oleh

Wow, Jatuh Cinta Bantu Turunkan Berat Badan

image_pdfimage_print

Kabar6-Jatuh cinta menurut sebuah studi, mungkin merupakan cara yang baik untuk menurunkan berat badan. Penelitian terbaru yang dipublikasikan di Endocrine Society juga menyebutkan, hormon oksitosin atau hormon cinta, dapat membantu mengurangi berat badan.

Penelitian ini, melansir Sindonews, diwakili oleh tim peneliti di ENDO 2019, yaitu pertemuan tahunan Endocrine Society di New Orleans, LA, yang berfokus tentang bagaimana oksitosin mengubah cara orang dengan obesitas memproses gambar makanan berkalori tinggi. Oksitosin adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh. Oksitosin diproduksi di hipotalamus otak dan dilepaskan oleh hipofisis posterior.

Oksitosin adalah hormon penting dan memainkan peran penting dalam interaksi sosial dan ikatan, reproduksi seksual, persalinan, dan menyusui. Hormon ini dilepaskan dalam aliran darah sebagai respons terhadap peregangan serviks dan uterus selama persalinan. Dalam beberapa kasus, bahkan digunakan sebagai obat untuk melahirkan.

Di antara fungsi-fungsi lain, oksitosin juga mempengaruhi hubungan Anda dengan makanan. Hormon ini melemahkan sinyal otak untuk makanan dan karenanya mempengaruhi perilaku makan dan metabolisme. Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan semprotan oksitosin juga dapat memiliki efek pada perilaku makan dengan berinteraksi dengan sirkuit otak.

“Mengetahui bagaimana obat tersebut memberikan efeknya merupakan langkah penting untuk menetapkan oksitosin sebagai pengobatan untuk makan berlebihan dan obesitas,” kata Dr Liya Kerem, pemimpin peneliti studi tersebut, yang merupakan ahli endokrinologi pediatrik di MassGeneral Hospital for Children dan seorang peneliti di Massachusetts.

Penelitian ini dilakukan pada 10 pria muda kelebihan berat badan yang dinyatakan sehat. Subjek dibuat untuk mengunjungi lab dua kali, di mana mereka menerima dosis tunggal semprot oksitosin atau plasebo. ** Baca juga: Hand Sanitizer Lebih Ampuh Dibanding Cuci Tangan dengan Air?

Para peserta tidak mengetahui perawatan apa yang sedang diberikan kepada mereka. Setelah sekira satu jam, para peserta diperlihatkan gambar-gambar benda berkalori tinggi, rendah kalori dan non-makanan saat mereka melewati fMRI (pencitraan resonansi magnetik fungsional) suatu teknik yang mengukur perubahan aliran darah di otak.

Hasilnya, orang yang mengonsumsi oksitosin telah melemahkan konektivitas fungsional antara ventral tegmental area (VTA) dan area otak yang berkaitan dengan motivasi makanan, dibandingkan dengan mereka yang memiliki plasebo. Orang-orang juga tidak mengalami efek samping dari perawatan oksitosin.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email