1

Mbak Tutut: Hoaks Bikin Persaudaraan Kebangsaan Pudar

kabar6.com

Kabar6-Siti Hardiyanti Rukmana, putri pertama almarhum Presiden Soeharto yang biasa disapa Mbak Tutut, mengunjungi Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Al Kamal, Blitar, Jawa Timur, Jumat (29/3/2019).

Dalam kunjungannya, putri sulung Presiden Kedua RI, Jenderal Besar HM Soeharto itu mengimbau agar para santri tahu politik agar tidak diarahkan oleh para oknum yang hanya akan merusak bangsa.

Dalam dialog yang juga diikuti Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mbak Mamiek, Mbak Tutut juga mengatakan tahu politik akan membuat santri bisa membedakan mana hoaks atau bukan. Hoaks, masih menurut Mbak Tutut, membuat jalinan persaudaraan pudar.

“Tahu politik akan membuat santri tidak salah langkah, pesantren itu memiliki peran penting dalam pembangunan, apalagi di zaman globalisasi ini pesantren merupakan sarana pendidikan ilmu agama dan budi pekerti,” Ujar Mbak Tutut saat berdialog dengan santri Pesantren Al Kamal di Blitar, didampingi Mamiek Soeharto dan rombongan Partai Berkarya, kehadiran Mbak Tutut disambut antusias oleh ratusan santri.

Tokoh wanita kharismatik ini juga mengajak para santri berbuat kebaikan untuk kemajuan bangsa dan negara.

“Pesantren merupakan ujung tombak dari pendidikan di seluruh Indonesia, maka sangat penting penanaman agama dan perilaku sopan sejak dini,” Kata Mbak Tutut

Dalam kesempatan itu, Mbak Tutut menyerahkan bantuan perangkat pembuatan biogas untuk Pesantren Al Kamal sebagai bagian program Pesantren Mandiri. Selain itu, buku tentang Pak Harto juga diberikan kepada pemilik Pesantren Al Kamal.

Sebaliknya, pengurus pesantren memberikan sebuah foto kenangan pemilik Pondok Pesantren Al Kamal bersama Pak Harto, kepada Mbak Tutut.

Di penghujung acara, Mbak Tutut berswafoto dengan para santri. Suasana harmonis terlihat dalam kegiatan silaturahmi tersebut.**Baca juga: 70 Ribu Warga Belum Perkaman KTP-E Jelang Pemilu 2019.

Mbak Tutut berharap, silaturahmi yang dijalin dapat terus berlanjut tidak hanya saat ini saja. “Kami mohon silaturahmi ini terus berlanjut atas rida Allah SWT,” tutupnya.(Rls)

#IndonesiaBerkarya
#PartaiBerkarya
#Berkarya
#SaungBerkarya
#EkonomiKerakyatan
#HutomoMandalaPutra
#TututSoeharto




PDI Perjuangan Yakin Jokowi-Amin Menang di Banten

Kabar6.com

Kabar6-Politikus PDI Perjuangan Marinus Gea optimis pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin menang di Provinsi Banten dalam kontestasi Pemilihan Presiden.

Dirinya melihat, dalam pergerakan survei terakhir peningkatan minat masyarakat terhadap Jokowi-Ma’ruf Amin semakin baik.

“Namanya karena masyarakat semakin memahami apa yang sebenarnya terjadi di perhelatan politik ini dan masyarakat semakin suka, sebenarnya memilih pemimpin itu yang memilih pemimpin yang berpihak kepada masyarakat,” ujar Marinus saat dimintai keterangan di Cipondoh Indah, Jumat (29/3/2019)

“Saya sangat optimis pak Jokowi menang,” tambahnya

Marinus menargetkan kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin di Tangerang Raya mencapai 60-70 persen, umumnya Banten.

Tambahnya, dalam mengkempanyekan pasangan 01 mesin partai dan sayap-sayap partai, kader partai, simpatisan semua digerakan dalam memenangkan pasangan 01.**Baca Juga: Mensos, Jadikan PKH dan BPNT Sebagai Pemenuhan Gizi Keluarga.

