1

Upacara 17 Agustus 2024 di IKN: Untuk Siapa?

Kabar6.com

Kabar6-Seiring mendekatnya Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia yang ke-79, rencana pemerintah untuk menggelar upacara di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi topik hangat.

Tidak dapat disangkal bahwa kesiapan infrastruktur di IKN, termasuk bandara VVIP, masih jauh dari target. Namun, upacara 17 Agustus di IKN tetap dianggap penting oleh beberapa pihak dan memiliki beberapa tujuan strategis yang ingin dicapai. Pertanyaannya adalah, apakah tujuan-tujuan ini benar-benar melayani kepentingan rakyat Indonesia?

*Kesempatan Menunjukkan Komitmen*

Pertama, upacara ini dianggap sebagai kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia serius dan berkomitmen dalam proyek pemindahan ibu kota.

Ini adalah momen krusial yang akan diawasi oleh komunitas bisnis dan investor untuk menilai prospek masa depan IKN. Pemerintah ingin menunjukkan bahwa meskipun ada banyak tantangan, proyek ini tetap berjalan dan memiliki dukungan penuh dari pemerintah pusat.

**Baca Juga: UNUSIA & PCI NU UK Gelar PkM Internasional di Inggris Raya

*Mendongkrak Daya Tarik Investor*

Kedua, keberhasilan upacara ini diharapkan dapat mendongkrak daya tarik IKN bagi para investor. Mereka akan melihatnya sebagai tanda bahwa pemerintah mampu mewujudkan proyek besar ini, meskipun ada tantangan yang harus dihadapi.

Sebaliknya, jika acara ini gagal, bisa menjadi peringatan bahwa ada masalah mendasar yang belum terselesaikan, yang dapat menurunkan kepercayaan investor. Dalam konteks ini, upacara 17 Agustus di IKN dipandang sebagai ujian penting untuk menunjukkan bahwa proyek IKN bukan sekadar janji, tetapi suatu kenyataan yang sedang diwujudkan.

Namun, perlu diakui bahwa upacara 17 Agustus di IKN sebenarnya lebih penting bagi Presiden Jokowi dan keberlanjutan IKN sendiri, bukan bagi rakyat. Bagi rakyat, yang lebih penting adalah merdeka dari beban harga tinggi, dari utang pinjol, dan dari pengangguran serta kemiskinan.

Jadi, ada perbedaan urgensi 17 Agustus di IKN dari perspektif pemimpin dan rakyat yang ternyata berbeda.

*Perbedaan Kepentingan Antara Pemimpin dan Rakyat*

Dari perspektif rakyat, kemerdekaan sejati berarti terbebas dari beban ekonomi yang berat. Harga kebutuhan pokok yang terus merangkak naik, utang pinjaman online yang mencekik, serta tingkat pengangguran dan kemiskinan yang masih tinggi adalah masalah-masalah nyata yang dihadapi rakyat setiap hari.

Bagi mereka, upacara kemerdekaan seharusnya menjadi simbol bahwa pemerintah peduli dan bekerja keras untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Namun, saat ini, terlihat ada perbedaan kepentingan yang cukup signifikan antara elit dan rakyat. Bagi elit politik dan ekonomi, termasuk Presiden Jokowi, upacara di IKN adalah kesempatan untuk menunjukkan keberhasilan proyek ambisius ini kepada dunia.

Namun, bagi rakyat, acara ini mungkin terlihat seperti pengalihan dari masalah-masalah yang lebih mendesak yang mereka hadapi sehari-hari.

*Momen untuk Rakyat, Bukan Hanya Untuk Elit dan Investor*

Upacara di IKN seharusnya bukan untuk Jokowi, bukan untuk investor, melainkan sejatinya untuk rakyat Indonesia.

Upacara ini seharusnya mencerminkan aspirasi dan kebutuhan rakyat, bukan hanya sekadar menjadi ajang pamer bagi pemerintah kepada komunitas internasional dan para investor.

Terkesan saat ini pemerintah dalam menyelenggarakan upacara melayani upacara tersebut untuk para investor, elit undangan, sehingga begitu memaksakan diri untuk memastikan dapat dilakukan sebaik mungkin. Padahal, memperhatikan kebutuhan dan aspirasi rakyat juga sama pentingnya.

Pemerintah harus memastikan bahwa upacara ini bukan hanya menjadi simbol komitmen terhadap proyek IKN, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka mendengarkan dan merespons kebutuhan rakyat.

Upacara kemerdekaan seharusnya menjadi momen refleksi tentang apa yang telah dicapai dan tantangan apa yang masih harus dihadapi untuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

*Menghindari Perbedaan Gap Kepentingan*

Perbedaan gap kepentingan antara elit dan publik sebaiknya dihindari. Pemerintah harus lebih peka terhadap apa yang dirasakan dan dibutuhkan oleh rakyat. Merdeka dari beban harga tinggi, dari utang pinjol, dan dari pengangguran serta kemiskinan adalah kemerdekaan yang sejati bagi rakyat.

Oleh karena itu, upacara kemerdekaan di IKN harus menjadi cerminan dari komitmen pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi rakyat, bukan sekadar simbol untuk menarik perhatian investor.

Penting untuk diingat bahwa upacara ini bukan hanya tentang menunjukkan kesiapan IKN sebagai ibu kota baru, tetapi juga tentang menunjukkan bahwa pemerintah peduli dan bekerja untuk kesejahteraan rakyat.

Ketika rakyat melihat bahwa pemerintah benar-benar bekerja untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi, kepercayaan dan dukungan terhadap proyek IKN dan pemerintah secara keseluruhan akan meningkat.

Memang benar bahwa kesiapan infrastruktur di IKN masih jauh dari target, dan menggelar upacara 17 Agustus di sana memiliki beberapa tujuan strategis.

Namun, upacara ini harus dilihat dalam konteks yang lebih luas. Bukan hanya sebagai kesempatan untuk menunjukkan komitmen kepada dunia dan mendongkrak daya tarik investor, tetapi juga sebagai momen untuk menunjukkan komitmen pemerintah terhadap rakyat.

Upacara ini harus menjadi simbol bahwa pemerintah mendengarkan dan bekerja keras untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi rakyat.

Pemerintah harus memastikan bahwa persiapan dilakukan sebaik mungkin untuk meminimalkan risiko kegagalan, sambil tetap memperhatikan kebutuhan dan aspirasi rakyat.

Dengan demikian, upacara 17 Agustus di IKN dapat benar-benar menjadi momen yang berarti bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya bagi elit dan investor serta keberlanjutan IKN semata.(Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik dan Ekonomi UPN Veteran Jakarta)