1

Pengobatan Mak Erot Haji Otong di Sukabumi Diminati Warga Luar Daerah

Kabar6.com

Kabar6-Pasca Pandemi Covid-19, pengobatan terapi kebugaran Milik Haji Muhammad Otong Di Kampung Gadog Desa Caringin, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi kembali banyak diminati warga dari luar daerah.

Pengobatan terapi kebugaran alat vital yang dilakukan oleh Muhamad Otong ini adalah cucu dari Hajah Mak Erot yang sudah ngetren di jagat raya ini, bahkan pasennya pun sudah banyak yang datang dari daerah hingga mancanegara ke rumahnya untuk berobat sudah banyak yang berhasil.

“Pengobatan terapi kebugaran yang sudah puluhan ditekuninya itu, tak hanya mengobati alat vital, namun bagi pasien yang memiliki penyakit seperti prostat. Kanker payudara, belum memiliki keturunan ,mengurangi berat badan, dan membesarkan payudara serta penyakit lainnya dengan membaca doa meminta kepada yang maha Kuasa dan menggunakan ramuan tradisonal,” kata Otong kepada Wartawan, Minggu (16/10/2022)

Lebih lanjut kata Otong, terapi kebugaran yang sudah sah mendapatkan izin praktek dan sertifikat dari pemerintah itu, sudah menangani banyak pasien dari luar daerah hingga mancanegara dan pasien pun yang datang. “Alhamdulillah banyak yang berhasil,” terangnya.

Tak hanya itu, Otong juga menghimbau kepada pasien yang mau berobat untuk waspada dalam pengobatan terapi yang dilakukannya sering dimanfaatkan oleh oknum.

“Selain itu bagi pasien yang mau berobat ke rumahnya, saya meminta untuk para pasien agar berkomunikasi terlebih dahulu sehingga terapi tersebut bisa ditangani langsung,” tuturnya.

**Baca juga: Dipadati Pengunjung, Produk Peserta AKI 2022 di Aeon Mall Laris Terjual

Salah satu pasien asal warga Batam, Heri Sucipta mengaku dirinya sengaja datang jauh jauh dari Batam ke Cisolok, Sukabumi untuk melakukan pengobatan terapi alat vital.

“(Hal ini dilakukan, red) karena sebelumnya saya telah berhasil dan kembali lagi datang untuk terapi membawa saudara,” tutupnya.(eka)




RSUD Kota Tangerang Berikan Tips Olahraga Bagi Lansia Agar Tetap Sehat dan Bugar

Kabar6.com

Kabar6-RSUD Kota Tangerang melalui Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) gencar menyelenggarakan edukasi internal maupun eksternal kepada masyarakat ataupun pasien. Dalam edukasi eksternal teranyar yang diselenggarakan Tim PKRS RSUD Kota Tangerang adalah dengan menggelar edukasi dan sosialisasi terkait Geriatri.

Edukasi dan sosialisasi Geriatri yang diikuti puluhan pasien lanjut usia (lansia) tersebut berlangsung di Rumah Perlindungan Sosial (RPS) Dinas Sosial Kota Tangerang, Rabu (21/9/2022).

Ketua PKRS RSUD Kota Tangerang, dr. Puja Ratnasari Putri mengatakan, tujuan utama diselenggarakannya edukasi eksternal terkait Geriatri agar para lansia tetap sehat dan bugar meski usianya sudah menua.

“Jadi, memang PKRS itu punya kegiatan internal dan eksternal. Untuk kegiatan eksternal rutin digelar dalam satu tahun beberapa kali kita selenggarakan,” ujarnya.

Selain edukasi, Puja menyampaikan pihaknya juga mensosialisasikan bahwa pelayanan polli klinik Geriatri RSUD Kota Tangerang yang sudah dibuka kembali pasca-pandemi Covid-19 mulai awal September 2022.

