oleh

Waduh, PO Kramat Jati Pamulang Pakai Ban Vulkanisir

image_pdfimage_print

Kabar6-Inspeksi mendadak petugas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menemukan sejumlah kondisi tak layak armada angkutan lebaran. Padahal hal tersebut berkaitan dengan keselamatan arus mudik.

 

 

 

“Ada kaca bagian depan yang bolong dan ditambal serta ban vulkanisir,” ungkap Kepala Bidang Angkutan, Wijaya Kusuma, di PO Kramat Jati jalan Raya M Toha KM 1 Gaplek, Pamulang, Senin (29/7/2013).

 

Menurut Wijaya, kacang bolong resistensinya sangat besar jika diterpa angin kencang. Bila kaca tersebut pecah maka dapat membahayakan awak supir dan bisa menyebabkan kecelakaan.

 

Sedangkan ban vulkanisir masih jadi pilihan pengusaha bus untuk menyiasati mahalnya biasa operasional. Dishubkominfo Tangsel sendiri, terang Wijaya, telah meminta kepada pengusaha angkutan tidak digunakan.

 

“Tidak boleh pake ban vulkanisir. Itu sangat berbahaya karena kualitasnya yang jauh berbeda dengan ban original,” ucap Wijaya Kusuma, Kabid Angkutan Dishubkominfo Kota Tangsel.

 

Masih menurut Wijaya, apabila pengusaha tetap nekat menggunakan ban vulkanisir maka pihaknya tidak akan mentolelir. Salah satunya dengan tidak memberikan ijin berupa stiker angkutan mudik lebaran kepada perusahaan oto bus dimaksud.

 

“Kami tidak berikan ijin berupa stiker angkutan mudik lebaran tahun 2013 kepada pengusaha bus yang menggunakan ban vulkanisir,” katanya.

 

Sementara itu, Tim Operasional PO Kramat Jati, Dadang Suhaya mengatakan pilihan menggunakan ban vulkanisir merupakan salah satu cara untuk mengurangi biaya operasional.

 

Menurutnya, penggunaan ban vulkanisir tidak terlalu membahayakan selama memang masih mengikuti prosedur. Salah satunya soal waktu penggunaan ban.

 

“Selama mengikuti prosedur, penggunaan ban vulkanisir tidak jadi masalah,” ujarnya.

 

Menurutnya, saat ini kondisi infrastruktur jalan membuat umur ban tidak bertahan lama. Terangnya, untuk ban asli dengan kondisi jalan saat ini hanya mampu bertahan tiga bulan.

 

Apalagi, mayoritas jalan saat ini sudah menggunakan jenis beton, tidak lagi aspal. Menurut Dadang, jalan yang terbuat dari aspal masih lebih bersahabat dengan ban dibandingkan beton, dalam artian soal usia pakai ban.

 

“Ban original saat ini hanya mampu bertahan tiga bulan. Apalagi untuk jurusan bus yang melalui jalur Pantura. Jadi salah satu cara untuk mengurangi biaya operasional dengan menggunakan ban vulkanisir,” ujarnya.(yud)

Print Friendly, PDF & Email