1

Didemo Pedagang, Pengelola Pasar Induk Tanah Tinggi ‘Ngumpet’

Kabar6-Aksi unjukrasa yang dilakukan pedagang Pasar Induk Tanah Tinggi dipicu kebijakan dari pengelola pasar yakni PT Selaras Griya Adigunatama yang memberatkan pedagang

Ketua Perkumpulan Pedagang Pasar Tanah Tinggi, Luster P. Siregar, terkait adanya pihak pengelola memberlakukan aturan baru yang dinilai memberatkan para pedagang Pasar Tanah Tinggi.**Baca Juga: Pengelola Pasar Induk Tanah Tinggi Didemo Pedagang.

“Pengelola memberlakukan aturan baru yakni distribusi Rp100 per kilogram untuk sayur-mayur dan buah-buahan yang masuk ke Pasar Tanah Tinggi. Selain itu kami sangat berat ditambah adanya berbagai pungutan yang ada di Pasar Tanah Tinggi,” Luster P. Siregar, ketika dikonfirmasi Kabar6.com di lokasi, Senin (13/11/2017).

Ketika dikonfirmasi Kabar6.com, pihak PT Selaras Griya Adigunatama, selaku pengelola Pasar Tanah Tinggi tidak dapat memberikan tanggapan.

“Para pengurus pengelola pasar masih pusing, nanti saya kabari jika ada waktunya,” terang, Candra, selaku pihak keamanan Pasar Tanah Tinggi ketika Kabar6.com mencoba konfirmasi dengan pihak pengelola Pasar Tanah Tinggi Kota Tangerang.(don)




Pengelola Pasar Induk Tanah Tinggi Didemo Pedagang

Kabar-Ratusan pedagang Pasar Induk Tanah Tinggi di Kota Tangerang menggelar unjuk rasa di halaman parkir Pasar Induk Tanah Tinggi.

Hal tersebut dilakukan karena para pedagang merasa dirugikan dengan aturan baru yang diterapkan oleh pengelola Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang yaitu PT Selaras Griya Adigunatama, Senin, (13/11).

“Pengelola memberlakukan aturan baru, yakni distribusi Rp100 per kilogram setiap sayuran atau buahann yang masuk ke pasar, diperkirakan setiap harinya sekitar tujuh juta kilo, berarti pengelola meraup uang Rp700 juta rupiah,” kata koordinator pedagang pasar induk tanah tinggi Tangerang, Luster P Siregar.**Baca Juga: Ratusan Pedagang Protes ke Pengelola Pasar Induk Tanah Tinggi.

Selain itu, pengelola Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang, yaitu PTSelaras Griya Adigunatama mengintimidasi para pedagang agar menandatangani kontrak atau sewa baru yakni tahun 2021 sampai dengan 2026. Padahal kontrak periode yang lalu berakhir pada tahun 2021 nanti, seyogyanya dibicarakan pada tahun 2021 nanti bukan sekarang.

“Jika kontrak baru tersebut direalisasikan, maka pihak pengelola akan meraup uang sebesar 100 miliar, perhitungannyaa 1000 lapak x Rp. 100 juta yaitu Rp 100 miliar,” imbuhnya.

“Akibat dari kebijakan terdebut, para pedagang ragu manakala pengelola pergi atau pailit atau izin perpanjangan pengelolaan pasar tidak diberikan oleh instansi terkait, lalu kemana atau kepada siapa para pedagang meminta pertanggung jawaban uang sebesar Rp 100 miliar yang terlanjur disetorkan kepada pengelola tersebut,” ungkapnya.(az)




Hujan Deras, Pohon Tumbang Timpa Masjid di Pondok Aren

Kabar6-Hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (12/11/2017).

Kencangnya tiupan angin bahkan mengakibatkan sebuah pohon besar tumbang hingga menimpa Masjid Azzahra di Graha Bunga, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun salah seorang bocah yang sedang belajar mengaji nyaris terimpa patahan pohon yang tumbang.

Sementara, batang pohon yang tumpang melintas di halaan masjid hingga mengambat akses keluar masuk masjid.

“Pohon tumbang secara tiba-tiba, mungkin karena tiupan angin kencang disertai hujan serta usia pohon yang sudah tua,” ujar Khudori, pengurus Masjid.**Baca juga: Calon Independent, Hendri Zein: Ih Serem.

Selanjutnya, warga sekitar lokasi segera bergotong royong membersihkan batang pohon yang mengogori halaman masjid.(rani)




Kota Tangerang Raih Penghargaan Anugerah Pandu Negeri

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang menerima Penghargaan Anugerah Pandu Negeri dengan predikat Pemerintah Daerah dengan Kinerja dan Tata Kelola Sangat Baik. Penghargaan dari Indonesian Institute Publik Governance (IIPG) ini hanya diberikan kepada lima Pemerintah Kota Seluruh Indonesia yaitu Kota Tangerang, Kota Denpasar, Kota Pontianak, Kota Sukabumi dan Kota Surakarta.

