rata-rata keterlambatan jet lag sosial, mengenai waktu tidur dan mengurangi hari kerja dari titik tengah tidur akhir pekan.

Setelah menyesuaikan faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil, seperti pendapatan, pendidikan, pekerjaan, durasi tidur total, dan insomnia, para periset menemukan bahwa setiap jam jet lag sosial dikaitkan secara independen dengan 22 persen kemungkinan peningkatan kesehatan. Sementara 28 persen lain kemungkinan akan mengalami peningkatan kesehatan yang baik atau buruk.

Setiap jam pergeseran tidur di akhir pekan ini juga dikaitkan dengan peningkatan 11 persen risiko penyakit jantung, kelelahan, kantuk bahkan depresi. Hal ini karena jet lag sosial bisa mempengaruhi ritme sirkadian. Para peneliti juga menemukan jawaban sementara, jika tingkat hormon yang tidak tepat bisa disalahkan untuk efek ini.

Karena penelitian ini bersifat observasional, maka tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat antara jet lag sosial dan hasil kesehatan. Tapi itu memperlihatkan, mendapatkan jumlah tidur yang tepat pada akhir pekan tidak terlalu penting, kata penulis utama Sierra Forbush, asisten peneliti di University of Arizona.

“Ini menunjukkan jadwal tidur yang teratur mungkin merupakan salah satu cara pengobatan pencegahan penyakit jantung yang efektif, relatif sederhana, dan murah serta berbagai masalah kesehatan lainnya,” kata Forbush.

Dan itu pasti sesuatu yang perlu diperhatikan secara serius, tambahnya. Karena penyakit kardiovaskular adalah pembunuh nomor satu di Amerika Serikat.

Selain itu, American Academy of Sleep Medicine juga merekomendasikan agar orang dewasa memiliki waktu tidur kurang lebih tujuh jam atau lebih setiap malam untuk meningkatkan kesehatan mereka. Sementara para ahli mengatakan bisa menyiasatinya dengan menjaga waktu tidur yang konsisten.

“Jika kamu begadang dan tidur sesekali, mungkin ini bukan masalah besar,” kata Forbush. “Tapi jika kamu melakukannya setiap akhir pekan selama 15 tahun, mungkin memang begitu.” ** Baca juga: Masih Banyak Orang Cuci Tangan dengan Cara yang Salah

Ditambahkan, “Maka diperlukan lebih banyak penelitian untuk itu, guna mengetahui seberapa kronis jet lag sosial dari waktu ke waktu dapat mempengaruhi kesehatan, karena penelitian ini hanya melihat tanggapan dari satu titik waktu.”

Adapun pesan yang ingin disampaikan dari Forbush adalah konsistensi tidur seharusnya menjadi tujuan gaya hidup. “Sama seperti kita harus berolahraga 30 menit sehari, kita juga harus berusaha menjaga tidur kita tetap teratur baik di hari kerja dan akhir pekan,” ungkapnya.(ilj/bbs)




Mengapa Usai Begadang Tidak Disarankan Mandi Pagi?

Kabar6-Banyak orang yang usai begadang langsung mandi pagi. Padahal, kebiasaan ini sangat tidak disarankan. Mengapa demikian? Lantas, apa hubungannya begadang dengan larangan mandi pagi?

Kondisi tubuh yang kurang fit akibat begadang bila langsung terguyur air dingin, melansir DetikHealth, bisa menimbulkan efek kejut pada saraf-saraf di dalam tubuh. “Apalagi jika suhu tubuhmu cukup panas karena tidak tidur dan berkegiatan semalam suntuk. Perubahan suhu yang ekstrem dan mendadak ini sangat berisiko tinggi bagi orang yang memiliki masalah jantung atau penyakit raynaud (gangguan aliran darah),” kata Dr Chris Bleakley dari Universitas Ulster, Irlandia.

