oleh

Mattan, Terpidana Mati di Inggris yang 70 Tahun Kemudian Dinyatakan Tidak Bersalah

image_pdfimage_print

Kabar6-Kepolisian Inggris menyampaikan permintaan maaf kepada pihak keluarga Mahmood Mattan, pria campuran Somalia-Inggris, yang dieksekusi mati dengan cara digantung pada September 1952 silam.

Mattan yang pada saat itu berumur 28 tahun, dijatuhi hukuman mati dengan tuduhan membunuh Lily Volpert di toko pakaiannya di Cardiff. Padahal ayah tiga anak ini telah memprotes bahwa dirinya tak bersalah hingga akhir pelaksanaan hukuman mati.

Dan 70 tahun berlalu, melansir theguardian, Mattan benar-benar terbukti tidak bersalah alias bukan pelaku pembunuhan Volpert. Sebelumnya pada 1998 setelah kampanye tak kenal lelah oleh keluarga Mattan, hukuman atasnya menjadi rujukan Komisi Peninjauan Kasus Pidana pertama yang dibatalkan di pengadilan banding.

“Ini adalah kasus yang sangat sering terjadi, rasisal, bias, dan prasangka akan lazim di seluruh masyarakat, termasuk sistem peradilan pidana,” kata Jeremy Vaughan, kepala polisi dari kepolisian South Wales.

Ditambahkan, “Tidak ada keraguan bahwa Mahmood Mattan adalah korban dari kegagalan keadilan sebagai akibat dari penuntutan yang cacat, di mana kepolisian jelas merupakan bagiannya.”

Detektif polisi Kota Cardiff, sekarang bagian dari polisi South Wales, menyelidiki pembunuhan Volpert (41 tahun), yang dibunuh di toko di area dermaga pada Maret 1952.

“Benar dan tepat bahwa permintaan maaf dibuat atas nama kepolisian untuk apa yang salah besar dalam kasus ini 70 tahun yang lalu dan untuk penderitaan yang mengerikan dari keluarga Mattan dan semua yang terkena dampak tragedi ini selama bertahun-tahun,” terang Vaughan. “Bahkan sampai hari ini, kami masih bekerja keras untuk memastikan bahwa rasisal dan prasangka diberantas dari masyarakat dan kepolisian.”

Istri Mattan, Laura, dan ketiga putra mereka yaitu David, Omar, dan Mervyn telah berkampanye selama 46 tahun agar ayahnya dibersihkan sejak kematiannya.

Tanya Mattan, cucu perempuan Mattan, mengatakan bahwa permintaan maaf itu ‘terlalu terlambat bagi orang-orang yang terkena dampak langsung karena mereka tidak lagi bersama kami dan kami masih belum mendengar kata-kata saya/kami minta maaf’.

Dia didakwa dan dihukum oleh juri kulit putih dalam persidangan tiga hari di Swansea, meskipun tidak ada bukti forensik dan alibi Mattan didukung oleh saksi. Mattan hanya bisa sedikit berbicara bahasa Inggris dan selama persidangan pengacara pembelanya sendiri menyebutnya ‘semi-beradab’.

Pada 2001, keluarga Mattan menerima kompensasi dari Home Office tetapi belum menerima permintaan maaf secara langsung dari polisi hingga sekarang.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email