Meski demikian, aparat Pemkab Tangerang terkesan membiarkan adanya praktik prostitusi tersebut. Padahal aktivitas itu termasuk panyakit masyarakat.
Pantauan, sedikitnya lima lokasi warem sebagai tempat mangkal para wanita penghibur yang melayani plus-plus. Warem tersebut terbilang rapi. Sebab berkedok warung kopi. Padahal di belakang warung-warung tersebut tersedia kamar-kamar.
Menurut warga setempat M Wahid, maraknya aktivitas warem ini disebabkan jauh dari pemukiman warga. “Warem-warem ini sudah lama beroperasi, tapi dibiarkan berkembang,” katanya Sabtu (12/1/2013) dini hari.
Wahid menegaskan, lebih ironisnya di Desa Sumurbandung ini banyak berdiri pondok-pondok pesantren. “Saya yakin, pemimpin ponpes ini tidak tahu kalau ada warem mesum. Kalau tahu pasti sudah diobrak-abrik,” katanya.
Ia berharap Pemkab Tangerang khususnya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP untuk bisa turun tangan Dan menertibkan warem-warem mesum tersebut.(dre/*)