Menurut Dr. Bleakley, meski suhu tubuh sudah turun dan menjadi cukup dingin untuk mandi, tetap saja ada risiko yang perlu dipertimbangkan. ** Baca juga: Penelitian: Dengarkan Musik Bantu Orang Cepat Selesaikan Pekerjaan

Pasalnya, suhu yang terlalu dingin bisa membuat arteri dan pembuluh darah mengalami penyempitan, sehingga pasokan darah dan oksigen ke jantung pun akan berkurang.

“Apabila ini terjadi, tekanan darah dan detak jantung akan naik secara tiba-tiba. Kondisi ini membuatmu berisiko mengalami nyeri dada, bahkan serangan jantung dan stroke,” tuturnya.(ilj/bbs)




Cara Sehat Hilangkan Kebiasaan Mengemil di Tengah Malam

Kabar6-Pada dasarnya, mengonsumsi camilan atau mengemil adalah salah satu kebutuhan bagi manusia. Para peneliti mengatakan, keinginan Anda untuk mengemil suatu makanan secara spesifik sebenarnya adalah sinyal dari tubuh.

Saat tubuh kekurangan suatu nutrisi, dia akan mengirimkan sinyal pada otak yang pada akhirnya menimbulkan keinginan mengonsumsi satu jenis makanan tertentu. Hal ini bertujuan untuk menjaga kadar vitamin dan mineral tubuh selalu seimbang.

Sayangnya, seringkali Anda tergoda untuk mengemil di tengah malam, dan hal ini semakin lama justru menjadi semacam kebiasaan, sehingga menyebabkan berat badan melonjak drastis.

Lantas, bagaimana solusinya? Melansir Menshealth, berikut sejumlah cara sehat hilangkan kebiasaan mengemil pada tengah malam:

1. Cukupi kebutuhan vitamin dan mineral Anda
Seringkali rasa ingin mengemil merupakan cara tubuh Anda untuk memberitahu bahwa ia kekurangan vitamin atau mineral. Namun apa yang ingin Anda konsumsi sebenarnya cukup spesifik.

Misalnya Anda mungkin ingin mengonsumsi karbohidrat saat Anda kekurangan vitamin C, yang telah terbukti mampu mengendalikan nafsu makan jika ada dalam jumlah yang tepat.

2. Alihkan perhatian Anda
Jika Anda ingin mengemil sesuatu yang spesifik seperti keripik kentang rasa baberque atau es krim dengan rasa cokelat mint, maka hal ini hampir selalu disebabkan oleh faktor psikologis, bukanlah kebutuhan fisik.

Dan seperti halnya otot tubuh Anda yang merasa lelah di malam hari, tekad Anda pun akan melemah di malam hari. Jadi arena itu, bila Anda merasakan hal di atas, akan lebih baik bila berusaha untuk mengalihkan perhatian untuk membuat Anda melupakan keinginan mengonsumsi suatu makanan.

3. Konsumsi lebih banyak protein
Sebuah penelitian di Amerika pada 2013 menemukan bahwa mengonsumsi sarapan tinggi protein dapat mengurangi keinginan seseorang untuk mengemil di malam hari dan lebih mampu mengendalikan bagian otak yang berhubungan dengan pemberian ‘hadiah’.

4. Tingkatkan aktivitas fisik Anda
Pada penelitian yang menganalisis sekira 19 buah penelitian pada 2012, para peneliti menemukan bahwa berolahraga selama 10-40 menit setiap harinya dapat membantu meningkatkan fungsi otak yang berperan untuk mengendalikan diri, termasuk keinginan untuk mengemil.

Hal ini mungkin disebabkan karena peningkatan denyut jantung selama berolahraga juga meningkatkan aliran darah dan oksigen ke bagian otak tertentu (prefrontal), yang berperanan untuk mengambil suatu keputusan dan mengendalikan impuls.

5. Pilih makanan yang mengandung indeks glikemik rendah
Sebuah penelitian di Amerika menemukan bahwa saat seorang pria yang memiliki berat badan berlebih atau mengalami obesitas mengonsumsi makanan yang mengandung indeks glikemik yang tinggi seperti karbohidrat olahan dan gula.

Maka aktivitas bagian otak yang berhubungan dengan pemberian ‘hadiah’ dan keinginan untuk mengemil akan meningkat dibandingkan dengan saat mereka mengonsumsi berbagai jenis makanan yang memiliki indeks glikemik yang rendah di malam hari.

