1

Dokter Berhasil Keluarkan Pisau yang Tertancap di Otak Seorang Remaja AS

Kabar6-Eli Gregg (15) merasa seperti sedang bermimpi. Remaja asal Kansas, Amerika Serikat, ini mengalami insiden sehingga kepalanya tertancap pisau sedalam 24cm, yang kemudian bersarang di otak remaja tersebut.

Kisah berawal ketika Eli tengah bermain dengan teman-temannya. Hingga tak lama, melansir huffpost, ibunda Eli yang bernama Jimmy Russell mendengar Eli berteriak keras di luar rumah mereka di Bourbon County. “Dia datang ke pintu, dan ketika dia membuka pintu, itu adalah darah dan dia memiliki sepotong pisau di wajahnya.

Dan itu sangat mengejutkan,” kata Russell. Rupanya, Eli sedang memegang pisau ketika dia jatuh dan pisau itu menembus wajahnya, tertanam di tengkoraknya. Ujung pisaunya berhenti tepat di arteri karotis.

Eli segera dilarikan dengan ambulans ke rumah sakit anak-anak. Namun dokter di sana khawatir posisi pisau yang berbahaya di sebelah arteri karotid membuatnya berisiko terkena stroke atau kerusakan otak serius lainnya.

Remaja itu kemudian dibawa ke University of Kansas Health Systems. Beruntung Elia diantar tepat pada waktunya. Dr. Koji Ebersole membantu mengeluarkan pisau itu. ** Baca juga: Gunakan Handphone, Pria Ini Sukses Ringkus Seorang Pencuri

“Dia selamat dari peristiwa mengerikan itu,” kata Ebersole.(ilj/bbs)




Kondisi Kesehatan Bisa Ditunjukkan dari Kebiasaan Mendengkur

Kabar6-Mendengkur adalah suara yang ditimbulkan saat tidur karena adanya getaran jaringan pada saluran udara bagian atas. Seiring usia, timbulnya dengkuran saat tidur akan makin meningkat. Hingga hampir 50 persen manusia di atas usia 60 tahun mengalami hal tersebut. Umumnya, dengkuran lebih banyak terjadi pada saat menghirup napas (inspirasi).

Meskipun cukup mengganggu, mendengkur sesekali ketika tidur memang bukanlah masalah serius. Nah, mendengkur ternyata sangat berhubungan dengan beberapa kondisi medis, lho. Melansir Healthmeup, mendengkur sering disebabkan karena adanya sumbatan di saluran napas yang membuat aliran udara sulit lewat. Dalam kondisi obesitas, terutama dengan timbunan lemak di sekitar leher akan meningkatkan sumbatan di jalan napas. Kondisi ini diperburuk lagi saat orang dengan obesitas berbaring telentang, udara akan semakin terjepit dan suara dengkuran akan semakin kencang.

Penelitian terbaru mengungkapkan, mendengkur merupakan faktor risiko terbesar dari serangan jantung dan stroke. Penelitian tersebut melaporkan jika mendengkur dapat merusak arteri karotis yang merupakan jalan darah terpenting untuk mengantar oksigen ke otak.

Sebuah penelitian lain juga melaporkan, sebanyak 75 persen kasus yang dilaporkan oleh mereka yang mengalami penyakit asam lambung kronis atau gastroesophageal reflux disease (GERD) juga memiliki gejala mendengkur. Hal ini terjadi karena GERD menyebabkan sumbatan jalan napas yang menimbulkan suara mendengkur.

Orang-orang yang memiliki kecenderungan mengalami sinus ternyata juga cenderung mendengkur saat tidur, karena adanya hambatan pada sistem turbin di jalur nasal. ** Baca juga: Manfaat Kesehatan 3 Jenis Air Mata

Hal lain, suara mendengkur yang keras dan berkepanjangan merupakan salah satu gejala dari sindrom tidur apneu. Mereka yang menderita sindrom ini tidak akan mengetahui seberapa berat problem pernapasannya, sampai seseorang mengenalinya melalui suara dengkuran keras.(ilj/bbs)




Ukuran Leher Pengaruhi Kesehatan?

Kabar6-Sebuah penelitian yang dilakukan di Brasil mengungkapkan, pria yang memiliki leher besar memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita gangguan jantung. Untuk menentukan berapa ukuran leher pria pada umumnya, para peneliti pun melakukan pengukuran pada hampir 4.000 orang pria.

Hasilnya, melansir Menshealth, ukuran lingkar leher rata-rata pada pria adalah sekira 30 cm. Para ahli menemukan bahwa untuk setiap penambahan sebesar 1 inchi atau 2,54 cm pada lingkar leher seorang pria, maka risiko mereka terhadap berbagai macam gangguan kesehatan pun akan meningkat seperti risiko resistensi insulin akan meningkat hingga 32 persen, risiko tekanan darah tinggi akan meningkat hingga 24 persen, risiko terjadinya peningkatan kadar trigliserida akan meningkat hingga 50 persen, dan risiko penurunan kadar kolesterol HDL akan meningkat hingga 22 persen.

Akibatnya, para pria yang memiliki ukuran lingkar leher lebih dari 30 cm akan memiliki risiko terkena gangguan jantung tiga kali lipat lebih tinggi dibanding pria yang memiliki ukuran lingkar leher kurang dari 30 cm.

Hal ini karena lemak yang menumpuk di sekitar area leher dapat memproduksi zat anti radang, yang akan memicu penumpukan lemak di arteri karotis di dalam leher, yang pada akhirnya akan membahayakan kesehatan jantung. ** Baca juga: Kentang Punya Peran Penting Saat Diet

Namun hal ini tidak berlaku bagi pria yang memang memiliki leher besar, tetapi bukan disebabkan oleh lemak, melainkan oleh otot.(ilj/bbs)