oleh

Kapolresta Tangerang Sabilul Alif Orasi Ilmiah di Akpol

image_pdfimage_print

      

     Kapolresta Tangerang, AKBP Sabilul Alif, ketika orasi ilmiah di Akpol, Semarang.( foto: Ist)

Kabar6-Kepala Kepolisian Resort Kota (Kapolresta) Tangerang, AKBP Sabilul Alif, diberi kepercayaan untuk menyampaikan orasi ilmiah di hadapan Wisuda Taruna Akpol Angkatan 48 Detasemen Hastadharma di Gedung Cendekia Akademi Kepolisian Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (13/7/2017) kemarin.

“Alhamdulillah, berkat ridho Allah SWT. saya telah diberi kesempatan menyampaikan orasi ilmiah di hadapan Wisuda Taruna Akpol 48 Detasemen Hastadharma. Saya sangat bersyukur bisa berdiri di mimbar mulia itu,” ungkap Kapolres Sabilul Alif, kepada Kabar6.com, melalui pesan WhatsApp, Kamis (13/07/2017).

Menurutnya, ada perasaan yang tidak bisa dia jelaskan saat menutup salam tanda orasi ilmiah tersebut. Entah perasaan apa namanya, namun di dalam dadanya tertanam rasa bangga, tidak percaya, haru dan lainnya.

“Sejujurnya, saya masih belum percaya diberi amanat menyampaikan orasi ilmiah itu. Saya sadar betul, kompetensi saya belum seberapa. Saya sebenarnya belum pantas berdiri di podium menyampaikan ceramah ilmiah. Saya yakin, masih banyak anggota Polri yang memiliki kapabilitas melebihi kemampuan saya. Namun kembali saya sampaikan rasa hormat dan terimakasih karena kepercayaan diberikan kepada saya,” ujarnya.

Dijelaskan Kapolres, orasi ilmiah yang dibawakannya berjudul “Implementasi Ilmu Kepolisian Untuk Kinerja Polri yang Profesional, Modern, dan Terpercaya”. 

Kehadiran Akademi Kepolisian sebagai lembaga pendidikan pembentukan bagi perwira kepolisian, merupakan bukti bahwa ilmu kepolisian menjadi fondasi dalam upaya Polri melaksanakan tugas pokok dengan langkah-langkah yang sistematis dan juga dilandasi dengan kajian akademik.

Dengan demikian, harapan agar lembaga ini menghasilkan polisi yang profesional, cerdas, bermoral, dan modern harus ditunjukkan dengan kinerja yang dapat memberikan solusi bagi terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat di negeri ini. Dengan begitu, implementasi ilmu kepolisian harus ditunjukkan dengan kinerja Polri yang berkualitas.

“Dalam orasi ilmiah itu diantaranya saya menyampaikan mengenai semangat kebangsaan kepada para Taruna Akpol. Saya katakan, pembangunan karakter bangsa merupakan gagasan besar yang dicetuskan para pendiri bangsa (founding fathers). Sebagai bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan nuansa kedaerahan yang kental, bangsa Indonesia membutuhkan kesamaan pandangan tentang budaya dan karakter yang holistik sebagai bangsa. Hal itu sangat penting karena menyangkut kesamaan pemahaman, pandangan, dan gerak langkah untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia,” tuturnya.

Terkait dengan sistem pendidikan di Akademi Kepolisian, kata dia, sebagai lembaga pendidikan Polri Akademi Kepolisian dituntut untuk melahirkan perwira kepolisian yang mempunyai karakter kebangsaan yang kuat. 

Sebagai institusi yang saat ini dinilai sebagai salah satu penyangga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Akpol sebagai lembaga pendidikan pembentukan Polri mempunyai andil yang sangat besar.

“Dalam waktu dekat, para wisudawan akan bertugas di seluruh penjuru Nusantara. Mereka akan langsung terjun bertugas bersinggungan langsung dengan masyarakat. Anggota polisi bisa bersentuhan dengan masyarakat dari latar belakang apa saja. Untuk itulah, wawasan dan semangat kebangsaan perlu dimiliki anggota Polri. Agar dalam pelaksanaan tugas senantiasa berpedoman kepada nilai keadilan dan nilai Bhineka Tunggal Ika,” katanya.

Dalam kesempatan itu, lanjutnya, dia juga menyampaikan pemikiran dan pengalamannya saat bertugas yang berkaitan dengan implementasi ilmu kepolisian untuk kinerja Polri yang profesional, modern dan terpercaya. 

Dalam rangka mewujudkan kinerja Polri yang memenuhi harapan masyarakat, harus diawali dulu dengan pendekatan ke masyarakat yang baik(social approach) dengan tiga pendekatan, yaitu fisik, intelektual, dan emosional.

