oleh

Ketua Golkar DKI Jakarta, Ahmed Zaki Paparkan 2 Potensi Menjanjikan di Kepulauan Seribu

image_pdfimage_print

Kabar6-Ada  dua potensi besar di Kepulauan Seribu yang bisa dioptimalkan pemerintah yang akan memberikan dampak peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. Potensi-potensi yang bisa dimanfaatkan tersebut ada di sektor blue carbon dan pariwisata.

Hal tersebut diungkapkan Ahmed Zaki Iskandar, Ketua DPD Golkar DKI dalam keterangan tertulis, Senin, (4/12/2023).

Di sektor pariwisata, kata Zaki,  melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 1992 tentang Penataan dan Pengelolaan Kepulauan Seribu Kotamadya Jakarta Utara yang dicabut, akan menjadikan pembangunan di daerah tersebut lebih fleksibel.

Serta, 110 pulau yang dihuni oleh lebih dari 28.000 jiwa, Kepulauan Seribu akan menjadi destinasi wisata yang menjanjikan.

“Selain pariwisata, ada potensi carbon trade atau perdagangan karbon. Salah satu yang paling besar adalah dari blue carbon, melalui ekosistem pesisir dan laut, seperti mangrove. Ini harus diatur dengan baik dan benar. Sehingga, membawa kemaslahatan bagi masyarakat di kawasan Kepulauan Seribu,” ujar pria yang akrab panggil Bang Zaki.

“Ada lebih dari 200 pulau yang masih perawan, setiap sudut menyimpan keunikan dan keindahan yang tak tergantikan. Ini jadi potensi, harus mulai dengan pembangunan infrastruktur, sekarang masih banyak kapal-kapal yang tidak memadai untuk bawa penumpang. Ini perlu difasilitasi,” sambungnya.

Bang Zaki yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) sebelumnya telah sukses memaksimalkan potensi di daerah pesisir Kabupaten Tangerang, salah satunya di Desa Ketapang, Kecamatan Mauk.

Baca Juga:RSUD Tigaraksa Diresmikan, Sukardin : Buah Karya Bang Zaki Patut Ditiru

Desa nelayan yang awalnya kumuh dan terisolir telah disulap menjadi kawasan pariwisata yang banyak dikunjungi masyarakat.

Tentu banyak hal yang dilakukan, seperti bedah rumah, membangun sarana dan prasarana penunjang, pembangunan fasilitas sanitasi yang layak, hingga pelatihan UMKM.

Potensi ini benar-benar dimanfaatkan, hingga sepanjang semester I 2023, Desa Ketapang mencatatkan pendapatan ekonomi mencapai Rp 1,47 miliar.

Hal yang sama bisa diterapkan untuk Kepulauan Seribu untuk mengembangkan potensi ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan di sana.

Bahkan, Kepulauan Seribu ini bisa menjadi tambahan opsi peningkatan pendapatan asli daerah.

“Memang harus dimulai dari dasarnya dulu untuk menjadikan Kepulauan Seribu jadi destinasi wisata yang nyaman bagi pengunjung. Saya yakin banyak orang yang jatuh cinta sama pulau-pulau di sana, tapi yang jadi hambatan itu fasilitas dasar yang masih kurang layak,” tambahnya.

Sementara itu, perdagangan karbon merupakan kegiatan jual beli kredit karbon, di mana pembeli adalah industri yang menghasilkan emisi karbon melebihi batas.

Penjualnya adalah daerah yang memiliki lahan untuk menyerap karbon, contohnya Tangerang.

Bang Zaki mengatakan, Tangerang memiliki potensi mangrove seluas 219 hektar dengan penyerapan karbon 950 ton/hektar, artinya karbon yang diserap sekitar 208.050 ton.

Jika setiap ton dikenakan biaya USD 50, maka valuasinya adalah USD 10,4 juta atau Rp 161,2 miliar (kurs Rp 15.500).

“Dengan luas perairan sekitar 6.997,5 kilometer persegi, Kepulauan Seribu bisa menjual kredit karbon ke daratan Jakarta atau kawasan lain. Ini dapat meningkatkan pendapatan daerah sekaligus pembangunan di Kepulauan Seribu,” terangnya.

“Jangan hanya rencana-rencana saja yang digabungkan, Perpres 61/2011 dan 91/2021 sudah ada, kita harus mulai aksi untuk bisa menjadikan Kepulauan Seribu menjadi kawasan potensi ekonomi baru,” pungkas Bang Zaki.(red/gk)

Print Friendly, PDF & Email