Ketua IIPG, Sigit Pramono dalam sambutannya pada acara seremoni penyerahan penghargaan yang dilaksanakan di Finansial Graha CIMB Niaga Jakarta, menjelaskan bahwa penghargaan yang diberi nama “Anugerah Pandu Negeri” yang dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2017, merupakan bentuk apresiasi kepada Kepala Daerah yang telah melakukan berbagai terobosan dalam pengelolaan pemerintahannya.

“Penilaiannya meliputi aspek governance meliputi tata kelola keuangan, tata kelola pemerintahan dan juga anti korupsi,” ungkap Sigit saat penyerahan penghargaan, Jumat (10/11/2017) di Jalan Jend Sudirman, Financial Graha CIMB NIAGA, Jakarta Pusat.**Baca Juga: Video Pengajar dan Siswa SMP PGRI 1 Kota Tangerang Curi Perhatian KPK.

Penilaiannya dilakukan dalam beberapa tahapan, mulai dari survey lapangan kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data-data yang meliputi laporan keuangan daerah, penetapan APBD yang tepat waktu hingga inovasi-inovasi yang dilakukan kepala daerah bagi kemajuan daerahnya.

“Dari jumlah 538 daerah itu terdapat 200 daerah lolos saringan, yang kemudian disaring kembali menjadi 50 daerah yang pantas menerima penghargaan,” terangnya.

Walikota Tangerang Arief R Wismansyah yang menerima Anugerah Pandu Negeri 2017 mengatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada IIPG atas penghargaan tersebut.

Dirinya juga mengungkapkan, rasa bangganya ketika diinformasikan bahwa dirinya masuk dalam nominasi peraih penghargaan Anugerah Pandu Negeri 2017. Apalagi dengan melihat nama-nama dalam daftar tim penilai dan dewan juri yang merupakan orang-orang dengan curiculum vitae yang sangat mengagumkan.

“Tentunya kita sangat mengapresiasi atas penghargaan ini, tak disangka bahwa banyak orang yang melihat atas kinerja pemerintah daerah yang ingin selalu mengedepankan kepentingan masyarakat Kota Tangerang,” tandasnya.(BL/hms)




Video Pengajar dan Siswa SMP PGRI 1 Kota Tangerang Curi Perhatian KPK

Kabar6-Kreativitas para pendidik dan siswa SMP PGRI 1 Kota Tangerang dalam mengedepankan pemahaman tentang korupsi di sekolah rupanya menarik perhatian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Lewat video berdurasi 59 detik sejak dipublikasikan 10 jam yang lalu melalui akun instagram smppgri1tangerang terkait pemahaman tentang korupsi di sekolah yang mengedepankan larangan mencontek, membolos, terlambat sekolah dan larangan mengambil hak orang lain itu rupanya cukup menarik perhatian.**Baca Juga: Peringatan HKN, Arief Resmikan Cereb Room di Tangerang.

Hal itu terlihat dari reaksi KPK yang meminta untuk membalas dengan mengirimkan alamat sekolah tersebut ke akun resmi instagram KPK melalui Official.KPK.

“Hai! Terima kasih sudah berpartisipasi #Video1menitKPK. Kirim alamatmu untuk mendapatkan T-shirt dari KPK,” sebut KPK melalui akun resminya.

Dalam pantauan Kabar6.com, tampak lima adegan yang diperagakan oleh siswa dan pengajar SMP PGRI 1 Kota Tangerang cukup menghibur. Hal itu tampak terlihat dari setiap adegan yang dapat mengingatkan kita hingga terbawa ke masa-masa remaja saat itu.

Meski begitu, hingga berita ini diturunkan pihak SMP PGRI 1 yang keberadaanya di bilangan Cikokol, Kota Tangerang, belum dapat dikonfirmasi terkait maksud video yang dipublikasikan untuk umum tersebut.(don)




Peringatan HKN, Arief Resmikan Cereb Room di Tangerang

Kabar6-Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 2017 di kota Tangerang berlangsung cukup meriah. Selain diramaikan dengan pelaksanaan Jalan Sehat yang diikuti oleh Pegawai Dinas Kesehatan dan RS di Kota Tangerang, perayaan HKN kali ini juga ditandai dengan peresmian Cereb Room yang menjadi pusat kendali dan monitoring bidang kesehatan di Kota Tangerang.

Cereb Room tersebut diresmikan langsung oleh Walikota Tangerang Arief R Wismansyah yang didampingi oleh Wakil Wali Kota Sachrudin di Kantor Dinas Kesehatan, Jalan Daan Mogot Kota Tangerang, Minggu (12/11/2017).