“Kita sangat-sangat yakin kita punya suara yang terbaik,” tandasnya.(oke)




Mbak Tutut: Pemilu Itu Memilih Pemimpin, Bukan Cari Musuh

Kabar6.com

Kabar6-Tokoh wanita kharismatik, Siti Hardiyanti Rukmana, biasa dipanggil Mbak Tutut, mengatakan pemilihan umum (Pemilu) untuk mencari pemimpin bukan cari musuh.

“Pemilu itu cari figur yang bisa memimpin, jadi nggak usah saling menjelekkan dan memaki,” kata Mbak Tutut di hadaan seribu relawan Partai Berkarya dari seluruh desa di Kabupaten Jombang dalam acara Silaturahmi dengan para Kyai dan santri di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jumat 29 Maret 2019.

Menurut Mbak Tutut, lihat program yang ditawarkan calon pemimpin. Sebab, katanya, yang diperlukan bangsa ini figur yang bisa memimpin.

Putri Presiden Soeharto itu juga mengatakan pemilu juga memilih wakil rakyat. Masyarakat juga harus melihat program partai yang ditawarkan para caleg.

“Partai Berkarya mengusung program membangkitkan lagi desa desa lewat pertanian terpadu dan mandiri,” katanya yang disambut tepuk tangan relawan dan santri.

Partai Berkarya, lanjut Mbak Tutut, akan membimbing masyarakat desa menuju Mandiri pangan dan energi dan memberi bantuan peralatan. Sebab kehadiran Partai Berkarya untuk kembali melanjutkan perjuangan Pak Harto, menjadikan Indonesia sejahtera, adil dan makmur.

“Partai Berkarya tidak akan mengembalikan era Orde Baru. Partai Berkarya hanya ingin meneruskan perjuangan Pak Harto,” Mbak Tutut menegaskan.

KH. Hasib Wahab Hasbullah, pengasuh Ponpes Bahrul Ulum, mengatakan di era Pak Harto harga harga stabil dan terjangkau serta pertanian maju.

“Kita merindukan Pak Harto. Jadi, tekad Keluarga Pak Harto melanjutkan perjuangan almarhum harus kita dukung,” katanya.**Baca Juga: Aktivitas Galian Tanah di Cileles Kian Resahkan Warga.

Ia juga mengingatkan santrinya bahwa Dusun Tambak Beras terbangun berkat Pak Harto. Namun perjuangan Pak Harto belum selesai, harus dilanjutkan dan didukung masyarakat.

Mbak Tutut, yang datang bersama Mamiek, meminta para kyai mendoakan agar Pemilu berlangsung aman, damai, dan Partai Berkarya mendapatkan empat persen suara.

#IndonesiaBerkarya
#PartaiBerkarya
#Berkarya
#SaungBerkarya
#EkonomiKerakyatan
#HutomoMandalaPutra
#TututSoeharto




Titiek Soeharto: Memimpin Itu Sudah Menjadi Jiwa Prabowo Sejak Muda

Kabar6.com

Kabar6-Tanggungjawab dan beban moral Prabowo menjadikannya tersentuh untuk memimpin dan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa besar di dunia. Hal itu karena kepemimpinan telah menjadi jiwa Prabowo sejak ia muda.

Hal itu dikatakan Siti Hediati Heriyadi, calon anggota legislatif DPR RI dari Partai Berkarya, saat menggelar khitanan bersama (sunatan massal) di Dalem Kalitan, Kota Solo, Jumat, 29 Maret 2019. Pernyataan itu merupakan jawaban Titiek saat ditanya wartawan mengenai kesiapan Prabowo memimpin bangsa.

Menurut putri kedua Presiden Soeharto yang akrab dipanggil Mbak Titiek itu, kondisi Indonesia yang tak kunjung membaik sejak reformasi telah menyentuh hati nurani Prabowo untuk benar-benar tulus mewakafkan jiwa, tenaga dan raganya buat bangsa Indonesia lepas dari keperpurukan.

“Kepemimpinan itu dijalani sejak beliau masih muda, Pak Prabowo tahu betul apa yang harus dilakukannya bersama seluruh bangsa, hati nuraninya terketuk untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa besar, berdaulat dan bermartabat di mata dunia,” kata Titiek.

Khitanan bersama yang digelar tersebut diikuti setidaknya 68 anak yang didaftarkan orang tua mereka secara online.

