“Saat kejadian, hanya ada dua orang anggota dari Polsek Sepatan. Itupun tidak berani bertindak tegas,” ujar Anggota DPRD Kabupaten Tangerang, Moch Nawa Said Dimyati yang kebetulan tinggal 500 meter dari lokasi kejadian.
Menurut Nawa, setelah bentrok pecah dan jatuh korban, barulah kembali datang seorang Binamas setempat. “Bila ditangani cepat, seharusnya bentrokan yang mengakibatkan tewasnya Andi tidak perlu terjadi,” ujar Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kabupaten Tangerang itu lagi.
Saat kejadian, Nawa sendiri sedang menjadi khotib di mesjid 500 meter dari lokasi kejadian. “Saya sempat meminta warga untuk menenangkan diri,” ujarnya.
Bahkan, lanjut Nawa, pascapecahnya bentrok, polisi yang datang ke lokasi kurang dari 20 orang. Padahal, saat itu suasana dilokasi masih panas.
“Bahkan, pada pagi hari saat pemuda Kampung Karet kembali melakukan sweeping, salah seorang polisi sempat kena tonjok. Tapi saya gak tau siapa namanya,” ujar Nawa lagi.
Kejadian ini, kata Nawa, membuktikan bahwa penempatan 1 personil Binamas pada 1 desa sudah tidak efektif. “Melihat kondisi sekarang, idealnya 1 desa 5 Binamas,” ujarnya.
Seperti diketahui, dua kelompok pemuda di Kampung Karet, Desa Karet, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, terlibat bentrokan, Selasa (15/10/2013).
Dalam bentrokan itu, Andi (25), pemuda RT 03/03, Kampung Karet, tewas terkena bacokan disekujur tubuh. Jenazah korban kini dievakuasi ke RSUD Tangerang.
Usai bentrokan, sekelompok warga Kampung Karet kembali menyerang warga di Kampung Karet Kapling. Dalam penyerangan itu, salah seorang warga Kampung Karet Kapling menjadi korban penganiayaan oleh warga Kampung Karet.(agm/tom migran)