oleh

Wirausaha Potensial, Distanpangan Kembangkan Budidaya Jamur

image_pdfimage_print

Kabar6-Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distanpangan) Kota Tangerang Selatan kembali meningkatkan pelatihan dan fasilitasi pengembangan budidaya tanaman jamur.

Pada program ini, sebanyak 40 orang calon kelompok tani tampak begitu antusias karena peluang bisnis wirausaha tumbuhan cendawan bersel tunggal atau tidak memiliki klorofil itu hasilnya cukup menjanjikan.

Wakil Walikota Benyamin Davnie menjelaskan, pelatihan ini merupakan salah satu upaya pemerintah guna meningkatkan ekonomi di tengah-tengah keterbatasan lahan di Tangsel.
Karena pada 2030 nanti, jumlah penduduk Tangsel berdasarkan survey Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengalami peningkatan cukup signifikan.

“Ini tantangan bagi Tangsel, bagaimana Pemerintah dan masyarakat mengoptimalkan lahan yang dimiliki,” katanya saat membuka program pelatihan kepada puluhan warga kelompok tani jamur di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jombang, Kecamatan Ciputat, Selasa (19/8/2014).

Menurut Benyamin, pihaknya sengaja menggenjot sektor ekonomi budidaya jamur, karena usaha itu tidak membutuhkan lahan yang luas. “Ini evektif. Cukup dengan lahan 4×6 meter, masyarakat sudah bisa melakoni usaha di halaman rumah masing-masing,” terangnya.

Sementara, Kepala Distanpangan, Dadang Raharja mengakui, bila tahun sebelumnya dilaksanakan program kegiatan serupa telah digulirkan. Namun, sifatnya ada pelatihan teori dan praktek saja.

Bertepatan dengan APBD Tahun Anggaran 2014 ini, pihaknya akan memberikan bantuan stimulan berupa kumbung jamur kepada 10 kelompok tani. “Sepuluh kumbung jamur ini untuk kelompok tani yang belum punya dan belum pernah dibantu,” terang Dadang.

Bantuan tersebut berupa sarana dan prasana untuk budidaya jamur. Bantuan stimulan ini, tegas Dadang, hanya bersifat untuk merangsang para kelompok tani mau terjun dan serius berwirausaha tanaman jamur.

Sebab, tambahnya, jika serius dan tekun wirausaha tanaman jamur ini sangat menguntungkan. Oleh karena itu, pemerintah mendorong warganya untuk mau bertani jamur merang. Terlebih hingga saat ini, pemenuhan permintaan jamur di Kota Tangsel mencapai 1 ton perharinya.

“Permintaan untuk Kota Tangsel saja mencapai 1 ton perhari. Sedangkan kami baru bisa memenuhi 400 kg saja, baru 10 sampai 20 persen saja,” tambahnya. Oleh karena itu, bertani pada bidang tanaman jamur sangatlah menguntungkan.

Menurut Dadang, saat ini saja harga dipasaran per kilogram jarum mencapai Rp 25-28 ribu. Sedangkan jamur bisa dipanen berkali-kali untuk sekali tanam, dengan estimasi modal yang sangat minim.

“Pemkot pun memfasilitasinya dengan kumbung atau tempat menanam jamur sebanyak 10 unit. Jadi masyarakat bisa belajar disini sekalian,” ujar Dadang.

Rencananya, kumbung seluas 4×4 meter itu akan ditambah. Saat ini hanya 10 kedepannya akan ditambah dua kali lipatnya, sehingga diharapkan warga mau ikut terlibat dalam menanam dan memanen jamur.

Di tempat sama, Iwan Saskiawan dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, mengungkapkan bahwa budidaya jamur adalah kegiatan yang sangat menguntungkan.

Media tanamnya menggunakan limbah seperti serbuk gergaji, jerami padi atau limbah kapas. Ditambah lagi nilai gizi yang terkadung dalam komoditi jamur sangat sangat tinggi.

“Semua orang mengetahui nilai gizi jamur itu tinggi. Kemudian bisa memberdayakan masyarakat karena bisa dilakukan oleh tingkat keluarga serta industri,” ungkap Iwan.

Kemudian limbah media tanam jamur bisa dipergunakan untuk pupuk organik atau kompos. Saat ditanyakan soal tips dan trik yang sangat bermanfaat bagi para kelompok tani budidaya jamur.

Iwan memaparkan, budidaya ini adalah perpaduan antara seni dan pengetahuan (art and sciene). Kelompok tani pemula mesti mengetahui apa itu jamur. Seninya mencakup kesungguhan untuk menjalankan kegiatan budidaya jamur.

“Jadi kalau ditanya triknya apa ya itu tadi, harus sungguh-sungguh. Karena menurut saya (budidaya) jamur itu tidak susah, gampang sekali. Asalkan tahu dasarnya dan bisa dilakukan dengan sungguh-sungguh,” paparnya.

Salah seorang peserta, Rusdi (40), mengaku jika memanen jamur sebenarnya sudah dilakukannya sejak setahun terakhir. Dia mengaku lebih menguntungkan bertani jamur dibandingkan tanaman lain. **Baca juga: Potensi Bisnis Pepes Batari, Butuh Dukungan Pemerintah.

“Sudah nyoba beberapa jenis tanaman, memang yang paling untung jamur merang ini. Asal konsisten saja melakukannya,” ungkap Rusdi. Hingga kini, keuntungan perbulannya yang didapat Rusdi mencapai Rp 3-5 juta.(yud)

Print Friendly, PDF & Email