“Sampai pukul 10, sudah 62 anak yang datang,” kata seorang anggota panitia.**Baca Juga: Bawaslu Lebak Sebut Pentingnya Media Sukseskan Pemilu.

Menurut Koordinator Padi Medika, tim dokter yang menangani khitanan tersebut, dr Alfi Rizal, dengan sistem sirkumsisi laser yang mutakhir, ia menjamin pasien kembali bisa beraktivitas normal dalam tiga hari.

“Jadi, anak-anak ini Senin depan sudah bisa kembali bersekolah seperti biasa,” kata Alfi.

Dengan metode itu plus jahitan dengan benang yang bisa diserap oleh tubuh, kata dia, dalam waktu tiga hari sudah bisa sembuh dan tak perlu kontrol maupun ganti perban sendiri.

Hampir bisa dipastikan, setiap tahun putra-putri Pak Harto menggelar sunatan massal. Acara bisa digelar di berbagai kota. Misalnya pada 2015 lalu dilakukan di Monumen Memorial Jenderal Besar HM. Soeharto, di Dusun Kemusuk, Argomulyo, Bantul, Yogyakarta. Saat itu dikhitan 117 anak. Tahun lalu, di Masjid At-Tin juga dikhitan 205 anak.

“Ini bentuk kepedulian keluarga kami, membantu masyarakat menjalankan perintah Rasulullah SAW,” kata Titiek.

Ia juga menegaskan bahwa kepedulian itu ditanamkan dan terus dipupuk Pak Harto kepada anak-anaknya.

“Bapak selalu menasihati kami untuk senantiasa peduli kepada rakyat kecil,” ungkap Titiek

Malam sebelum acara digelar, Titiek dan sebagian panitia melakukan ziarah dan nyekar ke makam Pak Harto dan Ibu Tien di Astana Giribangun, di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar. Komplek makam keluarga yang berdiri 660 meter di lereng Gunung Lawu, itu berjarak sekitar 35 km dari kota Solo.

Setelah membaca serangkaian doa dan surat Yassin, Titiek sempat beramah tamah dengan panitia. Keguyuban suasana membuat rombongan baru meninggalkan Astana Giribangun sekitar pukul 23.50 nyaris tengah malam.

Tahun lalu, acara dilakukan di Masjid At-Tin, Komplek Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Saat itu peserta mencapai 205 anak, melibatkan 11 anggota tim dokter dan 15 orang tim medis.

“Pesertanya berada pada rentang usia 3-10 tahun, dan saya menyaksikan animo masyarakat sangat luar biasa, hal itu dibuktikan dengan pendaftaran online yang kita buka selama seminggu dengan kuota 200 peserta pun terlampaui,” tutup Jahrudin selaku koordinator acara tersebut kepada wartawan. (***)

#IndonesiaBerkarya
#PartaiBerkarya
#Berkarya
#SaungBerkarya
#EkonomiKerakyatan
#HutomoMandalaPutra
#TitiekSoeharto




Rakyat NTT Ingin Melihat Kembali Cita-cita Pak Harto Terwujud

kabar6.com

Kabar6-Muhamad Ludfy, calon legislatif Partai Berkarya daerah pemilihan (dapil) Nusa Tenggara Timur (NTT) 2, mengatakan tidak ada yang lebih indah bagi masyarakat NTT selain melihat putra-putri Pak Harto kompak berada dalam satu partai dan bersama berjuang meneruskan cita-cita luhur almarhum.

“Betapa ingin masyarakat NTT melihat kembali cita-cita almarhum Presiden Soeharto seperti ungkapannya yang hingga kini masih terngiang adalah indonesia tinggal landas. Indonesia Macan Asia. Dua kalimat itu masih tersimpan di belakang kepala masyarakat NTT,” ujar Muhamad Ludfy saat ditemui di sebuah rumah di Jalan Agus Salim, Jakarta, Kamis (28/3/2019).

Sejak ditetapkan sebagai caleg NTT 2 nomor urut 7, Ludfy berkeliling ke hampir seluruh daerah pemilihannya yang meliputi Malaka, Atambua, Kupang, So’e, Flores, Sumba Barat, Sumba Besar, Sumba Kecil, Kecamatan Wini, Kota Kefamenanu di Kabupaten Timor Tengah Utara, hingga Desa Niki-niki di Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, untuk menyosialisasikan program Partai Berkarya dan cita-cita Pak Harto.

