oleh

Wah, Tahu dan Tempe Bakal Menghilang Tiga Hari

image_pdfimage_print

Kabar6-Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) tingkat pusat telah menyerukan kepada seluruh pengrajin agar melakukan mogok produksi.

Ajakan itu ditenggarai akibat harga komoditi bahan kedelai import yang terus melonjak lantaran kurs mata uang melemah terhadap dollar.

“Surat ajakan demonya sudah saya dapat. Tapi belum ngerti tanggal berapa,” ujar Yanto, pengrajin tempe di Kedaung, Kecamatan Pamulang, yang ditemui kabar6.com dikediamannya, Senin (26/8/2013).

Dari surat yang dikeluarkan Puskopti DKI Jakarta dengan Nomor 43/org/VIII/13 ini. Seluruh pengrajin tahu dan tempe diinstrusikan agar melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari.

Menurut Yanto, biasanya bertepatan dengan pelaksanaan mogok produksi ada utusan melakukan pantauan. Lokasi yang biasa dipantau yakni di titik-titik sentra pengrajin sentra lapak pedagang tahu dan tempe di pasaran.

“Biasa mas, bilangnya harus solidaritas antar sesama pengrajin tahu tempe. Kalau sudah mogok produksi ya pastinya menghilang di pasar-pasar, karena kita buat juga percuma bakalan enggak diacak-acak barang kita di pabrik,” jelasnya.

Berbeda dengan penuturan yang disampaikan Ade Kamil, pengrajin tahu di kampung Rawa Lele, Jombang, Kecamatan Ciputat. Instruksi untuk melakukan aksi mogok produksi tidak pernah digubris olehnya.

“Dari dulu kan selalu begitu (demo) tapi mana hasilnya, enggak ada kan. Dan malahan kita sendiri yang rugi karena mau makan dari mana pekerja saya kalau berhenti produksi,” terangnya.

Hal terpenting yang harus dipikirkan oleh pengurus di Puskopti, menurut Ade, idealnya terus mendorong agar pemerintah pusat bisa memproduksi kedelai secara mandiri.

Sehingga tidak terus-menerus mengandalkan hasil import lantaran harganya bergantung pada kurs mata uang asing.

“Jaman dulu mah pengrajin tempe gampang maju dan berkembang. Sekarang biaya produksi bisa balik modal aja udah bersyukur,” ujar Ade.(yud)

Print Friendly, PDF & Email