“Cereb Room ini mengambil filosofi Cerebroom yang berarti otak kecil. Jadi ruangan ini menjadi semacam otak kecil bagi Pemkot Tangerang untuk memonitoring masalah kesehatan di wilayahnya,” ujar Kepala Dinas Kesehatan dr. Liza Puspa Dewi saat menjelaskan fungsi Cereb Room.**Baca Juga: Ratusan Pedagang Protes ke Pengelola Pasar Induk Tanah Tinggi.

Cereb Room, yang berada di komplek Kantor Dinas Kesehatan tersebut fungsinya hampir sama dengan Tangerang Live Room yang telah dimiliki oleh Pemkot Tangerang.

“Namun ini lebih ke tehnis menunjang operasional Dinas Kesehatan dalam melayani masyarakat. Karena di sini kita bisa memantau langsung sebaran layanan ambulan yang kita miliki, termasuk juga memonitor layanan kesehatan di Puskesmas karena nanti semua puskesmas akan kita lengkapi dengan CCTV, meskipun sekarang baru lima puskesmas yang sudah,” terangnya.

Cereb Room jelas Liza juga menjadi pusat pengolahan data kesehatan yang ada di Kota Tangerang.

“Ini bisa dilihat per kecamatan terkait sebaran penyakit yang ada,” jelasnya.

Sementara itu, Arief berharap agar keberadaan ruang kendali tersebut semakin meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Tangerang.

“Ini patut diapresiasi, bahwa pelayanan yang kita kerjakan harus berbasis data dan informasi sehingga apa yang kita lakukan tepat sasaran,” tuturnya.(BL/hms)




Ratusan Pedagang Protes ke Pengelola Pasar Induk Tanah Tinggi

Kabar6-Sebanyak 700 lebih pedagang Pasar Induk Tanah Tinggi Kota Tangerang, unjuk rasa menolak keputusan dan kebijakan pengelola pasar.

“Pengelola, membuat aturan atau suatu ketentuan baru di Pasar, tanpa musyawarah dengan para Pedagang,” ungkap Ketua Pedagang Pasar Induk Tanah Tinggi Kota Tangerang Luster P Siregar, Minggu (12/11/2017).

Menurutnya, ada tujuh poin permasalahan yang membuat resah para pedagang. Di antaranya, pihak pengelola pasar memaksa para pedagang untuk membuat kontrak sewa baru 2021 sampai dengan 2026.**Baca Juga: Pilkada Kota Tangerang 2018 Minim Calon Independent.

“Padahal kontrak lama masih berjalan hingga 2021 atau masih berlaku empat tahun lagi. Apabila para pedagang tak mau membuat kontrak baru, maka akan mendapat sanksi atau lapaknya dipindahkan ke pendatang baru,” paparnya

Pengelola, juga memberlakukan aturan baru, yaitu distribusi sebesar Rp100 per kilogram setiap sayur mayur dan buah yang masuk ke Pasar Induk. Pengelola juga melakukan pungutan ke pedagang dengan berbagai dalih dan nilainya sangat memberatkan.

“Parahnya, pengelola melarang para pedagang membentuk organisasi, paguyupan atau perkumpulan,” ujarnya.

Para pedagang, lanjutnya, juga mempertanyakan status tanah dan izin pengelolaan pasar yang dinilai tak jelas.

“Kami ingin setiap membuat aturan atau suatu ketentuan baru di pasar, harus melalui musyawarah dengan para pedagang,” tambahnya.(az/tmn)




Ryan Rafi, Atlet Panahan Tangsel Butuh Biaya

Kabar6-Ryan Rafi Adiputro (14), siswa kelas sembilan SMPN 8 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang memiliki talenta cukup membanggakan di bidang olahraga panahan, terancam gagal mengikuti kejuaraan kualifikasi Youth Olympic Games (YOG) di Bangladesh.

Itu, menyusul minimnya dana yang dimiliki orangtuanya untuk pembiayaan selama mengikuti ajang bergengsi yang melibatkan sejumlah negara di Benua Asia pada 24- 30 November mendatang.

Bambang T. Adiputro, orangtua Ryan Rafi Adiputro mengatakan, pihaknya mengaku kewalahan dengan besarnya biaya yang akan dikeluarkan dalam mengikuti kejuaraan kualifikasi YOG tersebut.

Sementara, pemerintah dan Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (PP Perpani) tidak menanggung anggaran untuk kegiatan itu.

PP Perpani, menyerahkan seluruh pembiayaan kepada masing- masing individu atlet yang terpilih melalui seleksi Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2017, ketika ingin mengikuti kualifikasi YOG sebagai syarat untuk melangkah ke olimpiade panahan di Buenos Aires, Argentina 2018 mendatang.

