oleh

Saat Periode Pluvial Carnian, Bumi Terus Menerus Alami Hujan Selama 2 Juta Tahun

image_pdfimage_print

Kabar6-Periode Pluvial Carnian menjadi salah satu episode mengejutkan dalam sejarah Bumi, yang diyakini bahwa planet kita mengalami hujan terus menerus selama jutaan tahun.

Periode tersebut membantu menumbuhkan kehidupan di tempat yang dijuluki Planet Biru, dan sekarang para ilmuwan berpikir mereka tahu alasan dan caranya. Pada masa Pangaea, yaitu sekira 200-300 juta tahun yang lalu, Bumi merupakan benua super besar yang terdiri dari seluruh daratan di dunia. Planet kita adalah tempat yang sangat berbeda pada saat itu.

Para ilmuwan, melansir news18, meyakini bahwa pada masa itu terdapat periode ketika hujan turun selama sekira satu hingga dua juta tahun. Pada 1970-an hingga 1980-an, para ahli geologi menemukan lapisan-lapisan tidak biasa yang tersimpan di beberapa batuan kuno yang berumur sekira 232 juta tahun yang lalu.

Satu tim peneliti di Pegunungan Alpen bagian timur mempelajari lapisan sedimentasi siliklastik yang tersimpan dalam formasi karbonat, sementara tim lain di Inggris menganalisis lapisan batuan abu-abu yang tertanam dalam karakteristik batu merah yang terkenal di wilayah tersebut.

Kedua temuan ini, bersama dengan penelitian lain dari berbagai belahan dunia, menunjukkan kesimpulan serupa yakni ada masa ketika Bumi mengalami musim kemarau yang cukup panjang, kemudian mulai turun hujan.

Ahli geologi dapat menyimpulkan bahwa pada awal zaman dinosaurus, terdapat periode basah yang luar biasa. Periode ini kemudian dikenal sebagai peristiwa Pluvial Carnian atau episode Pluvial Carnian.

Peristiwa menarik dalam sejarah geologi Bumi ini memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang mengapa hujan mulai turun begitu lama.

Para ilmuwan sekarang percaya bahwa peningkatan kelembapan disebabkan oleh lonjakan tingkat kelembapan yang signifikan, kemungkinan dipicu oleh letusan gunung berapi besar di Provinsi Beku Besar Wrangellia. Karena itu, hujan turun selama jutaan tahun.

Peristiwa ini kemungkinan besar menyebabkan peningkatan suhu global, yang kemudian menyebabkan pemanasan lautan dan peningkatan kadar air di atmosfer.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email