oleh

Usai Diperlebar Jalan Bhayangkara dan Rawa Buntu Banjir, Benyamin: Drainase Tidak Menampung

image_pdfimage_print

Kabar6-Dua ruas jalan yaitu Jalan Rawa Buntu dan Jalan Bhayangkara terendam banjir pada Sabtu 10 September 2022.

Padahal, kedua ruas jalan yang berada di Kecamatan Serpong dan Serpong Utara itu baru saja selesai diperlebar pada tahun 2021.

Warga hingga pengendara yang melewati dua ruas jalan tersebut mengaku mengeluh setiap hujan deras tiba. Seperti warga Pakualam, Serpong Utara, Oji (36) menerangkan, banjir di Jalan Bhayangkara sudah menjadi rutinitas disetiap hujan deras. Bahkan, saat ini air lebih cepat naik.

“Usai pelebaran jalan, Jalan Bhayangkara lebih cepat naiknya, dan lebih lama surutnya,” ujarnya kepada Kabar6.com, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, pengendara motor yang melewati Jalan Bhayangkara, Anto mengaku air di Jalan Bhayangkara lebih dalam dari Jalan Raya Serpong.

“Jalan disini lebih dalam daripada yang di Jalan Raya Serpong,” paparnya, Sabtu (10/9/2022).

Kemudian, warga Rawa Buntu, Serpong yang terdampak banjir, Syahroni (24) menerangkan, pada banjir beberapa waktu lalu, air menggenangi hingga sebetis orang dewasa. “Sampai masuk ke dalam Puskesmas sama Masjid yang ada di pinggir jalan,” ungkapnya.

Akibat air yang menggenang, arus lalu lintas menjadi terhambat. Sebab, kendaraan hanya bisa melintasi sisi kanan jalan yang memiliki permukaan lebih tinggi. “Macet banget arah keluar-masuk BSD,” imbuhnya.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie menerangkan, kedua ruas jalan tersebut meskipun banjir, tetapi air cepat surut.

“Jalan Raya Rawa Buntu saya mendapatkan berita jam 5 sore banjir, saya cek jam 6 setelah sholat maghrib itu sudah surut. Bhayangkara juga demikian,” ungkapnya kepada Kabar6.com, ditulis Senin (12/9/2022).

**Baca juga: Puluhan Sepeda Motor Mogok Terendam Banjir di Jalan Bhayangkara

Menurut Benyamin, banjir di kedua ruas jalan tersebut dikarenakan debit air hujan yang begitu tinggi, sehingga drainase di jalan tersebut tidak mampu menampung air dan tumpah ke jalan.

“Debit airnya dan curah hujan yang sangat tinggi pada waktu itu, sehingga drainase kita tidak bisa menampung sehingga tumpah ke jalan,” tutupnya.(eka)

Print Friendly, PDF & Email