oleh

TNUK Banten Klaim Populasi Badak Bercula Satu Menyusut

image_pdfimage_print

Kabar6-Badak bercula satu semakin langka di Banten. Setidaknya, fakta itu bisa dilihat di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

Demikian diungkap Kepala TNUK Banten, Mochamad Haryono, saat menyampaikan perkembangan badak bercula satu di Pendopo Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Selasa (7/7/2015).

Bila pada tahun 2011-2013, tercatat ada 60 individu. Lalu tahun 2014 terekam ada 1 individu dan ditemukan empat badak mati. Totalnya minimum 57 individu.

“Kenapa kita memakai minimum, karena kita menduga masih ada badak yang tidak terekam dengan jangkauan kamera kami,” kata Haryono lagi.

Sepanjang tahun 2011-2013, TNUK Banten telah memiliki album foto dan video setiap individu badak bercula satu yang di ambil melalui 100 kamera trap yang dipasang ditengah hutan.

Petugas TNUK pun terus memonitoring perkembangan badak yang sangat langka dan telah dilindungi melalui PP nomor 7 tahun 1999 tentang satwa langka.

Monitoring menggunakan kamera trap sendiri baru dilakukan semenjak tahun 2010. Dimana, semenjak monitoring pertama di tahun 1967 hingga 2009 masih menggunakan cara manual. Yakni menghitung jejak kaki badak yang terlihat di tanah.

“Kita bagi ada 4 tim pengawas. Setiap tim 1 orang TNUK dan 7 masyarakat. PNS nya hanya 115,” terangnya.

Data yang diperoleh melalui kamera trap tersebut kemudian di olah berdasarkan ada tidaknya culah, lalu dibagi lagi kepada sendiri atau bersama induknya.

Ketika bersama induknya, dia berati masih anak-anak. Ketika sendiri dia remaja atau dewasa. Lalu dibagi lagi warna kulit, ada yang abu-abu dan warna gelap. Lalu dilihat kerutan mata, kerutan wajah, lipatan leher, ekor, dan telinganya.

“Membedakan badak hampir sama dengan membedakan sidik jari manusia. Posisi telinga, setiap badak berbeda-beda,” jelasnya.

Sepanjang monitoring tahun 2014, pihak TNUK berhasil mengababdikan 12.016 gambar. Dimana 570 gambar badak, 6.531 satwa lain diluar badak an 4.915 non satwa, seperti pohon.

Berdasarkan data tersebut, gambar badak terbanyak yang bisa di ambil pada bulan september hingga november. Sedangkan waktunya berada di kisaran pukul 18.00 WIB-20.00 WIB, sedangkan yang paling sedikit terambil gambarnya di sekitaran pukul 12.00 WIB-14.00 WIB.

“Badak lebih banyak aktif di pantai. Badak sewaktu-waktu butuh ‘mengasin’ untuk menghilangkan kutu ditubuhnya. Macan tutul dan anjing hutan menjadi ancaman bagi anak badak,” tegasnya. **Baca juga: Oknum Polisi Diduga Hajar Juru Parkir Hingga Tewas.

Perlu diketahui bahwa luas TNUK adalah 38 ribu hektar. Daerah yang tidak baik untuk kehidupan badak adalah perbukitan karena daerahnya terjal.(tmn/din)

Print Friendly, PDF & Email