Kabar6-Sungguh miris hidup Nenek Arimi (62). Ya, selama 35 tahun, wanita renta warga Kampung Pabuaran Ranca Balung, RT.03 Rw.04 Desa Solear, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang ini, tinggal di rumah tak layak huni.
Selain rumah yang dihuni hanya berdinding tepas yang terbuat dari bambu, bagian atapnya pun hanya ditutup menggunakan rumbia.
Ya, sehari-harinya, Nenek Arimi bekerja sebagai petani sekaligus menjadi pesuruh untuk bercocok tanam di sawah milik tetangganya.
Mirisnya, selama berpuluh tahun menempati rumah reotnya, hingga kini nenek Arimi mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan dari pihak Desa, Kecamatam, ataupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang.
Padahal, selama nenek Arimi tinggal di sana, posisi Kepala Desa sudah tiga kali berganti, bahkan sudah banyak pihak yang datangan ke rumah reotnya untuk mendata, dan memoto, namun bantuan tak kunjung datang sampai sekarang.
“Kalau lagi hujan, airnya pasti menetes ke dalam rumah dan jadi becek, karena rumahnya cuma berlantai tanah. Dan, karena dinding rumah yang terbuat dari bilik, tentu setiap malam kedinginan dan banyak nyamuk,” ucap nenek renta itu lagi.
Nenek Arimi mengakui, bila dirinya hanya bisa pasrah dengan kondisi rumahnya tersebut. Karena, jangankan untuk memperbaiki rumahnya yang reot, untuk mencukupi kebtuhan hidupnya sehari-hari saja terkadang dia sulit.
“Boro-boro buat renovasi rumah, buat makan sehari-hari saja saya sulit. Jadinya ya beginilah, saya hanya bisa pasrah dan berdoa,” katanya.
Rahmat, salah seorang tetangga Nenek Arimi mengatakan, bila Nenek Arimi memang benar warga Kampung Pabuaran Ranca Balung, RT 03 Rw.04, Desa Solear, Kecamatan Solear, yang sudah lama tinggal diwilayah tersebut.
“Dulu dia punya suami, namun sudah meninggal dunia, dan memiliki dua orang anak. Anak Pertamanya bernama Atma (35) dan sudah berkeluarga, sedangkan anak keduanya bernama Santana (30), masih ikut tinggal serumah dengannya, namun sampai sekarang tidak memiliki pekerjaan tetap,” ujar Rahmat lagi.
Setiap hari, kata Rahmat, kegiatan nenek Arimi hanya menjadi petani yang menggarap sawah milik tetangga ketika musim bercocok tanam tiba.
“Namun sekarang apadaya, karena usianya mulai renta dan kondisi fisiknya pun mulai melemah, jadi nenek Arimi sudah jarang pergi ke sawah, karena faktor usia yang sudah cukup tua, harus banyak istirahat di rumah, bila ingin mandi harus mengambil air di MCK, karena tidak memiliki kamar mandi sendiri,” ungkapnya.
Rahmat menambahkan, dirinya sering kali prihatin dengan kondisi nenek Arimi yang dimasa tuanya masih harus bekerja dan tinggal dirumah yang tidak layak huni tersebut.
Tak hanya itu, seharusnya dimasa tuanya sekarang nenek Arimi harus mendapatkan perhatian ekstra dari anak ataupun sanak saudara lainnya, untuk memberikan bantuan makanan ataupun obat-obatan.**Baca juga: Akses Venue Asian Games Tangerang Sempit, Gubernur Banten Tak Berdaya.
“Kita tentu sangat berharap dengan Pemerintah Desa Solear, Kecamatan Solear dan Pemkab Tangerang, bisa membantu membangunkan rumah nenek Arimi, karena beliau tidak mampu untuk membangun, buat biaya makan saja susah, bagaimana mungkin memperbaiki rumah,” ujarnya.(vero)