“Masyarakat masih belum lupa bagaimana Pak Harto sangat peduli dengan pembangunan sektor pertanian, saya hidup di era kepemimpinan Pak Harto, dan merasakan bagaimana pertanian menjadi penggerak ekonomi nasional,” Terang Muhamad Ludfy pria kelahiran Surabaya itu.

Lebih lanjut Ludfy mengatakan bahwa petani NTT hidup miskin. Ia menggambarkan sebagian besar petani NTT kesulitan mencari uang Rp 20 ribu per hari. Sungguh memprihatinkan.

Sejalan dengan kebijakan ketua umum Partai Berkarya Tommy Soeharto, Ludfy tidak ingin mengumbar janji kepada masyarakat. Ia memperlihatkan keberpihakannya kepada petani miskin dengan berencana mendirikan koperasi yang menampung hasil bumi petani NTT.

“Rencananya, koperasi membeli produk petani dengan harga layak dan memasarkannya, Partai Berkarya ingin petani merdeka dari tengkulak.”

Tommy Soeharto, masih menurut Ludfy, memperlihatkan kepedulian luar biasa untuk yang satu ini. Ia rela menunda kunjungannya ke Papua, daerah pemilihannya, dan membina kelompok tani di sejumlah kabupaten di NTT dan daratan Timor Barat.

Potensi NTT tidak hanya di sektor pertanian, tapi juga perikanan. Partai Berkarya, kata Ludfy, punya program untuk membantu nelayan memasarkan hasil tangkapan; ikan tuna, barakuda, tenggiri, dan lainnya, ke berbagai wilayah di Indonesia.

“Saya akan berusaha membangun cold storage yang dikelola koperasi nelayan bahkan, cold storage akan coba dibangun di tiga kabupaten yang memiliki garis pantai; Atambua, Alor, Ende, dan lainnya,” kata Ludfy

Saat ini Ludfy membantu nelayan dengan menyediakan kapal untuk digunakan menangkap ikan. Hasil tangkapan dibagi dua; untuk nelayan dan membantu pembangunan masjid. Gagasan lain yang coba diterapkan adalah menjual hasil tangkapan nelayan di koperasi dengan sistem titip jual menggunakan kupon.

“Berapa ton yang mereka jual per pekan tercatat. Koperasi juga memberi modal kerja untuk pembelian solar sampai konsumsi para nelayan selama melaut,” ungkapnya

Yang juga antusias dengan kehadiran Partai Berkarya dan Keluarga Pak Harto adalah masyarakat pedalaman NTT. Menurut Ludfy, mereka berharap bersama Partai Berkarya, NTT lebih maju di masa depan.**Baca juga: Donny Kesuma: Memberi yang Terbaik Bagi Masyarakat.

“Bahkan ada yang bilang Partai Berkarya lebih berguna untuk bangsa dan negara oleh karena itu tugas para caleg harus mampu mewujudkan harapan masyarakat dengan mengubah situasi perekonomian di dapil masing-masing,” pungkas Ludfy.(Rls)

#IndonesiaBerkarya
#PartaiBerkarya
#Berkarya
#SaungBerkarya
#EkonomiKerakyatan
#HutomoMandalaPutra
#MuhamadLudfy




Donny Kesuma: Memberi yang Terbaik Bagi Masyarakat

kabar6.com

Kabar6-Lama tak muncul di layar televisi, artis Donny Kesuma kini mengenakan rompi Partai Berkarya dan terdaftar sebagai calon legislatif (caleg) daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat XI. Motivasinya, ingin memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

“Saya bertekad mewakafkan diri saya untuk Indonesia lebih baik,” ujar Donny Kesuma, mantan atlet softball bertubuh kekar ini, Selasa (27/3/2019).

Menurut Donny, Partai Berkarya baru berusia dua tahun tapi menyita perhatian masyarakat, karena mengemban cita-cita luhur Pak Harto. Partai itu didirikan dan dipimpin Tommy Soeharto, putra bungsu almarhum Presiden Soeharto.

