oleh

XL Axiata Dorong Peningkatan Produktivitas Pelaku UKM dan Nelayan di Pandeglang

image_pdfimage_print

Kabar6-Demi meningkatkan produktivitas bagi para pelaku UKM dan nelayan di daerah tertinggal terutama di Kabupaten Pandeglang.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bersama PT XL Axiata Tbk menyelenggarakan pelatihan pemanfaatan teknologi digital terutama para perempuan yang mengelola usaha kecil rumahan serta para istri nelayan.

Group Head Corporate Communication XL Axiata, Tri Wahyuningsih, mengatakan, sengaja berkolaborasi dengan Kementerian Desa PDTT agar program ini tepat sasaran, sekaligus sebagai upaya XL Axiata untuk mendukung percepatan pembangunan daerah tertinggal.

“Kami sepakat dengan visi pemerintah yang mendorong pemanfaatan teknologi digital guna memberdayakan potensi ekonomi rakyat di pedesaan dan pelosok daerah seiring dengan terus meluasnya jaringan telekomunikasi dan data,” ungkap Tri.

Menurutnya, sebagai operator penyedia layanan telekomunikasi dan data, XL Axiata merasa ikut bertanggung jawab untuk menyiapkan masyarakat, di wilayah-wilayah di mana Xl Axiata memiliki jaringan dan layanan, agar melek teknologi digital sehingga mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Pengenalan pada manfaat sarana teknologi digital akan sangat dibutuhkan terutama di wilayah-wilayah pelosok tanah air atau di pedesaan di mana masih banyak anggota masyarakat yang belum mengenal banyak tentang keberadaan teknologi digital.

Sebab, kata dia, kaum perempuan menjadi salah satu sasaran program ini, karena perempuan memiliki peran yang tidak kalah penting sebagai pengelola sekaligus penopang ekonomi keluarga.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Samsul Widodo menyampaikan untuk membangun daerah tertinggal tidak dapat dilakukan secara parsial dengan cara-cara ng biasa.

Melainkan juga harus ada inovasi baru melalui pemanfaatan teknologi informasi untuk membangunan daerah tertinggal di semua aspek, termasuk dalam aspek pendidikan dan publik.

Samsul sepakat bahwa kaum perempuan bisa menjadi agen perubahan di pedaesaan dan daerah tertinggal. Karena itu sangatlah penting untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi kalangan perempuan secara berkelanjutan sehingga mampu memanfaa potensi sumberdaya alam di masyarakat sekelilingnya.

“Minimnya pemahaman internet secara dasar dan informasi public merupakan kendala utama di daerah tertinggal,” katanya.

Menurut Samsul Widodo, kondisi di daerah tertinggal hingga saat ini masih memprihatinkan. Dari 18.223 desa di 122 daerah tertinggal, mayoritas desanya merupakan desa sangat tertinggal dan tertinggal berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM).**Baca juga: Pemkab Tangerang Kucurkan Rp1 Milliar Untuk Korban Gempa Palu.

“Sebanyak 42,69 persen atau 7.779 desa adalah desa sangat tertinggal dan sebanyak 41 persen atau 7.471 desa adalah desa tertinggal. Oleh karena itu, Kemendesa PDTT akan terus melakukan percepatan pembangunan bidang pendidikan di daerah tertinggal melalui peningkatan koordinasi dan konsolidasi dengan Kementerian/Lembaga terkait dan pihak swasta seperti yang dilakukan saat ini dengan XL Axiata,” pungkasnya.(Aep)

Print Friendly, PDF & Email