Adapun pelayanan polli klinik Geriatri RSUD Kota Tangerang dibuka setiap Senin atau sepekan sekali. Menurutnya, tidak ada alasan bagi lansia untuk tetap sehat dan bugar dalam menjalani kehidupan pada masa senjanya.

“Jadi walaupun tua tapi bukan berarti sakit. Kita ingin meski sudah lansia tetap sehat. Makanya, kami ajak Tim Geriatri termasuk ada psikiater dan fisioterapi untuk memberikan edukasi kepada lansia,” ungkapnya.

Tim Fisioterapi RSUD Kota Tangerang Dina Rahmayani Lubis memberikan tips olahraga kepada para lansia agar bisa menjaga kesehatan dan kebugaran serta bahagia.

Menurutnya, olahraga sangat penting bagi seluruh kalangan usia, dimulai dari usia dini sampai usia lanjut. Adapun khusus bagi lansia yang baru untuk memulai olahraga perlu dimulai dari yang paling ringan dulu misalnya peregangan-peregangan pada seluruh otot-otot besar pada tubuh.

“Jadi, tahapan dalam olahraga yang pertama dilakukan adalah melakukan peregangan terlebih dahulu. Kedua pemanasan, ketiga latihan inti dan yang terakhir pendinginan. Itu semua dilakukan secara berurutan agar terhindar dari yang namanya cedera olahraga,” katanya.

Peregangan tersebut bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun. Menurutnya, lansia bisa meregangkan ototnya dengan berjalan pada pagi hari selama minimal 15 menit.

**Baca juga:Temui Massa Aksi, Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Diteriaki Wali Kota

“Ya, bisa dimulai dengan jalan pagi selama minimal 15 menit terlebih dulu, baru setelah terbiasa nanti bertahap meningkat menjadi sampai 30 menit. Ini bisa dilakukan seminggu beberapa kali, tapi jika mampu setiap hari. Kalau misalnya tidak sempat bisa seminggu tiga kali, atau sekali dalam seminggu,” jelasnya.

Selain jalan pagi, lanjutnya, olahraga juga bisa dilakukan dengan cara duduk saja sambil menggerakkan tubuh layaknya senam biasa, ini bagi para lansia yang tidak mampu untuk senam berdiri lama.

“Sambil duduk pun bisa dilakukan. Jadi, yang penting untuk menjaga otot-otot agar tidak kaku,” tandasnya. (Oke)




Vaksin Booster Kedua Mulai Diberikan kepada Nakes di Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Tenaga kesehatan (Nakes) di Kabupaten Lebak mulai mendapatkan vaksin COVID-19 keempat atau booster kedua.

Vaksinasi booster kedua mulai dilakukan terhadap nakes dan seluruh pegawai yang berada di lingkungan kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak.

“Hari ini sedang berlangsung vaksinasi booster tahap kedua bagi tenaga kesehatan dan pegawai di Dinkes Lebak. Ribuan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi booster kedua,” kata Kasi Imunisasi, Surveilans dan Krisis Dinkes Lebak, Tb Mulyawan kepada Kabar6.com, Jumat (26/8/2022).

Meski sudah mendapat vaksin booster pertama, akan tetapi nakes menjadi prioritas sasaran vaksinasi booster kedua karena merupakan kelompok yang sangat berisiko tinggi terpapar COVID-19.

“Iya karena nakes ini kan kelompok yang paling rentan ya, paling memiliki risiko tinggi bisa terpapar. Jadi antibodinya juga harus dinaikkan lagi,” terang Mulyawan.

**Baca juga:Lusa Pengurus Apdesi Lebak Dilantik, DPRD Ingatkan soal Tugas Berat Membangun Desa

Pemberian vaksinasi booster kedua ini juga bersamaan dengan terus digenjotnya vaksinasi dosis kedua dan booster pertama kepada masyarakat umum yang saat ini masih rendah.

Untuk dosis pertama sudah mencapai 82,33 persen, dosis kedua 65,87 persen, dosis ketiga atau booster pertama masih 22,27 persen dan booster kedua yakni 2,26 persen.

