Kabar6-Sebuah rekaman CCTV menunjukkan seorang pria berusia 20-an memasuki toko di tenggara Kota Jinju, Korea Selatan (Korsel), setelah tengah malam dan meninju sekaligus menendang wanita pekerja toko swalayan tersebut.
Pria yang tak diungkap identitasnya itu juga menyerang pelanggan lain, berusia 50-an, yang mencoba melakukan intervensi. Rupanya, melansir Koreaherald, pria tadi mengira si wanita pekerja toko adalah seorang feminis, gara-gara berambut pendek. “Karena kamu berambut pendek, kamu pasti seorang feminis. Saya seorang chauvinis laki-laki, dan menurut saya feminis pantas untuk diserang,” kata pelaku.
Pria tersebut melanjutkan penyerangannya hingga dihentikan oleh polisi yang tiba di lokasi kejadian. Pihak berwenang mengatakan, pelaku dalam kondisi mabuk, dan sebelumnya didiagnosis serta dirawat karena skizofrenia.
Diketahui, di antara negara-negara maju secara ekonomi, Korsel sering kali menduduki peringkat sebagai salah satu negara dengan jumlah pekerja wanita terburuk, dengan kesetaraan gender yang buruk. Perasaan anti-feminis juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di kalangan laki-laki muda yang merasa dirugikan oleh diskriminasi terbalik.
Setelah serangan yang terjadi pada korban menyebabkan wanita tersebut menderita cedera telinga dan ligamen yang serius, namun tidak dalam kondisi yang mengancam jiwa. Pelanggan yang melakukan intervensi juga menderita patah tulang wajah dan bahu setelah dipukul dengan kursi.
Pengadilan menyetujui surat perintah penangkapan, yang memungkinkan polisi untuk menahan tersangka pelaku. Media lokal melaporkan, tersangka membantah beberapa tuduhan dan mengatakan dia mabuk dan tidak dapat mengingat kejadian tersebut.
Menurut laporan, wanita dengan rambut pendek dan dipotong telah menjadi sasaran serangan sebelumnya di Korsel, di mana banyak komentator misoginis mengasosiasikan gaya rambut dengan feminisme, sebuah istilah yang disamakan dengan pembenci pria.(ilj/bbs)