oleh

Website Bingung

image_pdfimage_print

Saya termasuk orang yang kurang suka mengamati website pemerintahan tingkat kota dan kabupaten. Tapi karena wartawan kami menulis soal website Pemkot Tangerang Selatan yang sudah lama ’ditelantarkan’ dalam artian tidak di update, terpaksa juga iseng-iseng saya jenguk, pingin tau.

Ternyata begitu dibuka home nya, memang benar, selain sudah lama tidak di update, juga lumayan membingungkan, karena ada judul rubrik ‘Advetorial‘ di bahagian centrin, sementara isinya seputar hasil seleksi kompetensi bla..bla..bla., hasil tes kesehatan bla..bla..bla….

Sepanjang pemahaman saya, pengunaan kata advertorial itu mengindikasikan konten yang diusung adalah bentuk periklanan, disajikan dengan gaya bahasa jurnalistik. Sebab advertorial itu sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris, yakni Advertising dan Editorial. Dan biasanya pihak yang memproduksi atau menerbitkan advetorial itu mendapat bayaran dari pihak objek yang ditulis, baik perorangan atau lembaga.

Informasi yang diperoleh, sejak lama Website yang beralamat http://www.tangerangselatankota.go.id memang terkesan tidak serius diurus, padahal konon menurut kabar burung, anggarannya lumayan keren, sampai menyentuh miliaran rupiah untuk media, iklan dan kehumasan. Meski soal anggaran ini perlu dikonfirmasi keakuratannya.

Untuk sebuah kota yang menyandang motto : Cerdas, Modern, Religius, memang tak layaklah punya website seperti itu, karena bila dicari, tak tau dimana letak cerdas-nya, dimana pula letak modern-nya, apalagi letak religus-nya, sebab tak ada kanal yang mencerminkan religius, yang mungkin bisa ditampilkan dengan rubrik yang dikelola MUI atau Kemenag atau pihak-pihak lain yang sesuai.

Kemudian ketika membuka kanal LPSE, lagi-lagi menimbulkan pertanyaan yang rada bingung, kok pekerjaan-pekerjaan yang dilelang nilainya kecil-kecil ya, apa memang tak ada proyek diatas satu miliar di kota ini.Tapi kalau memang tidak ada, konten yang disajikan dalam LPSE itu memang sudah benar.

Pembuatan website resmi pemerintahan di seluruh dunia ini, hakikatnya difungsikan sebagai alat pencapaian good governance, melalui pembentukan program e-government. 

Dan untuk itu World Bank punya catatan tiga point penting yang harus dipenuhi.

Pertama; publish, dimana informasi-informasi dan data pemerintah harus di update secara berkala dan terus menerus, sehingga publik dengan mudah bisa mengakses informasi dan data dimaksud. 

Kedua, interact, dimana website pemerintah harus mampu menjalin komunikasi dua arah, tidak sekedar menyajikan one way information, atau sekedar menampung saran kritik yang tak jelas kapan dijawab.Dalam interact ini, warga kota dapat melakukan diskusi langsung dalam bentuk chatting, tele-conference, web-TV dan seterusnya, maupun dalam bentuk yang tidak langsung lewat e-mail, ask question, mailing list, dan lain-lain.

Ketiga adalah transact, dimana website pemerintah di kota cerdas seharusnya juga sudah menjadi media transaksi bagi seluruh pambayaran jasa pemerintahan, sehingga warga yang berurusan dengan pembayaran jasa pemerintahan, tak perlu lagi harus berepot-repot keluar rumah memacetkan jalan, atau mendatangi kantor-kantor pembayaran jasa sehingga membuat antrian panjang di kantor tersebut.

Selain hal-hal yang sudah disebut diatas, penampilan dan kehandalan sebuah website juga ditentukan oleh orang belakang layar website yang bersangkutan. Kalau kompetensinya tak cukup, pastilah website -nya acak kadul tak jelas juntrungannya.

Yang lain lagi adalah, soal tampilan keindahan lewat template, serta kekuatan server/hosting. Kalau yang digunakan template yang gratisan misalnya dari je edenite, pastilah hanya bisa tampil ala kadarnya. Atau server yang digunakan setara dengan toko online mini, ya pasti juga akan repot dalam hal urusan upload dan download content.

Tapi apapun itu, website di kota bermotto cerdas haruslah memanuhi kriteria yang dilansir oleh World Bank, jangan dibiarkan jadi website bingung apalagi sampai membingungkan.(zoelfauzilubis@yahoo.co.id)

 

Print Friendly, PDF & Email