1

Usai Diidentifikasi, Jenazah Melinah Tiba di Kosambi

Kabar6-Kasum (45), tak kuat menahan kesedihannya saat jenazah anaknya Melinah (24), salah seorang korban pabrik kembang api di Kosambi, tiba dari RS Polri Kramat Jati, untuk dimakamkan di TPU Desa Belimbing, Kosambi, Rabu (1/10/2017).

Pantauan Kabar6.com, tampak kerumunan warga menanti pemakaman Melinah, warga Salembaran Rt 30/15, Belimbing, Kosambi, Kabupaten Tangerang. Jenazah disalatkan lebih dahulu di Masjid Baiturahman, Salembaran, Belimbing, Kosambi, Rabu (1/11/2017) sore.**Baca Juga: Keluarga Korban Kebakaran Pabrik Kembang Api Bingung Belum Terima Bantuan.

“Saya sampai tidak percaya musibah ini terjadi dengan tiba-tiba mengambil anak saya. Anak saya itu masih memiliki anak yang usianya tiga tahun,” terang, Kasum, ibu kandung korban.

Informasi yang diperoleh Kabar6.com, usai pemakaman warga Salembaran, Belimbing, Kosambi, akan mengadakan tahlilan bersama pasca korban kebakaran pabrik petasan di Kosambi. (don)




Keluarga Korban Kebakaran Pabrik Kembang Api Bingung Belum Terima Bantuan

Kabar6-Keluarga korban ledakan pabrik kembang api di Kosambi, Kabupaten Tangerang hingga kini belum dapat bantuan. Padahal, beberapa waktu lalu, Gubernur Banten berjanji memberikan bantuan sebesar Rp10 juta kepada korban kebakaran di PT Panca Buana Cahaya Sejahtera.

Sayati (30), warga Salembaran RT31/16, Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang hingga kini belum menerima bantuan apapun. Saat ini, dirinya masih menunggu jenazah anaknya Diana (15) yang masih dalam proses identifikasi.

“Saya masih menunggu jenazah anak saya di Rumah Sskit (RS) Polri Kramat Jati. Katanya jenazah anak saya belum dapat diketahui, nanti jika sudah diketahui pihak kepolisian akan mengabari saya,” jelas, Sayati, ketika dijumpai Kabar6.com, Rabu (1/11/2017).

Hingga kini, Sayati masih kebingungan terkait dana untuk proses pemakaman anaknya. Hingga kini, Sayati belum menerima bantuan dari pihak PT Panca Buana Cahaya Sejahtera maupun dari pemerintah.**Baca Juga: Korban Tewas Kebakaran Pabrik Kembang Api Kosambi 51 Orang.

“Tidak, saya sama sekali tidak mendapatkan santunan dari pihak manapun. Sudah tujuh hari ini saya memakai biaya sendiri untuk yasinan dalam menanti jenazah anak saya, setelah anak saya dikabarkan meninggal dalam peristiwa itu,” tandasnya.

Seperti dikabarkan sebelumnya Gubernur Banten Wahidin Halim telah memberikan bantuan bagi keluarga korban yang meninggal dunia. Namun, hingga kini bantuan tersebut belum jelas.(don)




Razia Pajak di Tangerang, Puluhan Kendaraan Terjaring

Kabar6-Operasi gabungan antara Polisi, Dinas Perhubungan (Dishub), Satuan Polisi Pamong Praja ( SatpolPP ), dan petugas pajak Samsat Balaraja digelar di depan Kawasan Industri Melenium, Tangerang Banten, Rabu (1/11/17).

Razia yang dimulai pukul 10.00 ini telah menjaring lebih kurang 50 pengendara baik roda dua maupun roda empat yang belum membereskan pajak kendaraan.**Baca Juga: Razia Polda Banten di Jalur Serang-Jakarta, Puluhan Pemotor Terjaring.

