oleh

Kota Cerdas, Pemkot Tangerang Optimalkan Peran Masyarakat

image_pdfimage_print

Kabar6-Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang, Dadi Budaeri, menegaskan bahwa kota cerdas itu hakikatnya bagaimana mengelola kehidupan di perkotaan secara aman, nyaman dan berkelanjutan.

 

“Jangan anggap kota cerdas itu cuma terkait teknologi. Kota cerdas berhubungan erat dengan orang-orangnya, ekosistemnya, dan partisipasi masyarakatnya,” ujarnya Minggu (27/9/2015).

 

Sekda menjelaskan, bila Kota Tangerang melalui program Tangerang Live-nya dianggap mampu membangun keterlibatan masyarakat di dalam pengembangan kotanya. “Dan, itu poin penting kita sehingga kita bisa meraih IKCI Award dari Kompas,” ujarnya.

 

Lebih jauh, Sekda menyampaikan bahwa keterlibatan masyarakat tersebut bisa dilihat dari munculnya berbagai komunitas yang ingin ikut berkontribusi dalam memecahkan berbagai permasalahan kota.

 

“Seperti Paguyuban Masyarakat Kenanga, Paguyuban Masyarakat Pabuaran Tumpeng, ada juga Bank Sampah di Kunciran dan masih banyak lagi,” jelasnya.

 

Tangerang Live yang dielaborasi melalui berbagai gerakan seperti Tangerang Bersih, Tangerang Berbenah, Tangerang Berkebun dan Tangerang Terang dan lainnya, merupakan bagian dari usaha pemkot untuk mengedukasi masyarakat agar peduli terhadap kotanya.

 

“Mau secanggih apa pun aplikasi yang kita punya, tapi kalau masyarakatnya apatis, juga percuma,” tuturnya.

 

Sekda juga menegaskan, kalaupun ada anggapan bahwa konsep pembangunan kota cerdas terlalu berlebihan itu wajar saja. “Tapu kalau mikirnya kota cerdas hanya persoalan membangun teknologi canggih, itu yang terlalu berlebihan,” jelasnya.

 

Menurutnya, teknologi menjadi bagian untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan pelayanan kepada masyarakat. “Dan, kita sedang menuju ke arah sana, dengan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terlebih dahulu,” katanya lagi.

 

Sebagai gambaran terkait usaha Pemkot untuk memudahkan pelayanan publik, sampai saat ini pemkot Tangerang sudah memiliki 118 aplikasi online.

 

Beberapa di antara aplikasi online yang bermanfaat bagi efektifitas birokrasi itu yakni aplikasi perijinan, sistem informasi barang daerah, sistem informasi keuangan daerah, sistem informasi dan pelaporan pembangunan, sistem informasi akuntansi, layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) dan sistem informasi administrasi kependudukan.

 

Sementara aplikasi online yang bertujuan memudahkan pelayanan bagi masyarakat diantaranya sistem arsip digital perpustakaan, penerimaan siswa baru online, kartu kuning online, pajak air tanah online dan sistem informasi RSUD Kota Tangerang.

 

Untuk aplikasi manajeman pemerintahan telah dibangun dari hulu sampai hilir, yaitu mulai proses perencanaan yang ditangani dengan system informasi pererncanaan pembangunan daerah.

 

Sedangkan untuk proses bidang penganggaran ditangani dengan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah. Dan proses evaluasi pembangunan daerah dapat dimonitor melalui system informasi  evaluasi dan pelaporan pembangunan.

 

Dan sistem online dipercaya bermanfaat untuk memangkas birokrasi yang ada di Pemkot Tangerang. Baik birokrasi yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat, maupun birokasi yang berhubungan dengan aparatur Pemkot Tangerang sendiri.

 

Sementara itu, Guru Besar Teknologi Informasi ITB, Prof Suhono H Supangkat, mengatakan ada 12 parameter utama yang menentukan apakah sebuah kota masuk dalam kategori kota cerdas.

 

“Sebagai parameter dasarnya adalah tata kelola, teknologi informasi dan komunikasi dan orang, tapi kita bagi tiga masalah utama,” kata dia sebagaimana dikutip oleh Republika. ** Baca juga: Keluarga Senang Wawan Dipindahkan ke Serang

 

“Kalau sudah smart city bukan berarti enggakboleh ada (lalu lintas) macet, copet, geng motor, begal,” kata Suhono yang juga menjabat sebagai Chairman Asia Africa Smart City Summit 2015.(hms/tom migran)

Print Friendly, PDF & Email