oleh

Tim Ilmuwan Hidupkan Lagi Virus Purba Siberia yang Berusia 48.500 Tahun

image_pdfimage_print

Kabar6-Gabungan tim ilmuwan yang berasal dari Rusia, Prancis, dan Jerman, menghidupkan kembali virus kuno yang membeku selama puluhan ribu tahun. “Virus semacam itu masih mampu menginfeksi organisme hidup,” terang tim internasional setelah mereka mengamati total sembilan virus purba yang ditemukan di permafrost Siberia, yang menginfeksi ameba di laboratorium.

Disebutkan, virus paling kuno yang baru ditemukan berusia hampir 50 ribu tahun. “48.500 tahun adalah rekor dunia,” ungkap Jean-Michel Claverie, anggota tim dan peneliti di Universitas Aix-Marseille di Prancis.

Tim ilmuwan mempelajari total tujuh virus purba dalam studi terbarunya. Sebelumnya, tim ilmuwan ini telah berhasil menghidupkan kembali dua virus purba lainnya, yang berusia 30 ribu tahun. Melansir Iflscience, virus yang ditemukan dan dihidupkan kembali oleh tim tersebut dianggap sebagai yang paling kuno yang pernah dihidupkan kembali. Meski demikian, beberapa peneliti lain mengklaim telah menghidupkan kembali bakteri, yang dikatakan berusia hingga 250 juta tahun.

Semua virus yang dihidupkan kembali oleh tim termasuk jenis pandoravirus, sekelompok virus raksasa yang hanya mampu menginfeksi organisme bersel tunggal seperti ameba. ** Baca juga: Mengerikan, Suku Yanomami di Brasil Mengubur Orang Mati dengan Cara Memakan Dagingnya

“Namun, fakta bahwa kesembilan virus purba masih mampu menginfeksi sel hidup setelah menghabiskan puluhan ribu tahun di permafrost berarti bahwa virus lain yang berpotensi menularkan tumbuhan, hewan, atau bahkan manusia, yang terperangkap di sana dapat dilepaskan, dan dihidupkan kembali, juga,” papar para ilmuwan memperingatkan.

“Ada bahaya yang nyata,” tambah Claverie. “Ada bakteri dan virus yang keluar setiap hari. Namun, tidak mungkin untuk secara tepat menentukan tingkat potensi bahaya saat ini.”

Rusia telah memperingatkan tentang bahaya yang mungkin timbul akibat pencairan permafrost yang terus berlanjut akibat perubahan iklim.

“Mencairkan tanah yang telah sangat beku selama berabad-abad, jika tidak selama ribuan tahun, masih dapat mengandung beberapa spora bakteri dan virus ‘zombie’ yang layak,” ungkap Nikolay Korchunov, perwakilan senior Rusia untuk Dewan Arktik pada 2021.

Moskow menganggap bahayanya cukup serius untuk meluncurkan proyek keamanan hayati dan meminta semua negara Dewan Arktik lainnya untuk bergabung. Selain Rusia, organisasi antarpemerintah termasuk AS, Kanada, Denmark, Norwegia, Islandia, Finlandia, dan Swedia.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email