“Kami terus mendorong agar cakupan dosis kedua dan ketiga khususnya meningkat melalui gerai yang rutin disiapkan setiap Kamis di pendopo dan tiap-tiap puskesmas,” katanya.(Nda)




JIP Bersama Komunitas Rentan Lakukan Pendokumentasian: Mereka Pengidap HIV Mengalami Kekerasan

Kabar6.com

Kabar6-Jaringan Indonesia Positif (JIP) bersama dengan beberapa komunitas rentan atau Komunitas Orang Dengan HIV dan Kelompok resiko tinggi serta rentan terinfeksi HIV, serta CSO melakukan pendokumentasian kasus melalui diskusi terkait kasus kekerasan terhadap perempuan dengan HIV di 13 kabupaten kota di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Deputi Program JIP Timotius Hadi mengatakan, berdasarkan Catatan Tahunan (Catahu) yang dikeluarkan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) di tahun 2020 sebanyak 203 perempuan dengan HIV mengalami kekerasan dari pasangan mereka baik suami atau pacar.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa mereka sedang mengakses pengobatan Anti Retroviral (ARV) dan mereka juga kerap kali mengalami kasus kekerasan dalam bentuk fisik, psikis, seksual dan ekonomi.

“Ini menjadi sangat penting buat komunitas, jika kekerasan tersebut masih tetap terjadi dan tidak ada penanganan yang sesuai, maka kecemasan kami adalah ini akan berdampak buruk terhadap penyintas dan tentu menghambat rencana pemerintah dalam mengakselerasi penanganan HIV di Indonesia,” ujarnya di Grand Soll Marina, Kota Tangerang, (25/8/2022).

Sejak 2 tahun terakhir, dijelaskannya, pihaknya terus bersinergi dengan layanan kesehatan, dalam hal ini Rumah Sakit dan Puskesmas. Pihaknya mendorong terbentuknya layanan kesehatan yang nyaman dan mudah diakses oleh komunitas orang yang hidup dengan HIV serta komunitas yang rentan terinfeksi HIV.

Hal ini, menurutnya, dilakukan sebagai bentuk komitmen JIP mendukung pemerintah untuk mencapai target Ending AIDS pada tahun 2030.

“Bagaimana bisa kita mencapai target tersebut jika terjadi kekerasan dalam bentuk stigma dan diskriminasi yang dialami orang dengan HIV dan orang yang rentang terinfeksi HIV. Apalagi jika kekerasan tersebut menyebabkan keengganan mereka untuk melakukan tes maupun pengobatan,” terangnya.

Sejalan dengan pernyataannya, dirinya mengungkapkan fakta lain yang didapatkan dari serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh JIP bahwa mereka yang mengalami kekerasan enggan datang ke layanan kesehatan.

Serta masih banyak petugas kesehatan di Puskesmas yang perlu mendapatkan peningkatan kapasitas konseling dan pemahaman Kekerasan terhadap Perempuan & Anak (KTPA), beberapa korban kekerasan seksual langsung mendapatkan rujukan untuk melakukan tes HIV.

**Baca juga: Satu Warga Cilegon Diduga Suspek Cacar Monyet

Adapun rekomendasi yang diusulkan oleh JIP bersama komunitas rentan terkait penanganan KTPA, antara lain; meminta Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mendorong puskesmas membentuk Poli KTPA, mendorong peningkatan intensitas koordinasi di tingkat kecamatan, Standarisasi penanganan KTPA di puskesmas, Update media informasi dan direktori kontak layanan penanganan KTPA.

“Semoga upaya kami bersama komunitas rentan lainnya dapat mendorong layanan KTPA yang ramah, khususnya buat orang yang hidup dengan HIV. Dan kami berkomitmen untuk tetap bekerjasama dan berkoordinasi dengan layanan kesehatan dan sektor terkait seperti Komnas Perempuan, P2TP2A dan institusi lainnya dalam penanganan KTPA pada sektor layanan kesehatan,” tutupnya.(eka)




Satu Warga Cilegon Diduga Suspek Cacar Monyet

Kabar6.com

Kabar6-Salah satu warga di Kota Cilegon, Banten, diduga kuat suspek atau tertular cacar monyet atau mongkeypox. Hal itu terlihat dari gejala yang dialaminyabsaat memeriksakan diri ke Puskesmas Pulomerak pada Senin, 08 Agustus 2022 lalu.

