oleh

BPS Tangsel: Periode Desember Fase Rawan Inflasi Naik

image_pdfimage_print
Disperindag Tangsel pantau sembako di Pasar Serpong.(yud)

Kabar6-Inflasi tahunan atau year on year (YoY) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada periode Januari hingga Juli 2016, tembus pada angka 2,62 persen.

Angka itu jauh menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama.

‎Demikian dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik Kota Tangsel, Faidzin, Selasa (27/9/2016).

Menurutnya, inflasi tahunan atau year on year Kota Tangsel pada periode Januari hingga Juli 2016 jauh lebih rendah dibanding bulan yang sama tahun 2015 lalu.

“YoY (year on year) per Januari hingga Juli kita sebesar 2,62 persen atau jauh lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2015 yang mencapai 8,84 persen. Untuk inflasi Juli saja 0,34 persen sementara Juli tahun lalu 3,24 persen,” katanya.

Diterangkan, rendahnya angka inflasi itu, lantaran kemampuan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tangsel, untuk menekan sejumlah harga barang konsumsi di Tangsel. Selain juga adanya pelemahan ekonomi nasional.

Faidzin uraikan, iInflasi masih dikarenakan barang konsumsi, seperi bawang merah dan putih, daging ayam ras, kentang, melon, cabai merah, kelapa, minyak goreng, rokok kretek, susu balita, telur ayam ras, wolter, rokok filter.

“Emas perhiasan dan tarif listrik yang mengalami kenaikan tarif,” terangnya.

Dia memperkirakan, inflasi tahunan 2016 ini tidak setinggi tahun 2015 kemarin yang menyentuh angka dua digit. Presentasenya mencapai 10 persen lebih di tahun lalu, dan saat ini inflasi masih terkendali.

“Biasanya di Desember akan ada kenaikan karena libur tahun baru dan natal,”‎ sebutnya memperkirakan fase rawan inflasi meroket.

Meski begitu, Dia juga mewaspadai rendahnya inflasi yang terjadi hingga bulan 9 ini, menurutnya, inflasi yang terlalu rendah juga tidak baik untuk menyokong ekonomi daerah.

Secara populasi, kota berpenduduk 2.4 juta jiwa ini juga didomimasi kalangan mandiri atau wirausaha. Dari data sensus ekonomi yang dilakukan pihaknya beberap waktu lalu.

Menunjukkan peningkatan jumlah wirausaha di Tangsel sebesar 127 persen  atau 106.574 orang berwirausaha dibanding tahun sebelumnya.**Baca juga: Polisi dan BPOM Gerebek Pabrik Minuman “Ilegal” di Tangerang.

“Untuk data lengkap masih diolah oleh Provinsi, baru akan bisa dirilis pada Desember,” ucapnya.**Baca juga: Polisi Temukan Potongan Jari Pengamen yang Dibunuh dan Dibuang ke Cisadane.

Sementara untuk angka kemiskinan sendiri, berdasarkan data tahun 2015, Kota Tangsel menduduki Kota yang paling sedikit penduduk miskinnya dibanding 7 Kota/ Kabupaten lain yang ada di provinsi Banten.**Baca juga: Pengamen Bantai Pengamen di Tangerang, Satu Tewas Empat Ditangkap.

“Data 2015 Penduduk miskin Tangsel 1,6 persen dari jumlah populasi,” tambah Faidzin.(yud)

Print Friendly, PDF & Email