“Kami di sini bertujuan untuk membantu para pengendara yang belum sempat membayar pajak, kurang lebih 50 kendaraan terjaring dalam razia gabungan ini,” ujar Kepala Pajak Samsat Balaraja Srierika menjelaskan.

Karena banyaknya anggota yang terjun ke jalanan, puluhan pengendara motor memilih untuk memutar balik melawan arah untuk menghindari razia petugas.(vero)




Disnakertrans Banten Akui Belum Awasi Pabrik Kembang Api Kosambi

Kabar6-Tragedi ledakan disertai kebakaran yang merenggut 51 korban jiwa di Pabrik Kembang Api PT Panca Buana Cahaya Sukses (PBCS) di kawasan Pergudangan 99, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, mengungkap banyak fakta terkait masih lemahnya sistem pengawasan ketenagakerjaan di Provinsi Banten.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten, Al Hamidi menyebut, bila dari 14.327 perusahaan yang beroperasi di Provinsi Banten, hanya ada 71 orang petugas pengawas.

“Padahal, dari 14.327 perusahaan yang beroperasi di Banten itu, idealnya dibutuhkan sebanyak 250 orang pengawas,” ujar Al Hamidi saat memberikan klarifikasi di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang ditayangkan di salah satu televisi swasta, pada Selasa (31/10/2017) malam ini.

Dan, dari total belasan ribu perusahaan tersebut, sebanyak 4.000 diantaranya berada di wilayah Tangerang Raya (Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Tangerang Selatan).

Mirisnya, dari jumlah ribuan perusahan yang beroperasi itu, hanya ada 24 petugas yang melakukan pengawasan. “Ya, beginilah adanya, karena petugas yang boleh mengawasi perusahaan juga tidak sembarangan, tapi harus juga memiliki sertifikasi pengawasan dari pihak Kementerian Ketenagakerjaan,” ujar Al Hamidi lagi.

Terkait kasus PT. PBCS, Al Hamidi mengakui bila pihaknya memang belum melakukan pengawasan terhadap operasional perusahaan itu. Selain pihak perusahaan sendiri yang belum melaporkan kegiatannya kepada Disnakertrans Provinsi Banten, juga perusahaan tersebut masih baru beroperasi hingga belum dilakuklan pengawasan langsung.

“Pabrik Kembang Api itu belum melapor kepada kami, padahal kalau perusahaan itu melapor, tentu kemungkinannya tidak terjadi kasus seperti ini. Karena sesuai aturan, sistem pengelasan yang sedianya menjadi penyebab terjadinya kebakaran dan ledakan di PT PBCS, tidak boleh dilakukan sembarangan. PEngelasan juga harus dilakukan oleh pekerja yang memiliki sertifikasi,” ujarnya.

Untuk diketahui, kasus ledakan disertai kebakaran yang terjadi di Pabrik Kembang Api PT PBCS sampai Selasa (31/10/2017) hari ini, telah merenggut korban jiwa hingga 51 orang, serta puluhan lainnya menderita luka bakar serius. Umumnya, para korban adalah pekerja di pabrik kembang api tersebut.(Tim K6)




DPMPTSP Kabupaten Tangerang Bakal Perketat Proses Izin Baru

Kabar6-Pasca tragedi terbakar dan meledaknya PT Panca Buana Cahaya Sukses (PBCS), pabrik kembang api yang merenggut nyawa 51 orang dan puluhan lainnya menderita luka bakar, Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tangerang akan memperketat penerbitan izin industri bagi perusahaan baru.

Kepala DPMPTSP Kabupaten Tangerang Nono Sudarno mengatakan, kedepan pihaknya akan lebih hati- hati dalam menerbitkan izin bagi perusahaan baru yang hendak berinvestasi di daerah yang dipimpin Bupati Ahmed Zaki Iskandar tersebut.

Bahkan, dia mengaku akan memperketat proses-proses pelayanan perizinan terhadap pembuatan izin baru.

