oleh

Kasus Korupsi Emas, 6 GM PT Antam Ditahan Kejagung

image_pdfimage_print

Kabar6-Tim penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) kembali menetapkan 6 orang tersangkan yang menjabat sebagai general manager  PT Antam terkait dengan perkara korupsi dalam tata kelola komoditi emas tahun 2010 sampai dengan 2021.

“Pada hari ini, tim penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap 4 orang saksi, sehingga jumlah keseluruhan saksi yang telah diperiksa sampai dengan hari ini sebanyak 140 orang saksi,”ujar Ketut Sumedana, Kapuspenkum Kejagung, Rabu (29/5/2024)

Dijelaskan Ketut, berdasarkan, alat bukti permulaan yang cukup, tim penyidik telah menetapkan 6 orang general manager Unit Bisnis Pengolahan & Pemurnian Logam Mulia (UBPP LM) PT Antam Tbk yang menjabat pada kurun waktu tahun 2010 ssampai dengan 2021. TK periode 2010-2011.HN periode 2011-2013.DM periode 2013-2017.  AHA periode 2017-2019. MA periode 2019-2021, dan ID periode 2021-2022.

**Baca Juga:Jampidsus Febrie Sebut Isu Penguntitan Anggota 88 Polri Sesuai Fakta

Selanjutnya, setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan sehat, Tim Penyidik melakukan penahanan untuk 20 hari ke depan terhadapHN, MA, dan ID di Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejaksaan Agung dan, TK di Rumah Tahanan Negara Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Sedangkan terhadap tersangka HM dan tersangka AHA tidak dilakukan penahanan, karena yang bersangkutan sedang menjalani penahananan dalam perkara lain.

“Bahwa keenam tersangka yaitu TK, HN, MA, ID, DM, dan AH masing-masing selaku GM UBPP LM PT Antam Tbk pa bersama-sama dengan pihak swasta secara melawan hukum melakukan persekongkolan dengan menyalahgunakan jasa manufaktur yang diselenggarakan oleh UBPP LM,”tandas Ketut.

Bahkan, kata Ketut kegiatan manufaktur ini tidak hanya digunakan untuk kegiatan pemurnian, peleburan dan pencetakan oleh para tersangka, melainkan para tersangka juga meletakkan merek LM Antam dimana para tersangka mengetahui dan menyadari bahwa merek LM Antam tersebut adalah merek dagang milik Antam yang memiliki nilai ekonomis, sehingga untuk melekatkan merek tersebut harus dilakukan melalui kerja sama dengan membayar hak merek kepada PT Antam Tbk terlebih dahulu.

Para tersangka pada kurun waktu tersebut telah memproduksi logam mulia dengan merek LM antam secara ilegal sejumlah 109 ton emas (Au).

Pasal yang disangkakan kepada para Tersangka adalah Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. (Red)

 

 

Print Friendly, PDF & Email