Fisik yaitu sering bertemu, intelektual yaitu sering diskusi atau sharing pemikiran, dan emosional, yaitu sering berinteraksi melalui pertemuaan-pertemuan yang sering kita sebut silaturahmi dan anjangsana.

“Saya sampaikan, polisi atau kepolisian jangan menjadi “Istana Barbie” atau “menara gading”, yang hanya indah dipandang saja, namun tidak dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Polisi jangan menjadi sosok yang ditakuti namun tidak dikagumi apalagi dicintai. Polisi harus senantiasa berinovasi sebab dicintai masyarakat adalah kata kunci menuju kesuksesan,” katanya.

Ditambahkannya, pada kesempatan itu pihaknya juga menceritakan pengalamannya membangun komunikasi dengan seluruh unsur masyarakat. 

Oleh karenanya, polisi harus mampu menemukan chemistry dengan masyarakat agar ada keterikatan dalam satu kesatuan dengan masyarakat. 

Setelah kita mampu menyatu dengan masyarakat, barulah kita mulai berpikir untuk meningkatkan pelayanan.

“Saya juga membagi cerita mengenai awal mula gagasan pemilihan nama untuk program inovasi. Suatu hari, ketika sedang menyusuri pelosok kampung, saya bertemu dengan kuliner kebanggaan kota Jember. Sejauh memperhatian dan merasakan kuliner itu, kreasi di kepala saya perlahan-lahan mulai meracik untuk menciptakan program inovasi yang mudah dikenal dan dihafal masyarakat Jember,” imbuhnya.

Dari sini, ujarnya, muncul gagasan untuk memilih istilah tertentu sebagai ikon yang mudah dikenal masyarakat. 

Hal ini, merupakan jalan pemikiran yang sering digunakan oleh kalangan pemasaran, yaitu memilih nama yang mudah dikenal atau nama yang ikonik. Akhirnya saya pilih nama “Jember Suwar-suwir” untuk memudahkan masyarakat mengingat nama program inovasi Polres Jember.

“Pengalaman itu, saya ceritakan untuk menginspirasi dan memotivasi Taruna Akpol agar senantiasa tanggap dengan keadaan di sekitar. Anggota polisi harus kreatif, inovatif, sekaligus peka terhadap potensi dan situasi di sekitarnya. Seperti halnya saat saya melihat proses pembuatan suwar-suwir. Kepala saya langsung berpikir kreatif membuat inovasi yang bisa menyentuh dan familiar di masyarakat. Maka lahirlah berbagai program inovasi di Polres Jember dengan nama-nama khas makanan daerah, yang menunjukkan lokalitas dengan harapan akan menjadi nama yang global,” katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga sampaikan raihan penghargaan saat saya menjabat sebagai Kapolres Jember. 

Saat itu, dirinya diberi penghargaan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur. 

Penghargaan diberikan, karena Polres Jember dan beberapa Polres lain di Jawa Timur sebagai percontohan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat; baik melalui sistem IT, maupun sinergitas antar-stakeholder.

“Raihan penghargaan ini bukan untuk menyombongkan diri atau pencitraan. Namun sebagai pelecut untuk meningkatkan ghirah para Taruna Akpol dalam menjalankan tugas sebagai anggota Polri,” ujarnya.

Lebih jauh Sabilul Alif menegaskan, pendidikan pembentukan karakter di Akademi Kepolisian menjadi modal dalam pelaksanaan tugas. 

Di lapangan, para Taruna Akpol akan memperoleh pelajaran baru, baik dari para senior, dari masyarakat, maupun pembelajaran ketika melaksanakan tugas. 

“Sama seperti yang dialami oleh para senior, pengalaman di lapangan yang dipadukan dengan pengayaan lewat pembelajaran di kampus selama pendidikan akan menjadi kekuatan dalam memberikan pengabdian sebagai insan Bhayangkara,” ungkapnya.

Diutarakannya, pihaknya berharap sedikit pengalaman dan pemikiran yang di sampaikan dalam orasi ilmiah itu dapat menjadi tambahan bekal nanti dalam pelaksanaan tugas. 

Tentunya, apa yang telah disampaikan masih jauh dari sempurna, yang nanti akan dilengkapi dari pengalaman ketika berdinas, serta dari bimbingan para senior.

“Dalam kesempatan ini, dengan tulus dan rendah hati saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Kapolri, Bapak Kepala Lemdiklat Polri, Bapak Gubernur Akademi Kepolisian, para Gubernur Akpol pada masanya, segenap Sivitas Akademika Akademi Kepolisian, para wisudawan Taruna Akpol Angkatan 48 Detasemen Hastadharana, serta semua pihak yang senantiasa mendukung dan saya dalam pelaksanaan tugas,” tutupnya.(Tim K6)

Print Friendly, PDF & Email