Menurut Kepala Puskesmas Pulomerak, Isnayati, pasien berinisial Y dan berusia 60 tahun itu mengeluhkan sakit kepala, nyeri otot dan sakit punggung. Keluhan-keluhan tersebut hampir mirip seperti sakit cacar monyet.

“Pasien ini mengeluhkan adanya bintil-bintil mirip seperti cacar monyet atau monkeypox,” kata Kepala Puskesmas Pulomerak, Isnayati, Rabu (10/08/2022).

Puskesmas telah mengambil sampel PCR khusus cacat monyet, serum dan krusta dari terduga suspek beserta keluarga terdekatnya. Semuanya sudah dikirim ke Labkesda Provinsi Banten dan sedang diteliti.

**Baca juga:Guru di Cilegon Dapatkan Pelatihan Tilawah Membawa Al-quran

Menurut Kepala Puskesmas Pulomerak, Isnayati, penularan cacat monyet salah satunya disebabkan ada kontak erat dari monyet dengan manusia melalui gigitan hingga cairan tubuh.

“Semua sedang kami pantau, kami juga telah mengambil sampel spesimen ke pihak keluarganya. Ini kita lakukan agar tidak menyepelekan penyakit ini. Semoga pemeriksaan laboratorium hasilnya negatif,” terangnya.

Masyarakat yang merasakan gejala cacat monyet, diharapkan segera datang ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk diperiksa kesehatannya agar bisa ditangani secara medis dengan cepat.(Dhi)




DPRD Geram soal Kelalaian Pemberian Obat Kadaluarsa di Karang Tengah

Kabar6.com

Kabar6-DPRD Kota Tangerang menyoroti terkait pemberian obat kadaluarsa yang terjadi di Posyandu Bunga Kenanga, Kecamatan Karang Tengah. Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) membenarkan atas kejadian tersebut akibat kelalaian petugas puskesmas.

Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang, Turidi Susanto mengatakan jika terjadi kelalaian meminta agar pasien tidak terjadi apa-apa. Pihaknya mendorong kepada Dinas Kesehatan Kota Tangerang untuk lebih teliti dalam pemberian obat. Apalagi pemberian obat-obatan yang sudah kadaluarsa.

“Artinya kemasan segala macam kan disitu jelas, harus lebih teliti. Jangan sampai para dokter ataupun tenaga medis sembarangan ngasih obat kadaluarsa ini kan berefek fatal. Apalagi ini anak kecil,” ujar Turidi saat dimintai keterangan di Gedung DPRD Kota Tangerang, Rabu (10/8/2022).

Turidi meminta kepada Dinkes untuk dapat memberikan teguran ataupun peringatan kepada tenaga medis tersebut yang telah melakukan kelalaian.

“Saya berharap ini ya minimal dari Dinkes memberikan teguran, surat peringatan kepada tenaga medis yang melakukan kelalaian tersebut,” katanya.

Meski demikian, kata Turidi, pihaknya baru mendapatkan informasi terkait adanya pemberian obat kadaluarsa tersebut. Pihaknya pun nanti bakal memanggil Dinkes untuk dimintai klarifikasi soal kasus tersebut.

“Nanti pada saat mengadakan hearing atau pemanggilan melalui mekanisme Komisi II meminta klarifikasi ke Dinkes,” tegasnya.

“Saya lihat (sanksi) dikembalikan tingkat kelalaian, ada unsur kesengajaan atau malas segala macam. Dengan adanya pembelajaran ini agar lebih teliti lagi,” tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinkes Dini Anggareni mengatakan kronologis kejadian pada Senin (8/8) bahwa petugas puskesmas menemukan tiga obat PCT drop kadaluarsa di dalam tas Posyandu.

