oleh

Terkait Kanker Langka, Prancis Larang Implan Payudara

image_pdfimage_print

Kabar6-Payudara menjadi salah satu keistimewaan dari tubuh wanita. Namun seiring dengan bertambahnya usia, seringkali bagian tubuh ini tidak lagi seindah dulu. Kondisi ini membuat sebagian wanita melakukan implan payudara untuk memperbaiki penampilan.

Implan payudara karena alasan kosmetik, umumnya bertujuan untuk memperbaiki penampilan, melalui pembesaran atau pengencangan payudara. Pada prosedur pemasangan silikon implan, silikon gel dimasukkan ke dalam payudara dengan cara membedah daerah sekitar payudara, lalu gel diletakkan di atas atau bawah otot dada.

Namun kini Prancis telah melarang beberapa jenis implan payudara bertekstur yang telah dikaitkan dengan bentuk kanker yang langka. Larangan yang berlaku akhir pekan lalu ini mencakup implan makro-bertekstur dan poliuretan telah diumumkan oleh Badan Nasional Prancis untuk Keamanan Obat dan Produk Kesehatan (ANSM) dalam surat kepada produsen.

Implan, melansir medicalxpress, ditandai dengan permukaan Velcrolike bertekstur yang melekat pada jaringan payudara, diduga terkait dengan limfoma sel besar anaplastik, suatu bentuk kanker yang langka. Sejak 2011, sebanyak 59 kasus telah dicatat di Prancis, menurut ANSM sebagian besar wanita yang terkena penyakit ini memiliki implan payudara bertekstur. Meskipun badan keamanan tidak menemukan hubungan sebab akibat antara kanker dan implan, pihaknya memberlakukan larangan itu sebagai tindakan pencegahan.

Keputusan Prancis minggu ini telah memicu reaksi berantai dalam regulator di seluruh benua. Kanada dan Belanda pun mengumumkan rencana serupa untuk menunda penjualan implan payudara bertekstur.

Dalam surat ANSM minggu ini, yang diterbitkan surat kabar Prancis Le Monde di situs webnya, Dr Christelle Ratignier-Carbonneil, wakil direktur jenderal agensi meminta produsen untuk melepaskan implan mereka dari pasar.

Berdasarkan data ANSM, hampir 500 ribu wanita memiliki implan payudara di Prancis. Pada 2018, implan bertekstur makro dan poliuretan mewakili 27 persen dari penjualan. Selama lima tahun terakhir, sekira 70 ribu wanita diperkirakan telah menerima implan yang tidak terlepas atau berotasi, tidak seperti yang mulus.

Seorang aktivis Prancis bernama Joëlle Manighetti yang memulai sebuah blog tentang implan payudara, memuji keputusan tersebut. “Saya sekarang berharap bahwa akan ada tindak lanjut yang serius dari implan payudara lainnya yang masih ada di pasaran,” katanya.

Diketahui, implan payudara mendapat pengawasan di Prancis pada dekade terakhir, dalam kasus penting yang melibatkan perusahaan Poly Implant Prothèse yang dituduh menjual ratusan ribu implan rusak di 65 negara.

Setelah persidangan yang melibatkan lebih dari 7.000 terdakwa, pendiri perusahaan yang bernama Jean-Claude Mas, dan empat mantan karyawan, dinyatakan bersalah atas penipuan yang diperburuk pada 2012. ** Baca juga: Pria Usia 85 Tahun Asal Irlandia Jadi Peserta Tertua dalam London Marathon

Mas yang meninggal pada usia 79 tahun itu, dijatuhi hukuman empat tahun penjara.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email