6. Jangan begadang
Kurang tidur akibat begadang atau kesibukan lainnya dapat mengganggu irama sirkardian tubuh Anda, yang tentu saja juga akan mengganggu nafsu makan. ** Baca juga: Penelitian Ungkap, Orang Religius Biasanya Hidup Lebih Lama

Kurang tidur dapat membuat Anda lebih ingin mengemil dan meningkatkan rasa lapar Anda. Oleh karena itu, pastikan Anda tidur selama setidaknya tujuh jam setiap malamnya.

Jangan biarkan keinginan mengemil tadi membuat Anda mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Untuk menghindari hal ini, para peneliti kemudian mengartikan keinginan mengemil Anda dan nutrisi apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh.(ilj/bbs)




Ketahui Jam Terbaik untuk Tidur Malam

Kabar6-Tidur memainkan peran sangat penting dalam hidup. Tubuh yang kurang istirahat mengalami kelelahan, menurunkan produktivitas, level stres yang meningkat, hingga berujung pada depresi.

Untuk mendapatkan waktu tidur berkualitas, sebenarnya berapa lama dan jam berapa kita sudah harus memejamkan mata? Melansir Popbela, berikut jam terbaik untuk tidur malam:

1. Tubuh menyesuaikan waktu istirahatnya sesuai aktivitas Anda
Tubuh manusia mampu menyesuaikan waktu siang dan malam untuk menentukan pola tidurnya. Jika Anda beraktivitas saat matahari bersinar dan beristirahat saat bulan menghiasi langit, tandanya waktu tidur terbaik berada di antara pukul 22.00, dan waktu bangun sekira pukul 06.00.

2. Waktu tidur ideal pukul 22.00-06.00
Waktu tidur ideal manusia dimulai dari pukul 22.00 dan bangun pada pukul 06.00. Beberapa ahli bahkan menyarankan untuk memulai tidur pada pukul 20.00.

Apabila waktu tidur berkisar antara pukul 20.00-24.00, Anda akan mendapatkan tidur yang nyenyak dan mimpi indah. Istirahat yang cukup di malam hari juga membuat Anda tidak akan merasa butuh tidur siang setelahnya.

3. Buat dan patuhi jadwal tidur Anda
Menurut para ahli, masing-masing orang bisa memiliki jam mulai tidur yang berbeda. Karena itulah, Anda bisa membuat waktu tidur yang sesuai dengan rutinitas harian atau kesibukan yang sedang dikerjakan, selama mencukupi waktu istirahat yang dibutuhkan, yaitu pada orang dewasa adalah 7-9 jam.

4. Tidur lewat pukul 00.00 memberikan efek buruk bagi kesehatan
Kebiasaan begadang akan memberikan dampak buruk pada kesehatan. Bangun lebih sore dari biasanya dapat meningkatkan risiko perilaku bulimia, depresi, dan seasonal affective disorder (SAD).

Salah satu penelitian pada pekerja di Jepang menemukan, tidur terlalu larut memiliki kaitan signifikan dengan prevalensi yang tinggi pada gejala depresi.

5. Bangun lebih pagi memberikan manfaat baik bagi tubuh
Sebuah penelitian mengungkapkan, bangun pagi membantu Anda merasa lebih positif dan jadi proaktif. Tubuh segar akan membuat Anda jadi lebih semangat bekerja.

6. Menjaga waktu tidur secara konsisten
Memiliki pola tidur yang konsisten sangat penting untuk dilakukan karena dapat mempengaruhi kesehatan mental. Studi lain yang meneliti pola tidur siswa sekolah menemukan, siswa dengan jadwal istirahat di malam yang teratur memiliki prestasi akademik lebih baik, dibandingkan mereka yang tidur tidak teratur.

7. Perbaiki waktu tidur yang berantakan
Sangat memungkinkan jika pekerjaan atau kegiatan Anda bisa mengganggu jadwal tidur, bahkan mengurangi waktu istirahat. Kalau terjadi seperti ini, Anda perlu menyiasati dengan meluangkan waktu untuk tidur siang singkat pada jam kerja.