Kemudian, langsung dipisahkan dan berencana diserahkan ke petugas Farmasi Puskesmas. Namun, saat sampai Puskesmas petugas tersebut lupa menyerahkan kepada petugas Farmasi Puskesmas.

Lanjutnya pada Selasa (9/8), saat pelaksanaan BIAN di Kenanga Pondok Pucung, obat tersebut terbawa sehingga diberikan kepada pasien karena berasal dari tas yang sama tanpa memeriksa kembali ED (expired date) obat yang diberikan. Kemudian diperoleh laporan dari kader atas kondisi salah satu bayi yang telah meminum obat dan petugas langsung bergerak melakukan penarikan obat tersebut.

**Baca juga:Dinkes Akui Lalai soal Pemberian Obat Kadaluarsa ke Pasien di Karang Tengah

“Kami sangat menyayangkan kejadian ini, dan memohon maaf sebesar-besarnya kepada para keluarga atas kelalaian pengelolaan obat yang terjadi diluar gedung Puskesmas. Diketahui, Posyandu sudah tidak aktif 2 tahun karena pandemi. Obat yang lama ini belum sempat dilaporkan atau dikembalikan ke petugas farmasi di puskesmas. Sekali lagi, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga pasien,” ujar Dini, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/8/2022).

Dini mengungkapkan pada Rabu (10/8) seluruh petugas baik petugas Posyandu, Puskesmas, Ketua Mutu, UKP, UKM hingga Dinkes langsung melalukan pembahasan untuk menelusuri lebih jauh kejadian tersebut dan segera menindaklanjuti serta melakukan perbaikan atas kondisi kelalaian yang terjadi.

“Petugas sudah langsung melakukan kunjungan ke rumah pasien, serta meninjau dan memeriksa langsung kondisi Arkaa pasca minum obat tersebut. Petugas juga langsung memberikan obat pengganti dan pendukung pemulihan Arkaa. Sambil dilakukan peninjauan lanjutan,” ungkapnya. (Oke)




Dinkes Akui Lalai soal Pemberian Obat Kadaluarsa ke Pasien di Karang Tengah

Kabar6.com

Kabar6-Beredar kabar pemberian obat kadaluarsa yang terjadi di Posyandu Bunga Kenanga, Kecamatan Karang Tengah. Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) membenarkan atas kejadian tersebut akibat kelalaian petugas puskesmas.

Diketahui, kelalaian pemberian obat kadaluarsa terjadi pada balita bernama Arkaa, usai mengikuti Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Dimana balita tersebut diberikan obat penurun panas jika terjadi KIPI usai imunisasi.

Kepala Dinkes Dini Anggareni mengatakan kronologis kejadian pada Senin (8/8) bahwa petugas puskesmas menemukan tiga obat PCT drop kadaluarsa di dalam tas Posyandu. Kemudian, langsung dipisahkan dan berencana diserahkan ke petugas Farmasi Puskesmas. Namun, saat sampai Puskesmas petugas tersebut lupa menyerahkan kepada petugas Farmasi Puskesmas.

Lanjutnya pada Selasa (9/8), saat pelaksanaan BIAN di Kenanga Pondok Pucung, obat tersebut terbawa sehingga diberikan kepada pasien karena berasal dari tas yang sama tanpa memeriksa kembali ED (expired date) obat yang diberikan.

Kemudian diperoleh laporan dari kader atas kondisi salah satu bayi yang telah meminum obat dan petugas langsung bergerak melakukan penarikan obat tersebut.

“Kami sangat menyayangkan kejadian ini, dan memohon maaf sebesar-besarnya kepada para keluarga atas kelalaian pengelolaan obat yang terjadi diluar gedung Puskesmas. Diketahui, Posyandu sudah tidak aktif 2 tahun karena pandemi. Obat yang lama ini belum sempat dilaporkan atau dikembalikan ke petugas farmasi di puskesmas. Sekali lagi, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga pasien,” ujar Dini, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/8/2022).

