oleh

Studi: Orang yang Sering Terpapar Keramaian Lalu Lintas Berisiko Mengalami Penurunan Daya Kerja Otak

image_pdfimage_print
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Sebuah studi terbaru yang dilakukan kepada masyarakat Jerman berusia 40 tahun ke atas menemukan fakta kecil namun menakutkan. Disebutkan, sebanyak sembilan persen responden yang tinggal di pinggir jalan, rel kereta, atau biasa terpapar hingar bingar lalu lintas berisiko lebih dini terkena serangan jantung dan penurunan daya kerja otak.

Dijelaskan, normalnya besaran suara yang diterima oleh telinga manusia berkisar antara 60-70 desibel, seperti suara percakapan, televisi, dan radio. Dikutip dari Esquire, hiruk pikuk lalu lintas di kota besar, contohnya Berlin sebagai kota terpadat di Jerman, memiliki besaran suara antara 80-90 desibel, cukup jauh di bawah besaran suara mayoritas kota-kota besar Asia yang diperkirakan berada di kisaran 90-an desibel.

Studi lain yang mendukung fakta ini, dipublikasikan oleh jurnal Nautilus, menyebutkan bahwa orang yang secara berkelanjutan tinggal di kota besar dan kerap terpapar hiruk-pikuk metropolitan cenderung memproduksi hormon stres lebih tinggi dari orang kebanyakan. Ditambah dengan paparan polusi yang kian meningkat di banyak kota besar, membuat otak tersendat perkembangannya.

Karena itulah Millenium Development Goals memasukkan perhatian cukup banyak mendesak para pemimpin kota dunia untuk menyediakan lebih banyak ruang hijau. Berbagai manfaat yang diharapkan dari kehadiran ruang hijau di belantara kota besar adalah sebagai paru-paru kota, peredam suara hingar-bingar, hingga sarana bersosialisasi antar warga. ** Baca juga: Penelitian: Puasa Bikin Awet Muda

Jika kebutuhan ruang hijau tercukupi, tentu Anda tidak lagi bergantung pada headset untuk menemukan ketenangan di tengah keramaian kota.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email