oleh

Diklat PIM IV, Airin Dorong Komitmen Implementasikan Proyek Perubahan

image_pdfimage_print
Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany,‎ memberikan superivisi ke 38 peserta Diklat PIM IV.(hms)

Kabar6-Sebanyak 38 orang Aparatur Sipil Negara dilingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) telah dinyatakan lulus mengikuti kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklat PIM) IV Angkatan 9.

Selama empat bulan mengikuti rangkaian kegiatan di kelas karantina, pola pandang, sikap serta prilaku semua peserta ditempa oleh para pelatih atau mentor (coach).

Mentor berupaya membentuk peserta agar selama mengemban tugas negara harus punya karakter, loyalitas tinggi serta berintegritas.

Setiap peserta juga didorong mampu mengimplementasikan beragam teori ilmu pengetahuan yang telah diberikan. Sehingga bisa merumuskan menjadi suatu produk hasil karya intelektual yang mengusung proyeksi perubahan.

Azas tujuan semua hasil produk proyek perubahan yang berbasis teknologi buatan peserta Diklat PIM IV Angkatan 9 mesti sama. Yakni, demi terciptanya sistem pelayanan publik yang efektif, efisien, tepat sasaran.

Hal terpenting, manfaat dari hasil karya proyek perubahan yang digagas setiap Pamong Praja dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat umum.

Randy S Patabai, menerima penghargaan peserta terbaik pertama Diklat PIM IV.(hms)

“Tanpa dibantu oleh bapak dan ibu semua saya tidak bisa bekerja sendirian,” ungkap Walikota Airin Rachmi Diany, di‎ Ruang Blandongan Lantai 4 Balaikota Tangsel, Jalan Raya Maruga Nomor 1, Serua, Kecamatan Ciputat, Jum’at (28/7/2017).

Dahulunya, Diklat PIM lebih dikenal dengan sebutan pra jabatan. Menurut Airin, hasil karya proyek perubahan tidak selesai hanya pada saat kegiatan berlangsung. ‎Begitu juga dengan semangat peserta. Jangan hanya saat selama empat bulan berada di karantina saja.

Kemudian setelah selesai seluruh peserta sengaja melupakan teori-teori yang telah diperoleh dari Diklat PIM IV.

Airin menegaskan, idealnya bisa direalisasikan di dalam hidup keseharian bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Menumbuhkan sikap disiplin, rela berkorban, menjaga rasa kebersamaan dan kekeluargaan antarsesama makhluk sosial.

Secara sadar nilai-nilai terpuji itu dipraktekan dalam mendedikasikan dharma baktinya menjadi pelayan publik dilingkup Pemkot Tangsel.

‎”Bapak dan ibu semua adalah pemimpin, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing,” tegasnya. Menurut Airin, hirarki dari setiap lembaga resmi pemerintahan merupakan satu kesatuan sistem yang sulit dipisahkan.

Penutupan Diklat PIM IV Angkatan 9 di Pemkot Tangsel.(ist)

Satu saja tidak berjalan, maka dapat mempengaruhi sistem yang sudah ditetapkan bersama. Seperti halnya yang telah tertuang dalam draft Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Perioe 2016-2021.

Airin memastikan, dirinya‎ telah mencanangkan visi “Terwujudny‎a Tangsel Kota Cerdas, Berkualitas dan Berdaya Saing Berbasis Teknologi dan Inovasi”.

Selanjutnya, ia telah mengusung lima misi yang digaungkan di periode kedua dalam tongkat komando kepemimpinannya. Yakni, ingin mengembangkan sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing. Meningkatkan infrastruktur kota yang fungsional. Menciptakan kota layak huni yang berwawasan lingkungan.

Keempat, mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis inovasi dan produk unggulan. Poin misi terakhir, upaya meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi.

Airin menyadari, untuk mengimplementasikan seluruh visi dan misi di atas dirinya tidak bisa tampil bekerja secara tunggal (one man show)‎.

Perlu dukungan secara masif dari seluruh jajaran aparatur di Pemkot Tangsel dan para pihak pemangku kepentingan atau stakeholder lainnya.

Mulai dari pejabat, pegawai hingga staff di seluruh organisasi perangkat daerah dilingkup Pemkot Tangsel beserta semua elemen kelompok masyarakat.‎

Airin juga berpesan, agar sistem reformasi birokrasi yang sudah terlihat serta berjalan harus bisa dipertahankan. Hal ini demi terciptanya sebuah sistem penyelenggaraan negara serta moel pelayanan publik‎ yang lebih efektif, efisien dan tepat sasaran.‎

“Saya juga ingin ingatkan soal komitmen, komitmen dan komitmen. Tidak hanya sebagai ungkapan yang secara bahasa Indonesia saja, tapi benar-benar diimplementasikan. Apa yang sudah kita sepakati bersama untuk kerja keras, kerja cerdas, tuntas dan ikhlas. Orientasi kerja sampai pada manfaat dan dampak, memahami tupoksi masing-masing,” pesannya.

