oleh

Pelajar Tewas Sempat Dirawat di UGD RSU Tangsel

image_pdfimage_print

Kabar6-Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengaku sempat memberikan pertolongan medis kepada Anto (16), pasien yang mengaku menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Hasil rekam medis menujukan pelajar tersebut mengalami pendarahan di bagian otak.

 

“Dengan riwayat keluhan jatuh dari motor pada hari Selasa (21/1/2015) tepat pukul 09.00 WIB,” ungkap Kepala Bidang Pelayanan, Tri Utami Pertiwi, Selasa (27/1/2015).

 

Menurutnya, tim dokter umum, perawat, ataupun dokter spesialis syaraf, sudah melakukan upaya penangan medis yang maksimal. Uut jelaskan, selama di rumah Anto sempat mengalami muntah-muntah hingga akhirnya dirujuk ke Puskesmas Pamulang.

 

Lantaran keterbatasan peralatan medis, akhirnya Anto dirujuk ke Unit Gawat Darurat (UGD) RSU Kota Tangsel yang jaraknya hanya sekitar 300 meter. Di ruangan UGD, pasien mendapatkan penanganan infus atau penambahan cairan untuk menstabilkan keadaan tubuh.

 

Kemudian dilakukan pemeriksanaan darah, observasi tanda-tanda vital, dan pemberian asupan pada saat tensi darah turun. Pasien atas nama Anto itu juga diberikan selang oksigen dengan takaran tidak lebih dari  tiga liter permenit. ** Baca juga: Angkot Dihantam Pick Up Dekat U-Turn MH Thamrin

 

Melihat kondisi Anto semakin tak stabil dan perlengkapan di RSUD belum memadai, dia pun dirujuk untuk melakukan CT Scan di Rumah Sakit Bhakti Husada di perempatan Gaplek, Pamulang.

 

“Saat itu orangtua pasien menyetujuinya. Setelah kita bawa ke Rumah Sakit Bhakti Husada, kemudian dibawa kembali ke UGD RSUD barulah diketahui, kalau ada pendarahan di otaknya,” jelas Uut, sapaan akrabnya.

 

Kasus yang dialami Anto sedianya sempat disuarakan oleh puluhan pelajar di halaman kantor DPRD Tangsel. Aksi pelajar itu merupakan bentuk keprihatinan terhadap apa yang dialami Anto.

 

Pelajar menuntut agar wakil rakyat di Tangsel tidak sibuk dengan kegiatan kunjungan kerja (kunker). Sementara, banyak persoalan pelik di wilayah setempat, termasuk kasus yang dialami Anto terabaikan.

 

Randi, salah seorang pelajar mengatakan, mereka (pelajar) kecewa dengan anggota DPRD Tangsel, yang terkesan hanya mementingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya, dibandingkan kepentingan masyarakat umum.

 

“Dewan jangan hanya sibuk kunker, bila hasilnya tidak pernah direalisasikan. Jadinya, persoalan pelik di masyarakat terlupakan,” ujar pelajar Randi yang tercatat sebagai siswa kelas X di salah satu sekolah negeri di kawasan Pamulang saat menggelar unjuk rasa di kantor DPRD setempat, Senin (26/01/15).

 

Selain itu, lanjut Randi, aksi ini juga dilatarbelakangi dengan tewasnya Anto, siswa kelas X SMK Sasmita Jaya Pamulang, yang dikeroyok oleh kelompok pelajar lain ketika hendak pulang ke rumah.

 

“Ibu Anto hanya berjualan bubur, tidak mampu saat pihak RSUD meminta uang operasi jutaan rupiah. Alhasil, Anto meninggal dunia karena tidak sanggup menahan luka dalam di bagian kepalanya,” beber Randi.(yud)

Print Friendly, PDF & Email