oleh

Mengukur Potensi Bencana Sunda Megathrust Di Selat Sunda

image_pdfimage_print

Kabar6-Dampak bencana Suna Megatrusht, bisa lebih besar dibandingkan tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu.

Bahkan potensi bencananya, pernah disimulasikan oleh BPPT dan ilmuan di Jakarta, beberapa waktu silam.

“Karena berbicara megatrush tidak cukup sekali, karena dampaknya akan sangat luas. Sehingga kita akan tindak lanjuti dengan penyusunan rencana kontigensi berikutnya,” kata Zaenal Arifin, Kepaka Basarnas Banten, saat ditemui dikawasan Anyer, Kabupaten Serang, Banten, Senin (29/04/2019).

Berkekuatan gempa mencapai 9 SR, menurut prediksi BPPT, bisa menimbulkan tsunami setinggi 57 meter. Pusat gempa ada di Selat Sunda.

Jika dibandingkan dengan tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu, yang ditimbulkan oleh longsoran material Gunung Anak Krakatau (GAK), maka gempa Sunda megatrush masih jauh lebih besar potensi bencananya.

“Kemarin kita sudah melihat dampak tsunami yang relatif kecil, korban jiwa saja banyak, 500 lebih. Bagaimana dengan (dampak) megatrush, ini tidak bisa kita bayangkan. Harapannya tidak terjadi,” jelasnya.

Megathrust adalah zona tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia Megathrust memanjang dari sebelah barat ujung Sumatera, ke selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, yang terbagi ke beberapa segmen. Salah satunya adalah segmen di selatan Selat Sunda.

Bahkan ada yang mengatakan panjangnya mencapai 5.500 kilometer. Semenjak Myanmar di bagian Utara, menuju ke barat daya wilayah Sumatra, dan berlanjut ke selatan Jawa dan Bali sebelum berakhir dekat Australia.**Baca juga: Bangkai Badak Cula Satu Ditemukan Di TNUK Pandeglang.

Zona ini dibagi menjadiAndaman Megathrust, Sumatra Megathrust, dan Java Megathrust.(Dhi)

Print Friendly, PDF & Email