Sebelumnya, Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Tangsel, Apendi mengutarakan, dari 38 peserta Diklat PIM IV Angkatan 9 terdapat 11 orang ASN berhasil memperoleh predikat sangat memuaskan. Kemudian dijaring kembali, dan lima orang diantaranya sukses meraih kategori sebagai peserta terbaik.

Ia merinci, kelima ASN di lingkup Pemkot Tangsel sebagai peserta Diklat PIM IV Angkatan 9 yang berhasil menyandang predikat terbaik. Pertama, Randy S Patabai dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Kedua Deni Andika, pejabat asal Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).

Peserta terbaik berikutnya atas nama Dian Larasanti yang bertugas di Bappeda. Keempat, Andi Setiawan, pejabat eselon IV di kantor pelayanan Kecamatan‎ Serpong Utara. Kelima atau yang terakhir, Tommy Patria Edwardy yang kesehariannya menjabat sebagai Lurah Serua di Kecamatan Ciputat.

“Harus lebih rajin. Harus merubah mindset (pola pikir), saya ingin kedepannya teman-teman bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat di Kota Tangerang Selatan,” pesan Apendi.‎

Ia memastikan, terdapat dua orang peserta Diklat PIM IV Tahun 2017 direkomendasikan mesti mengulang ikut kegiatan serupa berikutnya.

“Dokter Yepi mengundurkan diri karena harus ikut Tim Pemandu Haji Daerah. Sedangkan satu orang peserta lagi juga harus mengikuti Diklat PIM IV ulang, karena beliau jatuh sakit,”‎ tambah Apendi.

Sementara itu masih di lokasi yang sama, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ‎Daerah Provinsi Banten, Endrawati, menegaskan bahwa semua peserta harus bisa meninggalkan paradigma model lama. Mulai sekarang dan seterusnya tidak ada lagi istilah peserta terbaik dengan predikat sangat memuaskan, ataupun hanya menyandang predikat cukup memuaskan.

Semua peserta duduk sama rata dan satu tujuan dalam suatu proyek perubahan. Mengimplementasikan sistem pelayanan publik menuju ke arah lebih baik.

“Tinggal bagaimana mencari area. Mana area perubahan tinggal instiusi dari bapak dan ibu sendiri. Karena bapak ibu tidak mungkin bisa lulus kalau belum membuat area proyek perubahan,” tegasnya.

Endrawati menyebutkan, pemerintah pusat telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 135 Tahun 2013 tentang pencantuman rencana kerja program jangka menengah dan panjang.

Regulasi tersebut mengatur adanya kesesuaian komitmen antara peserta Diklat PIM IV dengan mentor. Kedua pihak sepakat dapat memasukan proyek perubahan pada Rencana Kerja Anggaran (RKA) tahun berjalan.

“Kalau bapak dan ibu lulus sekarang, berarti masih bisa ke bagian Renja atau SKP APBD Perubahan. Berarti untuk jangka panjangnya bisa dimasukan di anggaran murni 2018. Artinya, di laboratorium kepimpinan seminar akhir mentor sudah menandatangani pakta integritas tersebut,” sebutnya.

Randy S Patabai, peserta terbaik pertama secara terbuka berkesempatan melakukan presentasi dihadapan walikota, pejabat daerah, semua peserta Diklat PIM IV Angkatan 9 dan awak media massa. Desain hasil karya proyek perubahan itu diberi nama Sistem Informasi Layanan Perizinan (SILPER)‎.

Produk hasil proyek perubahan buatannya merupakan aplikasi layanan perizinan dengan sistem operasi REMIX berbasis android melalui pemanfaatan sosial media WhatsApp. “SILPER punya enam poin keunggulan dari aplikasi layanan perizinan yang sebelumnya suah ada dan dipakai,” ungkapnya.

Pertama, Randy mengutarakan, lebih efektif dan efisien karena sistem Auto-Response tidak menggunakan operator. Informasi perizinan akan lebih mudah dan cepat sampai ke masyarakat selaku pemohon.‎ Ketiga, masyarakat akan mengetahui proses tahapan izin yang diajukan-minimal akan ada tiga kali notifikasi.

Database milik pemohon tersimpan aman di kantor DPMPTSP Kota Tangsel. Praktis, karena informasi berada dalam genggaman perangkat telepon cerdas (smartphone) milik pemohon.
Jangka kedepannya, ia ingin mengkombinasikan antara sistem layanan perizinan SILPER dengan model aplikasi SIMPHONIE yang sudah terlebih dulu resmi dioperasikan.

“Untuk fitur yang saya tandai dengan warna merah adalah soal cek status izin. Jadi di SILPER masyarakat bisa mengetahui alur birokrasi permohonan perizinan yang resmi. Sudah sampai dimana progres perizinan yang diajukan, atau berkasnya nyangkut kemana,” urai Randy.(adv‎)

Print Friendly, PDF & Email