Visi Partai Berkarya, masih menurut Donny, adalah cita-cita luhur Pak Harto; membangun sektor pertanian, mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan kearifan lokal, menjadikan Indonesia mandiri pangan dan energi, dan mengembalikan kewibawaan Indonesia di dunia internasional.

“Di era Pak Harto, sektor pertanian menjadi prioritas utama sehingga Indonesia dihormati di forum regional dan internasional,” kata Caleg yang tak lelah menyambangi calon konstituennya di Kabupaten Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.

Donny mengatakan, khusus situasi di dapil-nya potensi ekonomi sektor pertanian di Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya sangat luar biasa.

Namun pelaku usaha dan petani kekurangan informasi dan jaringan untuk pengembangan usaha dan peningkatakan kualitas produk.**Baca juga: Pembangunan Icon Pariwisata di Banten Dengan Cara Dicicil.

“Harus ada yang bisa mengatasi keadaan ini para petani membutuhkan penyuluh pertanian yang mampu memberikan informasi dan teknologi pertanian yang mutakhir serta pengetahuan soal ekonomi, dan jaringan ke pengusaha mapan,” tutup Doni, pria kelahiran Bandung 6 Juni 1968 itu.(Rls)

#IndonesiaBerkarya
#PartaiBerkarya
#Berkarya
#SaungBerkarya
#EkonomiKerakyatan
#HutomoMandalaPutra
#DonnyKesuma




Tutut Soeharto: Rajin Berkunjung ke Pesantren Adalah Salah Satu Amanat Pak Harto

kabar6.com

Kabar6—Selalu menyediakan waktu untuk mengunjungi alim ulama dan para santri penuntut ilmu agama di berbagai pesantren merupakan salah satu amanat Presiden Soeharto kepada anak-anaknya semasa beliau masih hidup.

Putra-putri Pak Harto pun terus menghidupkan kebiasaan tersebut sebagai salah satu bakti mereka kepada Sang Ayah.

Kenyataan itu dibeberkan Mbak Tutut kepada wartawan dalam sebuah pertemuan informal di rumah kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Menurut Mbak Tutut, kebiasaan Pak Harto itulah yang membuat almarhum memiliki kedekatan dengan berbagai ulama dan pesantren yang mereka pimpin, saat Pak Harto mengemban amanat sebagai presiden.

Salah seorang kyai yang dikenalnya sangat dekat dengan Pak Harto adalah KH Muhammad Ma’sum, pendiri dan Pembina Pondok Pesantren Al-Ishlah, Bondowoso, Jawa Timur.

“Sebagai wujud meneladani almarhum Bapak pula, maka perjalanan mengunjungi beberapa pesantren di Jawa Timur ini kami lakukan,” kata Mbak Tutut.

Bersama adiknya Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mbak Mamiek, rombongan Putri sulung Pak Harto itu akan mengunjungi pesantren Tambak Beras di Jombang dan Pondok Pesantren Al Kamal di Blitar.

Sebagaimana diketahui masyarakar luas, Pak harto semasa hidupnya rajin melakukan kunjungan incognito atau blusukan ke berbagai pesantren. Bedanya, saat itu Pak Harto tidak pernah membawa rombongan kru media dan kru televisi.

Misal, pada 25 Juli 1970 Pak Harto bersilaturahmi ke Pesantren Tebuireng, Jombang, dalam rangkaian kunjungan incognito beliau menuju pesantren, Pak Harto sempat singgah di Desa Sentul, Kecamatan Tembalang, Jombang, untuk menyaksikan proyek Bimas setempat.

Di sana Pak Harto melihat sebuah pameran hasil bumi dan kerajinan yang digelar penduduk. Momen itu bisa dilihat dalam gambar di Museum Purna Bhakti Pertiwi.

Pesantren pertama yang dikunjungi Pak Harto saat itu adalah Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Tambakrejo, Jombang. Pesantren ini didirikan Kyai Haji Abdus Salam, pengikut Pangeran Diponegoro yang dikenal dengan nama Mbah Soichah, tahun 1825 atau di masa akhir Perang Jawa.

Dari pesantren ini, tampil KH Abdul Wahib Wahab yang menjadi menteri agama era Presiden Soekarno. Di pesantren ini pula, dulu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) pernah menimba ilmu.

