oleh

Nasaruddin Umar: Masjid Istiqlal Menuju Mercusuar Islam di Asia Tenggara

image_pdfimage_print

Kabar6 – Masjid Istiqlal ikon keagamaan terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, berkomitmen untuk memperkuat posisinya sebagai mercusuar Islam di wilayah ini.

Dalam pertemuan strategis antara Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Dr KH Nasaruddin Umar, M.A., dan Dr Amr Al Wardany dari Dar Al Ifta Mesir, diuraikan visi besar untuk menjadikan Masjid Istiqlal sebagai pusat keagamaan yang setara dengan Al-Azhar di Mesir.

Prof Nasaruddin menjelaskan bahwa visi ini bukan hanya tentang menjadi pusat ibadah, tetapi juga menjadi pusat pendidikan, penelitian, dan pelayanan keagamaan yang inklusif. “Masjid Istiqlal memiliki potensi besar untuk menjadi pusat Islam moderat yang bisa menjadi rujukan di seluruh Asia Tenggara. Untuk mencapai itu, diperlukan kolaborasi lintas negara dan perencanaan strategis yang matang,” tegas beliau dalam keterangan tertulis Kamis (10/10/2024).

Salah satu pilar utama dalam visi besar ini adalah modernisasi layanan dan infrastruktur masjid, termasuk digitalisasi literasi Islam. Platform digital yang akan diluncurkan oleh Masjid Istiqlal diharapkan dapat menyediakan akses ke berbagai bahan ajar, buku-buku digital, dan halaqah ilmiah secara online.

“Kami ingin membawa Islam lebih dekat dengan generasi muda yang sangat akrab dengan teknologi. Digitalisasi ini adalah langkah penting untuk memperluas jangkauan dakwah dan pendidikan,” ujar Prof Nasaruddin.

** Baca Juga: Ombudsman Banten Temukan SMA Kelebihan Kapasitas pada PPDB 2024

Selain itu, Masjid Istiqlal juga akan memfokuskan diri pada pembangunan pusat riset strategis yang berfungsi sebagai laboratorium intelektual. Pusat ini diharapkan dapat menghasilkan gagasan-gagasan segar dalam kajian radikalisme, kefatwaan, dan isu-isu keagamaan kontemporer lainnya.

Dr Amr Al Wardany menyambut baik inisiatif ini dan menambahkan bahwa untuk menjadi mercusuar Islam, Masjid Istiqlal harus mampu menjembatani perbedaan-perbedaan sosial dan keagamaan di tingkat global.

“Masjid Istiqlal memiliki posisi unik untuk memimpin dialog lintas agama di kawasan ini, dan itu harus didorong lebih jauh melalui kolaborasi dengan lembaga keagamaan internasional,” ungkap Dr Amr.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Masjid Istiqlal diharapkan dapat menjadi salah satu pusat keagamaan Islam yang tidak hanya dikenal di Asia Tenggara, tetapi juga di dunia Islam secara keseluruhan. Visi besar ini sejalan dengan peran Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia dan pelopor dalam mempromosikan Islam yang moderat, inklusif, dan damai. (red)