Dini mengungkapkan pada Rabu (10/8) seluruh petugas baik petugas Posyandu, Puskesmas, Ketua Mutu, UKP, UKM hingga Dinkes langsung melakukan pembahasan untuk menelusuri lebih jauh kejadian tersebut dan segera menindaklanjuti serta melakukan perbaikan atas kondisi kelalaian yang terjadi.

“Petugas sudah langsung melakukan kunjungan ke rumah pasien, serta meninjau dan memeriksa langsung kondisi Arkaa pasca minum obat tersebut. Petugas juga langsung memberikan obat pengganti dan pendukung pemulihan Arkaa. Sambil dilakukan peninjauan lanjutan,” ungkapnya.

**Baca juga:DPRD Kota Tangerang Sidak Makam Syekh Buyut Jenggot

Kendati demikian, Dinkes juga sudah melayangkan teguran ke petugas Puskemas yang bersangkutan, serta melayangkan surat teguran kepada Kepala Puskesmas untuk lebih teliti atas pengelolaan obat baik di dalam maupun di luar Puskesmas.

“Puskesmas diperintahkan untuk ikut memperhatikan ketepatan pemberian obat dan pelayanan kesehatan di luar gedung Puskesmas,” tegasnya.

Dini meminta tidak ada lagi kejadian serupa. Dinkes melalui Bidang Pelayanan Kesehatan akan terus memantau pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya pada ketersediaan dan ketepatan pemberian obat-obatan.

“Ini menjadi evaluasi besar pastinya, akan kian diperketat agar hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi. Pastinya, kelalaian ini jangan sampai kembali terjadi,” tegasnya. (Oke)




Momentum Hari Otak Sedunia, Siloam Hospitals Edukasi Empat Hal Utama Kesehatan Otak Manusia

Kabar6.com

Kabar6 – Hari Otak Sedunia menjadi peringatan tahunan yang amat penting. Lantaran, di zaman modern seperti sekarang ini, semakin banyak masalah kesehatan yang berhubungan dengan neurologi atau sistem saraf, terutama pada organ otak.

Peringatan Hari Otak Sedunia atau World Brain Day yang dirayakan setiap tanggal 22 Juli itu, turut dikampanyekan Siloam Hospitals Lippo Village melalui edukasi dan diskusi antar keluarga pasien atau pasien rawat pasien. Diskusi yang dikemas dengan suasana santai tersebut mampu menyita lebih dari 20 pasangan pengunjung yang hadir di area lobby rumah sakit.

Lalu, Apa pesan utama dari Hari Otak Sedunia tahun 2022 yang disampaikan manajemen Siloam Hospitals Lippo Village?

Direktur Siloam Hospitals Lippo Village, dr. Jeffry Oeswadi MARS., menyampaikan ada lima hal yang fokus dikampanyekan dalam rangka world brain day tahun 2022, yaitu :

Kesadaran : Kesehatan otak sangat penting untuk Kesehatan fisik, mental dan sosial seseorang.

Pencegahan : Kebanyakan penyakit otak sebenarnya bisa dicegah

Advokasi : Pendidikan adalah kunci untuk Kesehatan otak

Akses : Kesamaan akses untuk sumber daya, perawatan dan rehabilitasi itu sangat penting untuk Kesehatan otak.

“Karena kesehatan otak itu secara khusus memang harus pemiliknya yang menjaga, baik secara fisik maupun mental. Karena para dokter hanya menjaga jika sudah terjadi gejala penyakit terkait organ otak atau dalam proses penyembuhan”, tutur Jeffry Oeswadi, Jumat (22/07/2022) di Lippo Karawaci Tangerang.

Merangsang Kerja Otak Secara Berkelanjutan

Menilik betapa pentingnya peran otak, masyarakat harus lebih sadar akan efek kesehatan otak dan memulai upaya pencegahan agar organ ini tak mengalami gangguan.