Jangan takut tidur terlalu cepat atau terlalu sore, yang terpenting adalah durasi tidur dan menjaga jadwal istirahat reguler. Setelah semuanya kembali normal, benahi kembali waktu tidur itu.

8. Tidur selama 7-8 jam untuk menghindari risiko kesehatan
Orang dewasa pada umumnya membutuhkan waktu tidur selama delapan jam. Namun, angka ini bervariasi untuk masing-masing orang. Sebagian dapat merasa cukup dengan tidur selama 6-7 jam, sementara yang lainnya butuh delapan jam.

Pada kategori usia anak-anak dan lanjut usia pun berbeda. ** Baca juga: Saran Ahli Agar Hormon di Tubuh Tetap Seimbang

Mulailah membuat jadwal tidur dan menjalaninya secara konsisten agar tubuh tetap sehat sekaligus fit.(ilj/bbs)




Ternyata, 7 Kebiasaan Kecil Ini Bantu Kontrol Nafsu Makan

Kabar6-Hampir sebagian besar wanita ingin memiliki bentuk tubuh ideal, sekaligus berat badan yang stabil. Karena itulah, tidak sedikit wanita yang menjalankan diet ketat, bahkan cenderung ekstrem.

Meskipun demikian, untuk menurunkan berat badan Anda juga harus mengontrol nafsu. Nah, melansir Popbela, ternyata ada tujuh kebiasaan kecil sehari-hari yang tanpa disadari bisa membantu mengontrol nafsu makan Anda. Apa sajakah itu?

1. Gosok gigi
Menggosok gigi ternyata dapat mengontrol nafsu makan. Karena setelah menggosok gigi, Anda akan memiliki sugesti bahwa gigi sudah bersih sehingga malas untuk kembali mengunyah sesuatu.

2. Minum air mineral
Mengonsumsi air putih dengan porsi yang sesuai sangatlah baik untuk kesehatan tubuh dan kulit. Cobalah mengonsumsi dua gelas air mineral 30 menit sebelum makan. Dengan begini, perut akan lebih terisi dan lebih cepat kenyang, sehingga nafsu makan terkontrol dengan baik.

3. Sarapan
Rutin sarapan akan membuat Anda dapat mengontrol nafsu makan dengan baik saat makan siang, dan tidak makan berlebihan yang akan membuat berat badan jadi naik.

4. Menghirup aroma peppermint
Anda pasti sering mendengar bahwa produk-produk untuk membantu menurunkan berat badan, seperti teh ataupun aroma therapy, pasti ada kandungan peppermint. Rupanya, ada penelitian yang menunjukkan hasil riset bahwa dengan menghirup aroma peppermint, dapat membuat Anda lebih cepat kenyang, sehingga dapat mengontrol nafsu makan dengan baik.

5. Makan tepat waktu
Makan tepat waktu membantu menjaga nafsu makan. Jadi ketika sudah memasuki waktu sarapan, makan, siang ataupun makan malam, pastikan jangan sampai terlewat atau menunda hingga merasa lapar. Hal ini justru akan membuat nafsu makan Anda tidak terkendali.

6. Tidak begadang
Begadang dapat menyebabkan obesitas, karena Anda akan sulit mengontrol nafsu makan. Jadi, energi yang terbuang saat begadang akan tergantikan dengan rasa lapar yang tidak dapat dihentikan. Jadi sebaiknya hindari kebiasaan begadang.

7. Mindful eating
Istilah mindful eating berarti makan dengan sangat menikmati dan menghayati. Makan perlahan dan tidak terburu-buru tentunya dapat membuat Anda lebih menikmati makanan tersebut.

Selain itu, hindari melakukan aktivitas lain saat makan misalnya sambil bermain gadget. Fokuslah dengan apa yang Anda makan dan menikmati setiap gigitannya.(ilj/bbs)




Ini Waktu Tidur yang Tepat untuk Bakar Lemak

Kabar6-Meskipun sudah mengikuti pola makan dan menu diet sehat, serta rajin berolahraga, seringkali berat badan Anda tak kunjung turun. Mengapa kondisi ini sering terjadi?