Pada rangkaian kunjungan itu Pak Harto juga bersilaturahmi ke Pesantren Darul Ulum, Rejoso, dan Pesantren Mambaul Maarif di Denanyar, serta Pesantren Tebu Ireng.

Pesantren Tebu Ireng adalah pesantren terkemuka yang didirikan KH Hasyim Asy’ari tahun 1899. Bisa dibilang itulah induk pesantren-pesantren di Jawa Timur.**Baca juga: Datik Batik Tawarkan Koleksi Harga Terjangkau.

Sejumlah tokoh penting dalam dunia politik Indonesia lahir dari pesantren ini. Antara lain KH Wahid Hasyim, KH Yusuf Hasyim, KH Abdurahman Wahid, dan KH Solahudin Wahid.(Rls)

#IndonesiaBerkarya
#PartaiBerkarya
#Berkarya
#SaungBerkarya
#EkonomiKerakyatan
#HutomoMandalaPutra
#TututSoeharto




Hence Carlos Kaparang: Kader Partai Berkarya Harus Bisa Bantu Masyarakat

Kabar6.com

Kabar6-Hence Carlos Kaparang, calon legislatif (caleg) Partai Berkarya daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta I, mengatakan caleg partai bentukan Tommy Soeharto harus bisa membuat dan menjalankan program untuk membantu masyarakat, dan tidak hanya saat kampanye. Ia juga mengkampanyekan hukuman mati untuk para koruptor.

“Bikin saja program sederhana, tapi dijalankan,” ujar pria Manado kelahiran Banda Aceh, 5 Desember 1975, saat ditemui di kediamannya di Jl Rasamala, tidak jauh dari rumah Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut.

Carlos, panggilan akrab orang dekat Keluarga Pak Harto ini, menawarkan program sederhana kepada calon pemilihnya di Jakarta Timur. Yaitu, bantuan bergulir untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan, seperti modal usaha kecil, biaya rumah sakit, bayar uang sekolah, biaya nikah, dan khitanan.

“Saya akan jalankan program ini jika saya terpilih nanti, dananya berasal dari 50 persen gaji saya setiap bulan,” ujar lelaki yang pernah tergabung dalam Partai Pemuda Indonesia (PPI) dan menjadi partisipan Partai Karya Republik (Pakar) besutan Arie Sigit.

Sejak masuk Partai Berkarya dan menjadi caleg untuk Dapil DKI Jakarta I, Oscar mendirikan Rumah Aspirasi di bilangan Rawamangun, Jakarta Timur. Carlos selalu hadir di sini, untuk berbincang dan menyerap aspirasi masyarakat.

Kebiasaan yang dimulai jauh hari sebelum kampanye membuatnya mantap melangkah bersama Partai Berkaya untuk melayani masyarakat. Terlebih, dia tahu tidak seluruh masyarakat terlayani oleh pemerintah.

“Jika saya terpilih dan pemerintahan mendatang tidak berpihak ke masyarakat, saya siap menjadi oposisi,” tegas Carlos.**Baca Juga: Lantik Pengawas TPS, Panwascam Cikedal Singgung Pernyataan Bupati Pandeglang.

Carlos, yang notabene anak tentara yang memilih menjadi pengusaha bengkel mobil dan terjun kedunia politik
menambahkan yang sangat penting bagi pembangunan bangsa adalah penegakan hukum dan perlunya hukuman maksimal bagi para koruptor. Ia akan mengkampanyekan perlunya hukuman mati bagi para koruptor.

“Jika masyarakat tidak setuju dengan hukuman mati untuk para koruptor, jangan pilih saya,” ujar ayah tiga anak dari perkawinannya dengan Louise Sari Herianty.(Rls)

#IndonesiaBerkarya
#PartaiBerkarya
#Berkarya
#SaungBerkarya
#EkonomiKerakyatan
#HutomoMandalaPutra
#HenceCarlosKaparang




Mbak Tutut: Beri Kaum Muda Kesempatan Membuktikan Kemampuan Mereka

Kabar6.com

Kabar6-Siti Hardiyanti Rukmana, lebih akrab dipanggil Mbak Tutut, mendorong generasi muda untuk senantiasa menyiapkan diri menerima estafet kepemimpinan dengan disiplin dan terus berkarya.

