oleh

Cari solusi pengangguran di Indonesia: “Bangun Generasi Mustahil Miskin”

image_pdfimage_print

Kabar6-Ippho Santosa, Inisiator Umar Usman Business School mengatakan tentang pentingnya menjadi entrepreneur di tengah pengangguran yang menjadi masalah serius di negara berkembang.

“Persentase jumlah entrepreneur di Indonesia sangat kecil, jauh angkanya dari negeri maju. Muslim yang menjadi entrepreneur mungkin hanya sekitar satu persen, padahal Nabi Muhammad dan keluarga, sahabat banyak yang jadi entrepreneur. Menjadi entrepreneur ini adalah sunah, niatkan untuk mendapat rida Allah. Berbisnis bagian syiar dalam islam” ucap Ippho dalam webinar di Kampus Bisnis Umar Usman GREAT Edunesia Sabtu, 29 Juni 2024.

Selanjutnya setelah menanamkan pentingnya memiliki karakter entrepreneurship, Ippho berbagi tips bagaimana memulai bisnis. Ippho menjelaskan bahwa berbisnis tidak harus memiliki toko atau karyawan, tapi bisnis dimulai dari disiplin dalam melakukan penawaran. **Baca Juga: Desain dan Warna Paspor RI Terbaru Diterbitkan untuk 17 Agustus 2025

“Munculkan keberanian untuk memberikan penawaran lalu konsisten. Agar konsisten maka kita perlu rasakan manfaat dari produk, jadikan kebiasaan, disiplin dalam penawaran, serta jadi motivasi untuk memberikan contoh pada tim kita”,jelas Ippho.

Adapun dalam sesi inti webinar, ustad Luqmanul Hakim berpesan agar seorang memperhatikan sosial medianya.Seorang muslim tidak boleh riya, jangan memposting di media sosial untuk mengharap pujian manusia. Beliau pun membacakan surat Ali-Imran ayat 120.

“Dari Surat Ali-Imran ayat 120 tersebut maka saya berpesan jangan posting everything, belajar untuk memilah-milah postingan, karena ini akan membangun mental kita. Jangan curhat sama sembarang orang, kalaupun kita posting kesedihan, akan ada orang yang bersyukur di atas kesedihan kita. Begitu pun Ketika kita memposting kesuksesan, bisa jadi ada orang yang hasad dengan kesuksesan tersebut” pesan ust Luqman.

Selain itu Ust yang akrab dipanggil Ayah Man ini berpesan untuk membuang mental miskin dan selalu kurang dalam diri seorang muslim, inilah Langkah pertama membangun generasi mustahil miskin. Kemudian beliau membacakan surat An-Najm ayat 43-45 serta 48.

“Coba perhatikan surat An-Najm ayat 43 sampai 45. “dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis; dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan; dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan Wanita” ketiga ayat beruntun ini menunjukan tentang kondisi lawan kata. Tapi perhatikan dalam surat yang sama di ayat ke 48 “dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan”, maka lawan dari kekayaan bukan kemiskinan tapi kecukupan. Inilah mindset yang harus diubah, orang itu miskin karena mindsetnya merasa selalu kurang” pesan ust. Luqman.

Sebagai bagian dari GREAT Edunesia, Kampus Bisnis Umar Usman telah menjadi lembaga pendidikan berpengalaman dan terpercaya selama lebih dari 11 tahun dengan melahirkan para pengusaha berkarakter.

Melalui seminar parenting ini, Kampus Bisnis Umar Usman berharap ada satu persepsi antara orang tua dan anak demi satu tujuan yakni mengantarkan anak-anak sukses di bidangnya, memiliki karakter entrepreneurship, sehingga bisa diterima dimanapun mereka berada.

Entrepreneurship pada remaja akan berkembang dengan dukungan lingkungan terdekat seperti orang tua, budaya pengasuhan yang dibangun dalam keluarga, dan system pendidikan yang sesuai.

Tak kalah penting perlu dipahami orang tua dan anak sebagai calon entrepreneur muda bahwa bidang entrepreneurship tidak bisa hanya dengan teori tapi harus di dukung dengan praktek. Pola pendidikan serta pengajaran yang tepat dari sebuah institusi pendidikan juga mendukung anak menjadi entrepreneur yang sukses.

Mengambil tema “Membangun Generasi Mustahil Miskin”, acara ini diikuti oleh para orang tua maupun mahasiswa yang memiliki ketertarikan ada dunia entrepreneurship. Sebanyak 150 peserta hadir antusias mendengarkan paparan dari dua pembicara.(red)

Print Friendly, PDF & Email