“Saya kewalahan dengan biayanya yang lumayan besar. Biaya itu ditanggung sendiri oleh atletnya. Untuk itu, saya sangat berharap ada donatur yang mau membantu supaya anak saya bisa ikut event itu,” ungkap Bambang, kepada Kabar6.com, Minggu (12/11/2017).

Ditambahkan Bambang, dia merinci total biaya yang dibutuhkan selama mengikuti kualifikasi YOG itu mencapai Rp27 jutaan.

Uang sebesar itu akan digunakan untuk tiket pesawat, akomodasi hotel, biaya konsumsi, pendaftaran atlet, pembuatan visa dan lainnya.**Baca juga: Ini Segudang Prestasi Panahan Ala ABG Tangsel.

“Biaya segitu saya enggak sanggup. Apalagi, biaya pelatihnya juga kita yang tanggung. Kalau anak saya sendiri mungkin masih bisa diupayakan,” tutur suami dari Rahmawati yang tinggal di Jalan Tulip 1 Blok J3/3A Puspitaloka Sektor 3.2 BSD, Serpong, Kota Tangsel ini.(Tim K6)




Tak Punya Biaya, Siswa di Tangsel Terancam Gagal Ikut YOG

Kabar6-Ryan Rafi Adiputro (14), siswa kelas sembilan SMPN 8 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang memiliki talenta cukup membanggakan di bidang olahraga panahan, terancam gagal mengikuti kejuaraan kualifikasi Youth Olympic Games (YOG) di Bangladesh.

Itu, menyusul minimnya dana yang dimiliki orangtuanya untuk pembiayaan selama mengikuti ajang bergengsi yang melibatkan sejumlah negara di Benua Asia pada 24-30 November mendatang.

Bambang T Adiputro, orangtua Ryan Rafi Adiputro mengatakan, pihaknya mengaku kewalahan dengan besarnya biaya yang akan dikeluarkan dalam mengikuti kejuaraan kualifikasi YOG tersebut.**Baca Juga: 3.300 Orang Ikut Serta Dalam Lari Maraton di Kota Tangerang.

Sementara, pemerintah dan Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (PP Perpani) tidak menanggung anggaran untuk kegiatan itu.

PP Perpani menyerahkan seluruh pembiayaan kepada masing-masing individu atlet yang terpilih melalui seleksi Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2017, ketika ingin mengikuti kualifikasi YOG sebagai syarat untuk melangkah ke olimpiade panahan di Buenos Aires, Argentina 2018 mendatang.

“Saya kewalahan dengan biayanya yang lumayan besar. Biaya itu ditanggung sendiri oleh atletnya. Untuk itu, saya sangat berharap ada donatur yang mau membantu supaya anak saya bisa ikut event itu,” ungkap Bambang, kepada Kabar6.com, Minggu (12/11/2017).

Ditambahkan Bambang, dia merinci total biaya yang dibutuhkan selama mengikuti kualifikasi YOG itu mencapai Rp27 jutaan. Uang sebesar itu akan digunakan untuk tiket pesawat, akomodasi hotel, biaya konsumsi, pendaftaran atlet, pembuatan visa dan lainnya.

“Biaya segitu saya enggak sanggup. Apalagi, biaya pelatihnya juga kita yang tanggung. Kalau anak saya sendiri mungkin masih bisa diupayakan,” tutur suami dari Rahmawati yang tinggal di Jalan Tulip 1 Blok J3/3A Puspitaloka Sektor 3.2 BSD, Serpong, Kota Tangsel ini.(Tim K6)




3.300 Orang Ikut Serta Lari Maraton di Kota Tangerang

Kabar6-3.300 peserta mengikuti lari maraton dalam memperingati Hari Pahlawan 10 November yang berlokasi di Jalan Satri Sudirman, Kota Tangerang.

Lari maraton ini dibagi dalam tiga kategori yakni 10 kilometer untuk umum, lima kilo untuk pelajar SMA dan SMP serta 2,8 kilometer untuk tingkatan Sekolah Dasar.

Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah bahwa lari maraton ini untuk memperingati Hari Pahlawan, dimana untuk pesertanya tidak hanya dari kalangan lokal, tapi sudah masuk kalangan internasional.**Baca Juga: Pilkada Kota Tangerang 2018 Minim Calon Independent.

“Ada beberapa orang dari Warga Negara Asing (WNA) mengikuti lari maraton ini,” kata Arief usai melepas peserta lari maraton, Minggu (12/11/2017).

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Tangerang, Dedi Suhada menerangkan, lari maraton ini diikuti oleh 3.300 peserta. Event olahraga lari maraton 10 kilometer tersebut digelar untuk memperingati Hari Pahlawan pada 10 November.

“Untuk memperingati Hari Pahlawan, maka kita gelar lari maraton 10 kilometer yang dibuka untuk umum. Dan, kami menyiapkan hadiah secara keseluruhan sebesar Rp53 juta,” imbuh Dedi Suhada.(don)