Kabar6- Hari ini 22 April 2024 adalah hari bumi sedunia. Sampah masih saja menjadi persoalan yang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia. Belum banyak kota-kota di Indonesia mampu mengelolah sampahnya secara mandiri. Berikut ini pengolahan sampah kreatif yang sudah di lakukan di 5 negara.
Jepang Melakukan Klasifikasi Sampah Secara Detail
Di Jepang, sampah diklasifikasikan menjadi delapan jenis berdasarkan komponen penyusunnya. Bahkan, satu botol plastik saja dibagi menjadi tiga jenis sampah yaitu sampah tutup botol, sampah label kemasan, dan sampah botol. Masyarakat harus memilah sampah plastik secara mandiri kemudian membuangnya pada tempat sampah yang tepat.
Selanjutnya, sampah-sampah tersebut akan diangkut ke bank sampah yang memiliki lahan pengolahan. Sampah plastik yang sudah dipadatkan bisa diolah menjadi benang fiber untuk bahan baku pakaian. Sedangkan sampah botol kaca diolah menjadi bahan paving jalan atau botol kaca baru. Proses pemilahan dan pengolahan tersebut merupakan langkah efektif yang membuat jumlah sampah di Jepang berkurang drastis.
**Baca Juga:Timnas Indonesia U-23 Menang Telak 4-1 Lawan Yordania, ini Kata Jokowi
Swedia Mengubah Sampah Menjadi Energi
Swedia termasuk salah satu negara yang sukses menerapkan konsep pengelolaan sampah secara efektif. Masyarakat Swedia diajak aktif memilah jenis sampah sebelum membuangnya ke tempat sampah. Selain itu, Swedia juga menerapkan pant system berupa penghargaan dalam bentuk uang untuk setiap masyarakat yang menyerahkan botol atau kaleng bekas ke bank sampah (yang sekaligus berfungsi sebagai pusat daur ulang).
Lebih dari 50% sampah di Swedia dibakar dengan temperatur tinggi untuk menghasilkan energi listrik dan panas. Abu hasil pembakaran sampah tersebut juga dimanfaatkan untuk bahan konstruksi jalan. Sekarang, jumlah sampah di bank sampah Swedia berkurang drastis hingga harus mengimpor sampah dari negara tetangga sebagai sumber energi.
Hongkong Membuat Taman Bermain dari Tempat Penampungan Sampah
Tak banyak yang tahu kalau Hongkong termasuk negara yang kreatif mengolah sampah. Dahulu, Hongkong memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah bernama Sai Tso Wan yang kapasitasnya mencapai 1,6 juta ton. Keberadaan TPA tersebut dapat menampung tumpukan sampah hingga 65 meter. Pada tahun 1981, TPA Sai Tso Wan ditutup dan ditimbun dengan tanah. Selanjutnya, lahan TPA tersebut dialihfungsikan menjadi taman bermain yang resmi dibuka tahun 2004. Taman bermain tersebut memiliki turbin angin, sel surya, dan sumber energi berbahan metana dari residu sampah-sampah yang membusuk.
Uganda Juga Punya Taman Bermain dari Sampah
Seorang seniman dan aktivis lingkungan Uganda bernama Ruganzu Bruno memprakarsai pendirian taman bermain dari bahan dasar sampah. Hampir semua wahana dan dekorasi di taman bermain tersebut terbuat dari sampah. Kehadiran taman bermain ini tidak hanya efektif memanfaatkan sampah tetapi juga dapat digunakan sebagai sarana edukasi bagi anak-anak. Maka anak-anak pun diharapkan peduli terhadap isu lingkungan dan manfaat bank sampah sejak usia dini.
Korea Selatan Memiliki 5 Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Korea Selatan memaksimalkan manfaat bank sampah untuk mengumpulkan sumber energi penghasil listrik. Di ibu kota Korea Selatan, terdapat lima pabrik pembangkit tenaga listrik berbahan sampah. Teknologi yang mampu mengubah sampah menjadi listrik ini disebut direct combustion. Sejumlah sampah plastik dikumpulkan dan dibakar hingga suhu tertentu sehingga menghasilkan energi panas yang sangat besar. Energi yang dihasilkan sampah kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan uap air yang memutar turbin untuk menghasilkan listrik.
Konsep bank sampah dan pengolahan sampah secara kreatif dan efektif tersebut tentu menginspirasi masyarakat tanah air untuk melakukan hal serupa. Kini, Anda bisa memulainya dengan cara-cara sederhana bersama Rinso. Mari berpartisipasi secara aktif dalam gerakan Yuk Mulai Bijak Plastik yang dipelopori Rinso dan Unilever. Anda bisa memulainya dengan cara mengumpulkan sampah plastik secara konsisten untuk disetorkan ke bank sampah serta aktif meminimalkan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Tak ada kata terlambat untuk peduli terhadap kelestarian lingkungan.(bbs)