oleh

Warga Tak Mampu di Tigaraksa Belum Tersentuh Bantuan Pemerintah

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang warga Kampung Kedongdong, RT 2/RW 4, Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa bernama Suhandi (44) belum tersentuh bantuan pemerintah. Di mana selama 24 tahun Suhandi tinggal di gubuk reot.

Suhandi yang sering disapa Gepeng, tinggal seorang diri tanpa adanya anak dan istri. Sehari-harinya, Suhandi bekerja sebagai seorang pemulung dengan penghasilan Rp20 ribu per satu hari.

“Terkadang jika ia sedang tidak memiliki uang untuk makan, dia mendapat bantuan dari tetangga dan saudara-saudaranya. Kerja saya serabutan, kadang sehari dapat Rp20 ribu. Dari hasil mulung besi atau barang-barang bekas, seperti gelas plastik, botol plastik, ” kata Suhandi di Pasir Nangka, Senin (23/11/2020).

Selain mengumpulkan barang-barang bekas, Gepeng bekerja sebagi tukang gali septiktenk, membersihkan drainase, dan pasang pipa, apapun dia lakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Gepeng merupakan anak, ke 2 dari 8 bersaudara. Tetapi hanya ada dua saudaranya yang dekat dengan Suhandi, yaitu Usup Supandi anak pertama dan Neneng, anak ke 5.

“Saya anak ke dua, dari 8 bersaudara. Cuma ya saudara saya juga perekonomiannya tidak jauh berbeda dengan saya. Apa saja saya kerjakan yang penting halal, dan bisa buat makan,” katanya.

Menurut Gepeng, selama ia hidup dengan serba kekurangan tersebut, tidak pernah ada bantuan sosial dari Pemerintah yang menghampirinya. Katanya, terkadang dia sempat iri dengan warga lain yang memiliki penghasilan yang cukup, tempat tinggal yang layak, tetapi mendapat bantuan sosial seperti BPNT, PKH, dan BLT, Covid-19.

Sementara dirinya yang hanya bekerja sebagai serabutan, tempat tinggal yang kumuh, bahkan lantainyapun beralaskan tanah, dan tembok bilik rumah yang nyaris roboh, tidak pernah mendapatkan bantuan tersebut.

**Baca juga: Sambangi Komisi VIII DPR, GANN Dapat Dukungan Ali Taher Berantas Narkoba

“Sudah 24 tahun menjalani kehidupan yang serba kekurangan ini. Namun, tidak pernah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah, baik BPNT, PKH, Bansos Covid-19. Kadang saya suka iri. Mereka yang mampu bisa dapet, kok saya yang seperti ini kenapa tidak dapat, ” pungkasnya (vee)

Print Friendly, PDF & Email