Mungkin masalahnya ada pada waktu tidur Anda setiap hari. Studi menunjukkan, penurunan berat badan erat kaitannya dengan jadwal tidur seseorang.

Semakin pendek waktu tidur malam Anda, maka semakin kecil jumlah lemak yang berkurang dalam tubuh, meskipun Anda sudah menjalani diet dan olahraga ketat. Mengapa demikian?

Faktanya, menurut suatu hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Annals of Internal Medicine, melansir Go Dok, kurang tidur dapat mengurangi bahkan membalikkan manfaat diet Anda. Dalam penelitian ini peserta diminta untuk tidur dalam kadar waktu yang berbeda. Hasilnya, mereka yang cukup tidur dan beristirahat akan kehilangan setengah berat badan dari hasil pembakaran lemak.

Sebaliknya, saat mereka dikurangi waktu tidurnya hingga setengah porsi, maka jumlah lemak yang hilang juga berkurang setengahnya. Jadi, mereka yang tidur dalam waktu cukup lebih cepat kenyang.

Namun, mereka yang kurang tidur justru susah merasa kenyang, tidak puas dengan hanya satu porsi makanan, dan kekurangan energi untuk beraktivitas. Secara keseluruhan, mereka yang kurang tidur mengalami pengurangan hingga 55 persen dalam hal pembakaran lemak.

Tidur berfungsi layaknya nutrisi untuk otak Anda. Setiap orang membutuhkan setidaknya 7-9 jam waktu tidur malam dalam sehari. Jika kurang dari itu, maka tubuh Anda akan bereaksi dengan mencari lebih banyak snack dan makanan di waktu terjaga.

Menurut para peneliti dari University of Chicago, kekurangan tidur juga membuat metabolisme Anda menjadi serba salah. Hanya dalam waktu empat hari saat Anda kekurangan tidur secara konstan, kemampuan tubuh dalam memproduksi insulin menjadi serba salah.

Insulin merupakan hormon yang dibutuhkan tubuh untuk mengubah gula, pati, dan makanan lain menjadi energi. Saat tubuh Anda tidak merespon insulin secara normal dalam kondisi ini, kemampuannya untuk memproses lemak dari aliran darah menjadi terganggu. Hasilnya, gula justru disimpan menjadi lebih banyak lemak, yang pada akhirnya menambah berat badan Anda.

Kurang tidur dan begadang akan membuat tubuh terasa lebih cepat lelah, hingga membuat Anda lebih malas melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga. Hal ini tentunya bisa menghambat program diet Anda.

Lantas, kapan waktu tidur yang tepat agar lemak terbakar? Suatu penelitian pada wanita berusia antara 19 hingga 26 tahun di Brigham Young menemukan, tidur berkualitas tinggi dapat dihubungkan dengan berat badan yang lebih rendah dan mereka yang tidur serta bangun di waktu yang sama setiap harinya memiliki kadar lemak yang lebih rendah di dalam tubuh.

Jadi, aturan pertama dalam memilih waktu tidur adalah konsistensi Anda dalam menjalankannya. Tak hanya itu, tidur Anda juga harus berkualitas, di malam hari, dengan waktu antara 7-9 jam.

Studi menunjukkan, wanita yang tidur antara 8-8,5 jam dalam semalam memiliki berat badan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidur kurang dari itu. Efek yang paling bagus terlihat pada wanita yang bangun pada jam yang sama setiap paginya, tujuh hari dalam seminggu. ** Baca juga: Kenali Jenis Makanan dan Minuman yang Sebabkan Anda Lebih Sering Berkemih

Karena itulah, akan lebih baik jika Anda tidur pada waktu yang tepat setiap malam, dan terbangun di waktu yang tepat pula di pagi harinya. Lakukan hal ini secara rutin, maka berat badan Anda akan selalu terkontrol baik. Tentu saja hal ini harus diiringi dengan pola makan sehat dan olahraga rutin.(ilj/bbs)




Malas Bangun Pagi Tanda Orang Pintar?