Berdisiplin dan terus berkreasi untuk keutamaan negeri, menurut Mbak Tutut akan menjamin kesiapan generasi yang lebih muda menggantikan para seniornya.

“Saya mengimbau, tepatnya mendorong agar generasi muda senantiasa percaya diri, disiplin dan memupuk keinginan untuk selalu berkarya demi bangsa dan negara,” kata Mbak Tutut, menjawab pertanyaan wartawan yang meminta dirinya beramanat kepada generasi yang lebih muda.

Sebagaimana diketahui, putri sulung Presiden Soeharto itu tengah menjalani usia 70 atau usia seorang senior yang matang dengan aneka pengalaman hidup dan kenegaraan. Mbak Tutut ditemui pada kesempatan konsolidasi para calon anggota legislative Partai Berkarya, di kawasan Menteng, Jakarta.

Menurut Mbak Tutut, para senior yang kaya pengalaman seyogyanya melakukan apa yang dalam kearifan lokal disebut tut wuri handayani, atau dari belakang senantiasa memberikan dorongan dan kekuatan.

Mbak Tutut menekankan, seorang senior pun seharusnya berlapang dada untuk memberi kesempatan kepada kaum muda membuktikan kemampuan mereka.

”Kalau anak-anak muda itu tidak dipercaya, karena tidak mempunyai pengalaman, lalu sampai kapan mereka memperoleh kesempatan untuk mendapatkannya?,” tanya Mbak Tutut retoris.

Ia mencontohkan apa yang dialaminya saat mendapatkan kepercayaan sebagai kalangan swasta pertama yang membangun jalan tol.

Apalagi jalan tol itu merupakan jalan layang dengan topangan system beton Sosrobahu karya cipta anak bangsa.

Mbak Tutut yang saat itu memilih anak-anak muda di bawah 40 tahun, mulai dari pimpinan proyek, tenaga ahli dan tenaga ahli lapangan sampai pekerja, sempat diragukan keputusannya.

Mereka yang meragukan umumnya bertanya-tanya mengapa dirinya tidak memilih tenaga professional yang lebih senior, melainkan anak-anak muda yang ‘belum punya pengalaman’.

“Mungkin mereka lupa, bahwa tenaga-tenaga profesional itu dulunya juga berangkat dari anak muda yang tidak punya pengalaman,” Tukas Mbak Tutut.

Akhirnya Jalan Layang Tol Cawang-Tanjung Priok itu pun terbangun, dengan mengadopsi teknologi beton karya cipta Ir. Tjokorda Raka Sukawati. Terbukti hingga saat ini kondisinya masih kokoh, tegar menahan segala terpaan cuaca.

Menurut Mbak Tutut, dirinya mengambil resiko dengan memberi kesempatan kepada kaum muda tersebut tak lain untuk menunjukkan identitas diri mereka bahwa mereka pun mampu menjawab tantangan-tantangan yang ada.

“Saya tidak mau melihat generasi penerus kita itu hanya sebatas menjadi penonton atas keberhasilan senior-seniornya, dan tugas para senior menyiapkan kesempatan yang seluas-luasnya bagi junior muda, agar setiap individu, memperoleh kebebasan berfikir dan bertindak, tetapi tetap bertanggung jawab atas kebebasan yang diberikan kepadanya,” terang Mbak Tutut

Sebagaimana diketahui, pada saat menerima amanah sebagai pemenang pembangunan jalan layang tol swasta pertama di Indonesia, Mbak Tutut pada 1986 itu masih berusia 37 tahun.

Ia merekrut para anak muda di bawah 40 tahun. Di antaranya Djoko Ramiaji yang saat itu masih berusia 33 tahun sebagai pimpinan proyek, Joko Purwanto (32 tahun) sebagai wakil pimpro, Arie Prabowo (30) sebagai manager divisi pengendalian dan operasi, Thamrin Tanjung (39) sebagai general super intendance, Bambang Soeroso (37) sebagai managerial pusat dan sebagainya.

Menurut Mbak Tutut, terbukti proyek itu kemudian tidak hanya menghasilkan sepenggal jalan modern yang menggantung di atas tanah, tetapi mampu mengembangkan sikap baru bagi bangsa Indonesia.