“Kedepan, kami akan perketat proses dan penerbitan perizinan baru untuk industri,” ungkap Nono, saat memberikan klarifikasi di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang ditayangkan di salah satu televisi swasta, pada Selasa (31/10/2017) malam ini.**Baca juga: Kerja Keras, 6 Anggota Polrestro Tangerang Diganjar Penghargaan.

Untuk diketahui, kasus ledakan disertai kebakaran yang terjadi di Pabrik Kembang Api PT PBCS sampai Selasa (31/10/2017) hari ini, telah merenggut korban jiwa hingga 51 orang, serta puluhan lainnya menderita luka bakar serius. Umumnya, para korban adalah pekerja di pabrik kembang api tersebut.(Tim K6)




Kerja Keras, 6 Anggota Polrestro Tangerang Diganjar Penghargaan

Kabar6-Kapolrestro Tangerang Kota, Kombes Harry Kurniawan menyebut, ada dua saksi yang terindikasi sebagai tersangka dalam kasus ledakan dan kebakaran di Pabrik Kembang Api PT Panca Buana Cahaya Sukses (PBCS) dikawasan Pergudangan 99, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.

“Dari hasil pemeriksaan intensif yang dilakukan terhadap enam saksi, kini sudah ada dua saksi yang terindikasi sebagai tersangka,” ujar Kombes Harry Kurniawan.

Seiring itu, Kapolres juga memberikan penghargaan kepada enam anggotanya yang di Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) yang dinilai telah bekerja maksimal dalam menangani kasus ledakan dan kebakaran di PT PBCS.

Keenam anggota tersebut adalah, Iptu Gusti Arsad, Aiptu Andi, Fajar Yasin, Aiptu Agus Eko, Bripka Arqi Afiandi dan Brigadir Subur Rahayu.**Baca juga: Lagi, Korban Pabrik Petasan di Kosambi Meninggal Dunia.

“Penghargaan ini kami berikan sebagai wujud dukungan bagi anggota yang telah melaksanakan tugas tanpa mengenal lelah,” ujar Kapolrestro lagi.**Baca juga: Korban Tewas Kebakaran Pabrik Kembang Api Kosambi 51 Orang.

Untuk diketahui, kasus ledakan disertai kebakaran yang terjadi di Pabrik Kembang Api PT PBCS sampai Selasa (31/10/2017) hari ini, telah merenggut korban jiwa hingga 51 orang, serta puluhan lainnya menderita luka bakar serius. Umumnya, para korban adalah pekerja di pabrik kembang api tersebut.(don)




Over Kapasitas, Rutan Tangerang Kekurangan Petugas Sipir

Kabar6-Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Klas 1 Tangerang, Dedi Cahyadi menyebut bila hingga kini pihaknya masih kekurangan personel.

Itu mengingat saat ini jumlah napi tidak sebanding dengan jumpal personel sipir yang ada.

Merujuk data yang dipublish di web http://smslap.ditjenpas.go.id, jumlah jumlah tahanan dan narapidana yang saat ini mendekam di Rutan Klas 1 Tangerang sebanyak 1,697 orang.

Padahal, kapasitas normal Rutan Klas 1 Tangerang hanya untuk menampung 600 tahanan dan narapidana. Artinya, sudah terjadi over kapasitas hingga dua kali lipat.

Seiring dengan terus bertambahnya jumlah tahanan dan narapidana tersebut, jumlah personel sipir yang ada tidak bertambah, khususnya di bagian penggeledahan dan pengecekan.

“Kami disini hanya melakukan semuanya secara manual, ditambah petugas penggeledah hanya dua orang yang harus memeriksa ratusan pembesuk yang ingin menjenguk keluarga mereka di dalam tahanan,” katanya kepada kabar6.com, Selasa (31/10/2017).

