oleh

Uang PKH di Pakuhaji Diduga Digelapkan Oknum Pendamping

image_pdfimage_print

Kabar6-Sejumlah penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) di Kampung Kalibaru, Desa Kalibaru, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang mengeluh. Pasalnya, dana PKH yang harus mereka terima pada Agustus dan September sebesar Rp1 juta per penerima manfaat diduga digelapkan oleh oknum pendamping.

Salah seorang penerima manfaat bantuan PKH, warga Kampung Kalibaru RT 02 RW 01, Desa Kalibaru Nunung menuturkan, pengelapan bantuan dana PKH milik dirinya berawal saat dirinya didatangi pendamping PKH berinisial SA untuk meminta kartu ATM dengan dalih pencairan dana PKH akan dicairkan secara kolektif dengan penerima PKH yang lain di Desa Kalibaru.

“Selain bilang akan dicairkan secara bersama-sama dengan penerima bantuan PKH lainnya. Pendamping juga bilang, bila tidak memberikan kartu ATM, saya tidak akan menerima bantuan PKH lagi ke depannya,” tutur Nunung menirukan ucapan oknum pendamping PKH berinsial SA, Senin (17/9/2018).

Merasa diancam, lanjut Nunung, dirinya terpaksa memberikan kartu ATM tersebut kepada pendamping, namun setelah ditunggu dana bantuan PKH tidak kunjung cair. Akhirnya, dirinya memberanikan diri datang ke salahsatu Bank penyalur bantuan di Kecamatan Teluknaga untuk menayakan pencairan.

“Ternyata, berdasarkan keterangan pihak Bank peyalur, bantuan dana PKH milik saya sudah dicairkan dua kali pada Kamis (23/8/2018) dan Kamis (6/9/2018), pegawai Bank juga memperlihatkan bukti pencairan dengan melakukan print out rekening,” kata Nunung sambil memperlihatkan bukti print out rekening miliknya.

Nunung menambahkan, setelah mengetahui dana bantuan PKH sudah dicairkan. Akhirinya dirinya menayakan ke pendamping tersebut, namun pendamping meyebutkan bahwa dana bantuan PKH miliknya belum cair. Padahal, berdasarkan bukti print out rekening dana bantuan PKH sudah dicairkan.

“Dana bantuan PKH di Desa lainnya juga sudah cair. Kok dana bantuan PKH milik saya belum cair-cair kata pendamping,” ujarnya.

Senada disampaikan, Jumsin, penerima manfaat bantuan PKH warga Kampung Kalibaru RT 02 RW 01, Desa Kalibaru mengatakan, dugaan pengelapan dana bantuan PKH yang dilakukan pendamping berinisial SA bukan saja dialami Nunung, namun dirinya dan sejumlah penerima di Desa Kalibaru pernah mengalami hal serupa dengan waktu pencairan yang berbeda.

“Modus pendamping mengelapkan dana bantuan PKH peneriama di Desa Kalibaru dengan cara mengumpulkan kartu ATM. Setiap pencairan pasti saja ada dua penerima dana bantuan PKH di Desa Kalibaru yang tidak diberikan. Padahal sudah cair,” katanya.

Saat ditanya, bila pendamping yang mencairkan harus mengunakan Personal Identification Number (PIN) kartu ATM, Jumsin mengatakan, pihak BANK memberikan kartu beserta PIN ATM melalui pendamping. Namun, pendamping hanya memberikan kartu ATM saja kepada penerima PKH tanpa memberitahukan PIN ATM. “Pendamping hanya memberikan kartu ATM tidak memberikan PIN ATM kepada penerima bantuan PKH di Desa Kalibaru,” katanya.

Siti Rohmah, penerima bantuan PKH di Kampung Kalibaru lainnya mengatakan, dana bantuan PKH yang tidak disalurkan oleh pendamping bukan saja dialami Nunung dan Jumsin namun bantuan PKH dirinya juga pernah tidak disalurkan selama dua bulan sebesar Rp1 juta. “Bantuan PKH satu bulan Rp500 ribu. Punya saya tidak diberikan dua bulan berarti Rp1 juta oleh pendamping dengan dalih belum cair,” katanya.

Siti menambahkan, bantuan PKH sangat bermanfaat untuk dirinya dan sejumlah warga Kampung Kalibaru yang kurang mampu secara ekonomi untuk membiaya anak sekolah. Artinya, dengan tidak disalurkan bantuan tersebut berimbas terhadap pendidikan anaknya. Padahal, selama ini penerima bantuan PKH di Desa Kalibaru tidak mempermasalahkan ada pemotongan sebesar Rp10 ribu yang dilakukan oleh pendamping.

“Kami sudah rela dana bantuan yang setiap cair dipotong Rp10 ribu oleh pendamping. Tapi tolong jangan semuanya di ambil,” ujarnya.**Baca Juga: Pembacaan Kitab Manaqib Syaikh Abu Bakar bin Salim di Pamulang Kondusif.

Sementara itu, SA pendamping PKH Desa Kalibaru tidak mau memberikan jawaban kepada wartawan saat ditemui salahsatu warung di pertigaan Kecamatan Kronjo. Meski wartawan mencecar beberapa pertayaan.

“No comment,” singkatnya sabil bergegas pergi.(vero)

Print Friendly, PDF & Email