Dokter Spesialis Bedah Siloam Hospitals Lippo Village (SHLV), dr. Petra Octavian P Wahjoepramono Sp.BS., pada momentum Hari Otak Sedunia yang dikemas dalam edukasi bincang santai oleh manajemen SHLV, Petra mengingatkan agar kinerja organ otak dapat terjaga melalui stimulus saraf agar otak senantiasa berfungsi.

“Konsumsi obat, termasuk kemoterapi bukan penyebab utama seseorang mengalami demensia atau kepikunan, agar otak kita tetap berfungsi dengan baik, cara terbaik adalah dengan menggunakannya”, ungkap Petra Octavian pada sesi diskusi dari sejumlah pertanyaan pengunjung.

Menurut Petra Octavian, timbulnya penyakit pikun/demensia pada usia lanjut, disebabkan karena otak tidak mendapatkan rangsangan, termasuk didalam nya menjaga kesehatan mental.

“Jadi otak tetap harus dirangsang agar tetap sehat. Misalnya dengan rutin membaca, melukis, berdiskusi atau menjalankan hobi yang bermanfaat dengan tujuan agar kesehatan mental tetap terjaga “, pungkas Petra Octavian dokter spesialis bedah saraf yang keseharian berpraktek tetap di Siloam Hospitals Lippo Village ini.(fit)




Jelang Pemilihan Ketua IDI Tangsel, Anggota: Intinya Sinergi Wujudkan Masyarakat Sehat

Kabar6.com

Kabar6-Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akan segera memilih sosok ketua baru pada Sabtu 25 Juni 2022.

Sejauh ini, terdapat kedua Calon pimpinan pada IDI Kota Tangsel yaitu Suhara Manullang dan Fajar Siddiq.

Anggota IDI Kota Tangsel, Taufik Dipa Sempana mengatakan, panitia pemilihan yang sudah mempersiapkan sejak awal, harus memiliki semangat bekerja dan bersikap profesional sehingga pemilihan dapat berjalan aman dan lancar.

“Intinya itu (siapa pun yang terpilih, red) harus bersinergi dengan pemerintah untuk sama-sama mewujudkan masyarakat Tangsel yang sehat,” ujarnya, Selasa (21/6/2022).

Dirinya menjelaskan, bahwa dirinya sudah mengenal karakter dari kedua calon pimpinan di Ketua IDI Tangsel ini.

Namun, dirinya berharap, pimpinannya nanti yang mengurus organisasi profesi terbesar ini di nakhodai oleh orang yang berpengalaman dan mempunyai track record yang bagus di Tangsel.

“Secara track record, kalau di pemerintahan pak Suhara lebih berpengalaman untuk mengerti arah kebijakan Pemkot Tangsel. Karena beliau pernah di Dinkes, di rumah sakit, dan pengurus IDI juga. Mungkin lebih cepat memahami maksud dari program pemkot ini. Sedangkan pak Fajar memilki pengalaman di bidang kedokteran dan organisasi,” jelasnya.

Taufik berharap, kepada yang nanti terpilih sebagai ketua IDI memiliki jiwa kekeluargaan yang tinggi sehingga dapat mengayomi seluruh anggota dan memiliki pandangan selaras dengan program pemerintahan, untuk mengatasi Covid-19.

Pasalnya, kata Taufik, mengikuti program pemerintah dalam mengatasi virus tersebut turut memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat Tangsel.

“Mengatasi pandemi Covid-19, mengantisipasi dan lainnya, itu kan termasuk program pemerintah, itu yang kita dukung. Meskipun pemerintah menyatakan harus lockdown, IDI harus menyikapi dengan berbagai skenario-skenario untuk memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat,” katanya.

**Baca juga: Jelang Pemilihan Ketua IDI Tangsel, Pengamat: Tim Pansel dan Steering Commitee Wajib Tegas

Selain itu Taufik juga berharap kepada ketua terpilih mendatang, bisa memberikan kemudahan kepada anggota IDI Tangsel dalam akses di bidang pelayanan kesehatan, dan memiliki jaringan luas ke stakeholder yang ada di wilayah Tangsel.