Seperti diketahui, sebelumnya petugas sipir Rutan Klas 1 Tangerang berhasil meringkus seorang narapidana berinisial JF yang kedapatan memiliki dan menyimpan narkoba jenis sabu.**Baca juga: Begini Kata Kepala Rutan Tangerang Soal Temuan Narkoba Dalam Sel.

Dari hasil pemeriksaan, JF mengaku mendapatkan suplai narkoba itu dari salah seorang temannya yang berpura-pura menjadi pembesuk.(Vero)




Begini Kata Kepala Rutan Tangerang Soal Temuan Narkoba Dalam Sel

Kabar6-Ternyata, kasus narkoba jenis sabu yang dilakukan JF (23), penghuni Blok C Nomor 36 Kelas 1, Rumah Tahanan (Rutan) Tangerang, kiranya tidak serta-merta terjadi.

Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Klas 1 Tangerang, Dedi Cahyadi menegaskan, narkoba yang dimiliki JF disuplai oleh rekannya yang berpura-pura menjadi pembesuk.

“Kasus narkoba JF terbongkar dari hasil penggeledahan yang dilakukan petugas sipir ke seluruh blok hunian di dalam Rutan. Sebelumnya petugas sipir sudah menaruh curiga, saat memperhatikan gerak-gerik JF melalui CCTV,” ujar Kepala Rutan kepada kabar6.com, Selasa (31/10/2017).

Dalam penggeledahan itu, petugas mendapati empat paket sabu yang disimpan dalam saku saudara JF. Selanjutnya, pihak Rutan menyerahkan JF ke polisi guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kepala Rutan juga mengaku masih terus menelusuri jejak narkoba JF tersebut. Itu seiring dengan mencuatnya dugaan bila narkoba itu tidak untuk konsumsi pribadi oleh JF, melainkan juga untuk diedarkan kepada penghuni Rutan.**Baca juga: Simpan Sabu, Napi di Rutan Jambe Digerebek Polisi.

“Dugaan sementara, paket sabu tersebut tidak hanya dipakai oleh JF sendiri, melaikan untuk di edarkan di dalam Rutan,” ujar Dedi Cahyadi lagi.(Vero)




15 Jenazah Korban Ledakan Pabrik Petasan Kosambi Berhasil Diidentifikasi

Kabar6-Hingga kini, baru 15 jenazah korban ledakan pabrik kembang api di Kosambi, Kabupaten Tangerang yang berhasil diidentifikasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Kapolrestro Tangerang Kota Kombes Harry Kurniawan mengatakan ada 48 body bag (kantong mayat, red) di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.**Baca Juga: Korban Tewas Kebakaran Pabrik Kembang Api Kosambi 51 Orang.

“Tiga korban meninggal di RSUD dan 48 body bag di RS Polri Kramat Jati, baru 15 jenazah yang berhasil diketahui identitasnya,” ungkapnya.(don)

Ledakan Pabrik Petasan Bikin Siti Fatimah Masuk Ruang ICU.




Korban Tewas Kebakaran Pabrik Kembang Api Kosambi 51 Orang

Kabar6-Kapolrestro Tangerang Kota, Kombes Harry Kurniawan, membenarkan dengan adanya salah satu korban pabrik petasan di Kosambi yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang meninggal dunia, Selasa (31/19/2017).

“Iya benar, korban atas nama Siti Fatimah. Sekarang telah dimakamkan di Kosambi, Kabupaten Tangerang,” terang, Harry Kurniawan, ketika dikonfirmasi Kabar6.com.**Baca Juga: Lagi, Korban Pabrik Petasan di Kosambil Meninggal Dunia.

Harry mengatakan hingga kini korban yang meninggal saat dirawat di RSUD Tangerang telah bertambah menjadi tiga orang. Ada 48 body bag (kantong mayat, red) di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.(don)

**Baca juga: Ledakan Pabrik Petasan Bikin Siti Fatimah Masuk Ruang ICU.