“Akhirnya kita sepenuhnya yakin bahwa tidak ada istilah tidak mungkin atau tidak bisa,” kata Mbak Tutut.

Belakangan, kemampuan anak bangsa Indonesia dalam bidang konstruksi itu kemudian diakui di luar negeri.**Baca juga: 4 Wabah Paling Mematikan dalam Sejarah Manusia.

“Kami memenangkan tender pembuatan jalan toll di Malaysia (at grade) dan Filipina (elevated road), kemudian dalam pengerjaannya kami menggunakan system sosrobahu hasil karya tangan anak bangsa,” pungkas Mbak Tutut.(Rls)

#IndonesiaBerkarya
#PartaiBerkarya
#Berkarya
#SaungBerkarya
#EkonomiKerakyatan
#HutomoMandalaPutra
#TututSoeharto




Partai Berkarya Ingin Majelis Taklim Punya Wakil di Parlemen

kabar6.com

Kabar6-Nurfitria Farhana, calon legislatif (caleg) DPR RI dari Partai Berkarya, berharap ada wakil majelis taklim di parlemen hasil Pemilu 2019.

“Saya melihat majelis taklim dirangkul oleh partai-partai politik hanya saat event politik saja, tidak ada jaminan dari partai-partai, terutama yang merangkul, mengangkat aspirasi majelis taklim,” ujar perempuan Betawi putri almarhum Prof. Hj. Tutty Alawiyah ini.

Nurfitria, demikian perempuan kelahiran Jakarta 18 Januari 1968 dipanggil rekan-rekan dekatnya, tercatat sebagai caleg daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta II yang meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan luar negeri.

Ia akan bertarung dengan politisi senior Hidayat Nur Wahid, Biem Benjamin (putra seniman Betawi Benjamin S), dan sejumlah nama dari partai lain.

Sehari-hari, Nurfitria bergerak di bidang dakwah, pendidikan, dan sosial Ia aktif sebagai ketua di organisasi Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) DKI Jakarta.

Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) didirikan Hj. Tutty Alawiyah tahun 1981. Tahun 2016, BKMT memiliki 15 juta anggota se Indonesia, yang 90 persen wanita.

“Majelis taklim, dan kelompok-kelompok pengajian, terkadang dianggap sebelah mata,” kata ibu tiga anak yang belum pernah terjun ke politik ini.

Lebih lanjut Nurfitria mengatakan, bahwa Majelis Taklim adalah kelompok masyarakat akar rumput, kelompok inilah yang ada di hampir semua permukiman di kota maupun desa.

Namun selama ini majelis taklim tak punya sosok yang memperjuangan aspirasinya di parlemen.

“Saya akan buktikan majelis taklim dan kelompok pengajian adalah kekuatan politik yang patut untuk diperhitungkan,” tegas Nurfitria.

Keinginan lain Nurfitria adalah, memperjuangkan peningkatan porsi perempuan di parlemen. Menurutnya, yang bisa memperjuangkan kepentingan perempuan, ya perempuan.

Selama empat kali Pemilu di era reformasi, jumlah perempuan di parlemen tidak pernah menyentuh angka 30 persen. Tahun 1999, usai pemilu pertama era reformasi, jumlah perempuan di parleman hanya 8,80 persen dari 560 anggota DPR RI.

Tahun 2004 meningkat jadi 11,82 persen. Tahun 2009 menjadi 17,86 persen, dan turun sedikit ke angka 17,32 persen pada Pemilu 2014.

Sebagai wajah baru di pertarungan memperebutkan kursi DPR RI dari ibu kota, Nurfitria memiliki modal sosial yang luar biasa besar.**Baca juga: 5 SMK di Tangsel Masih Numpang UNBK.

Ia dikenal seluruh anggota BKMT DKI, dan mengasuh 300 anak yatim. Ia aktif di sekolah dan universitas yang diwariskan orang tuanya, dan mengenal banyak mahasiswanya.(Rls)

#IndonesiaBerkarya
#PartaiBerkarya
#Berkarya
#SaungBerkarya
#EkonomiKerakyatan
#HutomoMandalaPutra
#NurfitriaFarhana