“Siapapun nantinya yang terpilih dari dua calon ketua ini, bisa memberikan kontribusi positif, semangat baru dan benar benar menjiwai memiliki organisasi IDI,” tutupnya.(eka)




BJPS Kesehatan Kembangkan Inovasi Mobile JKN

kabar6.com

Kabar6-BPJS Kesehatan semakin aktif mengembangkan inovasi dan kreatifitas. Terlebih banyaknya fitur-fitur di Aplikasi Mobile JKN, Chat Assistant JKN (CHIKA) dan Pelayanan Administrasi Melalui Whatsapp (PANDAWA). Dan juga sebagai wujud kepedulian kepada peserta, BPJS Kesehatan meluncurkan program Rencana Pembayaran Iuran Bertahap (REHAB) yanag dapat di cek di Aplikasi Mobile JKN.

“Demi kenyamanan dan memudahkan peserta kita terus melakukan inovasi terutama pada Aplikasi Mobile JKN. Untuk sekarang ini ada Fitur unggulan di Mobile JKN, yakni Kartu Indonesia Sehat (KIS) digital,”

“Jadi, peserta tidak perlu repot datang ke Kantor BPJS Kesehatan hanya untuk cetak kartu, cukup dengan menunjukan kartu digital tersebut ke petugas Fasilitas Kesehatan (Faskes) peserta sudah dapat menggunakan program JKN,” ujar Kepala Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta (KPP), Tiasa Nugraha Arisapna dalam kegiatan Ngopi JKN di Tangerang, Senin (20/6/2022).

Meskipun sudah banyak fitur, BPJS Kesehatan terus mengembangkan Aplikasi Mobile JKN demi memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan. Adapun fitur berikutnya adalah antrean online yang terdapat dalam Aplikasi Mobile JKN yang dapat digunakan untuk antrian di Fasilitas Kesehatan pertama di Klinik atau Puskesmas maupun rujukan di Rumah Sakit.

Tiasa menjelaskan selain Mobile JKN, ada pula pelayanan informasi melalui chatting yang direspon oleh robot atau tokoh virtual yang dapat di akses di Facebook Massenger, Whatsapp di nomor 08118750400 dan Telegram di @Chika_BPJSKesehatan_bot .

Dalam layanan Chika terdapat layanan cek status kepesertaan, tagihan, skrining kesehatan, tutorial aplikasi Mobile JKN. Namun jika kebutuhan peserta untuk perubahan data, maka akan dipandu ke layanan pandawa yakni pelayanan administrasi melalui whatsapp dengan nomor 08118165165 dengan jam pelayanan 08.00 – 15.00 WIB”

**Baca juga: Kasus PMK di Kota Tangerang Bertambah, Jadi 500 Kasus

Pelayanan Administrasi Melalui Whatsapp (PANDAWA) ialah pelayanan yang di kelola langsung oleh petugas dari BPJS Kesehatan Cabang. Peserta cukup mengirimkan pesan ke Pandawa, lalu akan dikirimkan link formulir isian terkait kebutuhan peserta. Dan akan dilanjutkan oleh petugas untuk di tindak lanjuti.

“Ada juga program terbaru kami yaitu Rencana Pembayaran Iuran Bertahap (REHAB) yang berguna untuk peserta yang menunggak diatas 3 bulan. Program Rehab dapat menjadi solusi peserta yang memang keberatan membayar seluruh tunggakan dengan sekali bayar. Dalam program ini peserta dapat mengajukan cicilan iuran dengan maksimal jangka waktu 12 bulan. Peserta dapat mengajukan program tersebut di kanal Aplikasi Mobile JKN. Status kepesertaan akan aktif jika tunggakan sudah terlunasi semua dan dapat digunakan kembali,” jelasnya. (Oke)