Kabar6-Apakah Anda termasuk orang yang malas bangun pagi? Terlebih setelah akhir pekan berakhir, dan keesokan paginya Anda harus kembali beraktivitas, bangun pagi rasanya seperti beban di pundak.

Meski kebiasaan ini tidak baik, sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang malas bangun pagi sebenarnya tanda orang pintar. Penelitian yang diungkapkan oleh University of Southampton tentang pola tidur, melansir Womantalk, menemukan bahwa orang yang tidur malam dan bangun di atas pukul 08.00 ternyata hidup lebih nyaman, bahagia, dan berpenghasilan tinggi.

Hal in serupa dengan penelitian yang dilakukan Catholic University of the Sacred Heart in Miami. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa orang yang bangun lebih siang tidak hanya pintar, tetapi juga lebih kreatif.

Mereka biasanya dikenal sebagai night owl, yang suka beraktivitas di malam hari dengan kegiatan yang lebih bermakna dan produktif, sedangkan keesokan harinya akan bangun lebih siang.

“Mereka yang suka bekerja sampai malam cenderung tipe ekstrover dan kreatif,” jelas Jim Horne, seorang profesor psikofisiologi dari Universitas Loughborough. Inilah yang membuat tipe malam lebih memiliki konseptual dan penalaran yang lebih tinggi.

Meskipun demikian, hal ini bukan berarti Anda harus malas bangun pagi agar lebih pintar dan kreatif, lho. Karena keseringan tidur malam sebenarnya juga tidak baik untuk kesehatan. ** Baca juga: Bantu Perlambat Penuaan Dini dengan Makanan & Minuman Ini

Hal yang paling penting adalah cukup istirahat, tidur selama 8-9 jam, agar energi dalam tubuh terjaga dan kita tidak mudah kelelahan. Intinya, harus pintar-pintar membagi waktu agar lebih produktif setiap hari.(ilj/bbs)




Guys, Tidak Disarankan Sering Begadang

Kabar6-Ada sejumlah kegiatan yang membuat sebagian pria lebih sering tidur larut atau begadang, antara lain menonton pertandingan sepak bola klub favorit, kerja lembur, hingga bermain game online.

Namun tahukah Anda bahwa begadang bisa menyebabkan sperma memburuk? Melansir thesun, para pakar menyarankan pria sebaiknya tidur sebelum pukul 22.30 untuk memiliki sperma normal. Dengan demikian, Anda bisa memiliki waktu tidur 7-8 jam, agar keesokan harinya bisa bangun pagi untuk kembali memulai aktivitas. Sebaliknya, apabila tidur larut malam atau begadang, kesuburan Anda kemungkinan akan menurun hampir empat kali lipat.

Studi yang dilakukan Universitas Aarhus, Denmark, menemukan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan dan menyerang sperma. Dan tidur larut malam mungkin juga membuat pasangan kehabisan waktu untuk bercinta. “Waktu tidur awal dan durasi tidur 7,5 hingga 7,99 jam dikaitkan dengan kualitas semen yang lebih tinggi, kata Profesor Hans Jakob Ingerslev, salah satu peneliti.

Disarankan pakar kesuburan, pasangan yang ingin hamil harus mempertimbangkan membatasi penyebab begadang, seperti memeriksa email atau nonton sejumlah film favorit.

Dr Raj Mathur, dari Manchester University NHS Foundation Trust, mengatakan bahwa penelitian ini menyarankan para pria tidur cukup jika ingin memiliki anak. “Tidur lebih awal dengan pasangan mereka juga dapat meningkatkan kesempatan mereka untuk berhubungan seks, meningkatkan peluang keberhasilan mereka lebih lanjut,” terangnya. ** Baca juga: Benarkah Hobi Makan Junk Food Sewaktu Remaja Bisa Pengaruhi Sperma Saat Dewasa?

Studi ini juga mengungkap banyaknya manfaat tidur lebih awal dan tidur cukup. Tidur berhubungan dengan endokrin yang mengontrol hormon dan jam biologis tubuh.(ilj/bbs)