oleh

Kuesioner dari Sebuah Sekolah di Malaysia yang Tanyakan Para Siswa Tentang Seberapa Sering Ayah Mereka Salat Jadi Viral

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang aktivis dan mantan guru Malaysia, Mohd Fadli Mohamed Salleh, mengunggah penampakan kuesioner atau angket dari sebuah sekolah di Negeri Jiran itu, yang mempertanyakan kepada para siswa tentang seberapa sering ayah mereka melaksanakan salat.

Sontak, unggahan di lama Facebook itu menjadi viral di Malaysia. Melansir worldofbuzz, Salleh beranggapan angket seperti itu seharusnya tidak dibuat karena dapat menyebabkan fitnah atau merendahkan martabat seseorang. Terlampir dalam unggahan tersebut adalah foto angket, yang meminta para siswa untuk memilih ‘Tidak Pernah’, ‘Jarang’, atau ‘Selalu’ dari tujuh pertanyaan.

Disebutkan, tujuh hal yang ditanya dalam kuesioner itu antara lain, ‘Ayah saya melaksanakan salat Subuh’, ‘Ayah saya melaksanakan salat Zuhur’, ‘Ayah saya melaksanakan salat Ashar’, ‘Ayah saya melaksanakan salat Maghrib, ‘Ayah saya melaksanakan salat Isya’, Ayah saya melaksanakan salat di masjid/musala, ‘Ayah saya melaksanakan salat berjamaah’.

Namun Salleh tidak menyebutkan nama sekolah yang membagikan angket tersebut. Pria itu mengaku, angket tadi dibagikan oleh salah satu temannya di Facebook. Salleh mendapat konfirmasi dari temannya bahwa angket itu diberikan kepada siswa untuk diisi dan siswa akan menjawab sesuai dengan pengetahuan mereka.

Ia beranggapan, jika murid tidak melihat sang ayah melaksanakan salat karena mereka tidak bersama pada saat itu, maka hal ini dapat menimbulkan fitnah karena murid akan menjawab bahwa ayah mereka tidak melaksanakan salat.

Lebih lanjut Salleh mengatakan, angket tersebut lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Lebih lanjut Salleh mempertanyakan alasan di balik angket tersebut.

“Apakah para ayah yang tidak melaksanakan salat akan dipanggil ke sekolah sehingga para guru dapat memberikan ceramah kepada mereka? Apakah hasilnya akan diumumkan dalam rapat sekolah?” tanya Salleh.

Dirinya, trgas Salleh, tidak melihat adanya manfaat dari hal tersebut, karena lebih banyak kerugiannya daripada manfaatnya. Sementara itu, banyak dari warganet Malaysia yang setuju dengan pendapat Salleh.

“Kenapa harus bertanya soal ayah…tanya soal muridnya sendiri saja,” kata salah satu pengguna Facebook.

Namun, ada juga warganet yang tak mempersoalkan hal tersebut. “Saya setuju untuk ditanya. Jawab saja. Tidak salah untuk menjawabnya. Berani karena itu benar,” tulis pengguna Facebook lainnya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email